BAB 1

7 2 0
                                    

Roda kereta kuda berputar melewati jalan  di tengah hutan. Setiap kali melewati akar-akar pohon yang menonjol keluar ke permukaan tanah  kereta itu akan berguncang  dan miring ke sana ke sini, membuat gadis yang   berada di dalamnya merasa akan mati.

"Ahk…" Gadis berambut perak yang sedang terbaring itu mengeluh pelan.  Gadis cantik itu  ingin membuka kedua matanya tapi tidak bisa.

Kepalanya sakit dan tubuhnya terasa remuk seolah  baru saja tertimpa sebuah  batu besar. 

Samar-samar, telinganya mendengar suara kuda yang berlari serta obrolan beberapa pria yang bercerita tentang serigala.

"Aku yakin serigala-serigala itu tidak akan berhenti sampai di sini. Bagaimana menurutmu?"

"Aku juga  berpikir begitu. Mereka sudah lama menyimpan dendam pada Duke. Aku tidak mengira mereka akan masuk ke kastil dan menculik Lady Leona."

Obrolan itu berasal dari dua ksatria yang mengawal  kereta. 

Apakah syuting sedang berlangsung?

 Gadis itu bertanya di dalam benaknya tapi bagaimana itu mungkin dilakukan padahal  kondisinya  sedang buruk.

Karena terlibat skandal dengan seorang pengusaha, reputasinya sebagai aktris menjadi sangat buruk dan orang-orang di lingkungan kerjanya  mulai memperlakukannya dengan seenaknya padahal sebelumnya mereka  memujanya.

Waktu terus berlalu. Setelah berlari seharian, kuda-kuda akhirnya  melewati pintu gerbang kastil Equarone yang berada di wilayah barat Kekaisaran  Backtovia.

Beberapa saat setelah kereta kuda berhenti,  gadis  yang terbaring di dalam kereta itu merasa tubuhnya digendong dan  dibawa berjalan  oleh seseorang.

"Siapa?" Dia membuka bibirnya namun suaranya tidak keluar. Dia merasa adegan ini tidak ada di dalam naskah.

Tidak lama berselang dia merasakan tubuhnya dibaringkan secara perlahan di atas kasur yang empuk dan lembut. 

"Panggilkan dokter sekarang juga."

"Baik Duke "

Dia mendengar suara seorang pria berbicara kepada seorang wanita.

Aarrgh…

Dia mengerang kesal di dalam hatinya ketika tidak bisa membuka kedua matanya. 

Dia ingin sekali melihat hal yang ada  di sekitarnya.

Gadis cantik itu bergumul dengan pikirannya sendiri sedangkan telinganya terus mendengarkan.

"Lady Leona  baik-baik saja. Tidak lama lagi dia akan sadar."

"Kau yakin dengan ucapanmu? Kalau dia tidak sadar sampai besok pagi, aku akan membunuhmu."

Suara pria di dekatnya terdengar sangat  dingin dan mengintimidasi.

"Duke, istirahatlah. Saya  yang akan menjaga Lady Leona. Duke pasti lelah."

Sekarang suara lembut seorang wanita terdengar.  Wanita itu berkata dengan penuh perhatian namun direspons dengan dingin oleh pria itu.

"Diam dan keluar."

Ruangan tiba-tiba menjadi sangat sunyi. Dia merasakan sebuah tangan  mengusap kepalanya dengan lembut. 

"Maaf L. Aku lalai menjagamu, tolong buka matamu  L."

Apakah pria  yang berbicara sekarang adalah pria yang sama dengan pria  yang berbicara dingin tadi? Sekarang nada bicara pria itu terdengar sedih.

Waktu demi waktu berlalu hingga pagi hari tiba, dia  akhirnya membuka kedua matanya  dan sepasang bola  mata berwarna biru kehijauan   terlihat  dengan jelas.

PILIHAN BULANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang