5

428 45 9
                                    

chapter five

"kau tidak bisa lari dariku...." lirih Sion.

Sion meremas kuat pergelangan tangan Saena, gadis itu sudah terus menerus menjerit kesakitan namun jeritannya tidak ia gubris.

air matanya keluar sehingga mengalir deras membasahi pipinya.

pemuda itu menghempaskan tubuh Saena sehingga tubuh gadis itu membentur tembok yang keras dengan kuat.

Saena meringis merasakan sakit di punggung dan pergelangan tangannya.

kedua matanya membola panik ketika Sion mengangkat tongkat baseball itu dan bersiap melayangkan kepadanya.

BUGH!!

dalam sekejap tongkat baseball itu berhasil mengenai tulang rusuk Saena sehingga tulangnya bergeser dan seketika tubuh gadis itu ambruk ke lantai.

"ARGHHH!!" Saena kembali menjerit kesakitan merasakan sakit di bagian tulang rusuknya yang sepertinya sudah bengkok.

mendengar jeritan gadis itu, Sion mengukir senyuman mengerikan. gadis itu mulai ketakutan melihat tatapan Sion yang dilayangkan kepadanya.

"S-Sion, apa yang baru saja kau lakukan?" tanya gadis itu dengan rasa takut yang kini menyelimuti dirinya.

"aku? aku hanya memberikan pelajaran kepadamu"

"apa maksudmu?"

"kau berurusan dengan orang yang salah, Saena. kau pikir aku akan diam saja setelah berani-beraninya kau mencoba untuk mencelakai Yushi, hm?"

deg!

Saena hanya dapat terdiam mematung, sial sekali dirinya ketahuan.

Sion berdecak melihat tatapan Saena yang begitu memuakan, dia segera mengangkat tongkat baseball yang digenggamnya dan bersiap melayangkan kembali pukulan pada Saena.

"SION TIDAKK!!!"

BUGH!!

pukulan itu berhasil mengenai punggung Saena, sehingga gadis itu terbatuk dan memuntahkan darah dari mulutnya.

"uhuk uhuk!!"

untuk kesekian kalinya Sion tertawa keras melihat keadaan gadis itu yang sangat mengenaskan.

"hiks S-Sion... ku mohon hentikan hiks uhuk!!" Saena terisak dan kembali mengeluarkan darah dari mulutnya, namun tidak ada rasa iba di dalam kamus kehidupan Sion.

Sion melemparkan tatapan datarnya kepada Saena yang masih terisak, dalam hatinya ia mengumpati gadis itu dengan berbagai umpatan kasar.

ia kemudian mengangkat kembali tongkat baseball itu, dan berkali-kali memukul tubuh Saena secara brutal.

BUGH! BUGH! BUGH! BUGH!

"AAAKKKHHHH!!!"

gadis itu pun kembali menjerit kesakitan, Sion menghentikan pukulannya. ia memandang puas bahwa sudah banyak memar di tubuh Saena yang melemah.

"hiks hiks sakit...." lirih Saena yang masih sesegukan.

Sion berjongkok melihat Saena yang menunduk dan menangis, kemudian ia mencengkram kuat rahang gadis itu agar mau bertatapan dengannya.

"masih mau menyakiti Yushiku lagi?" tanya Sion penuh penekanan.

Saena hanya menggelengkan kepalanya lemah, tenaganya sudah habis bahkan untuk menjawab pertanyaan Sion pun ia tidak bisa.

Sion dapat melihat gelengan lemah dari gadis itu, namun ia tidak memiliki rasa kasihan sedikit pun pada Saena. kedua tangan Sion kini beralih ke leher Saena.

Saena kembali panik ketika merasakan kedua tangan Sion kini bertengger di lehernya.

"Sion apa yang kau lakukan- AKHH!!"

tanpa rasa belas kasihannya, Sion mencekik kuat leher Saena.

"hiks Sion, ku mohon ughh!" perempuan itu menangis kencang, nafasnya tertahan karena lehernya dicekik kuat.

Sion tidak menggubris permohonan Saena, ia semakin kuat mencekik leher gadis itu.

"akhhh please....."

semakin Saena memohon, semakin melemah pula suaranya, kini kedua mata Saena tertutup rapat dan ia pun sudah tidak sadarkan diri.

Sion melepas cekikannya dan menghempaskan kuat kepala gadis itu ke lantai sehingga kepalanya bocor mengeluarkan cairan merah berbau amis.

dirinya menatap tubuh tak bernyawa itu dengan tatapan mengejek, dan seringai terbit di wajah tampannya.

Sion memutuskan untuk pergi meninggalkan mayat itu, tidak lupa ia memakaikan jaketnya agar menutupi bercak darah di tubuhnya dan membawa tongkat baseball ke tempat pembakaran sampah agar terbebas dari bukti pembunuhan.

continue

apakah chapter ini sudah brutal atau kurang?

✔. LoveSick [YuSion]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang