5 hari berlalu dari kejadian itu. Aku masih ada rasa takut yg dicampuri penasaran. Setiap kali berpapasan dengan Kang Hanif, Aku bersikap dingin atau kabur jika ada kesempatan. Aku juga tidak pernah ke pos satpam lagi.
Malam itu ada acara baca do'a di rumah tetangga pondok. Meski tak wajib, namun semua santri diajak. Karena malas, Aku kabur sendirian ke lantai 4. Btw, lantai 4 ini masih dalam tahap pembangunan. Anak - anak atau pengurus pun jarang memeriksa lantai ini karena lantai 3 saja kosong, penghuninya masih dalam acara ziarah.
Sampai di lantai 4, Aku mendengar ada suara. Sepertinya mitos lantai ini berhantu memang benar. Ku beranikan diri untuk mendekati suara itu. Tapi kok, suaranya seperti orang sedang bersenggama? Aku makin penasaran.
Ternyata setelah didekati, ada adik kelas 7 sedang menonton bokep. Namanya Galih. Tingginya 150cm, kulitnya sawo kehitaman, dan wajahnya manis. Orangnya sebenarnya pendiam dan pintar. Tak kusangka, Dia juga suka nonton bokep.
"Hayo! Tak laporin pengurus kowe!" gertakku
Galih memohon - mohon agar Aku tidak melaporkannya. Aku menakuti - nakutinya karena Dia melanggar 2 peraturan, membawa hp dan nonton bokep. Karena kasihan, Aku tidak melaporkannya dan justru kami berakhir nonton bareng.
Kami duduk bersebalahan. Bisa kulihat, kontol Galih sudah ngaceng dan tidak dilapisi cd.
"Kontolmu gede banget Lih?" reflekku
Galih hanya tertawa.
Lama kelamaan, Aku risih melihat tingkah Galih yg menggerakan kakinya. Seperti orang ingin kencing. Kulihat beberapa kali Ia membenarkan posisi kontolnya. Entah mengapa, Aku justru terangsan dengan Galih. Tiba - tiba, Aku memiliki ide.
"Eh, mau yg lebih enak ndak?" kataku
"Ngapain Mas?" tanya nya
"Udah ikutin Aku aja. HP-nya simpen dulu, kita ke kamar ku ya."
Galih menuruti permintaanku. Kami turun ke kamarku. Kondisinya sudah kosong dan sepi. Acara do'a bersamanya satu jam, jadi ku rasa ini akan aman. Galih duduk bersender tembok dan terlentang. Karena tak punya tali, Aku mengambil sorban hitam dan beberapa sarung.
Pertama, Aku ikat tangan Galih ke belakang menggunakan sarung.
"Kenapa diiket Mas?" tanya Galih ketakutan.
"udah ikutin aja, atau mau ku laporin?" ancamku.
Tanpa basa-basi, Aku menyelinap masuk ke sarungnya, dan ku kulum kontol Galih.
"AH Ah ahh.." ucap Galih. Badannya menggeliak sekejutur tubug karena terkejut akan rasa yg baru pernah ia rasakan. Kontolnya yg hanya berukuran 10cm dengan mudah Aku lahap. Kenyal namun keras, ku mainkan lidahku di pangkal batangnya.
Badan Galih tak henti - hentinya menggeliat. Ia juga menahan desahan dgn menggigit bibir bawahnya.
"Ah ah ah ah... Aduh.. Ah..."
Hanya perlu waktu 2 menit, Galih menyemburkan pejuhnya. Aku tersedak dan segera keluar dari dalam sarungnya. Kini sarung Galih basah karen pejuhnya. Aku melihat wajahnya agak panik dan lemas. Aku lepas saja sarungnya, lalu ku ikatkan di kakinya. Aku juga mengikat satu lagi sarung di bagian pahanya.
Setelah itu, Aku memeluknya dan melumati bibirnya. Galih menolak dengan memalingkan muka. Ia menahan bibirnya untuk terbuka. Aku terus memaksanya dengan menjulurkan lidahku.
Akhirnya pertahanan Galih luntur. Aku berhasil menembus bibirnya. Namun ketika masuk, Ia menggigit lidahku. Sontak Aku tarik dan menamparnya.
"Tolonggg..!!!" Galih berteriak.
Sontak langsung ku ambil sorban hitamku dan ku sekap wajahnya. Sorbanku panjangan 2 meter, sehingga mampu melilit wajah Galih dgn kencang.
"Mmppphh... MPPHHH...!!!" Galih meronta - ronta. Aku menambah ikatan sarungnya di bagian dada dan tangan. Kini Ia hanya bisa bergerak seperti ulat.
Karena badannya yg kecil, Aku memeluknya badannya dari samping, agar Galih tak banyak bergerak. Lalu ku coba memasukkan kontol ku pantatnya. Ternyata sangat sulit karena badan Galih terus bergerak dan pantatnya juga masih perawan.
Karena kurasa jijik untuk menjilati pantatnya, akhirnya Aku hanya menggesek - gesek kontolku di pantatnya..
"Hmmpphhh... HMMMPPHH..."
Galih terus meronta - ronta dan berusaha teriak. Aku memeluk tubuhnya, dan membekap mulutnya. Rasanya enak sekali. Apalagi sensasi ketika Dia melawan, membuatku semakin bergairah meskipun menyulitkan.
Meski hanya gesekan saja, namun pantatnya yg mulus dan kenyal cukup membuatku ngaceng brutal. Kini ku ubah posisiku di atas Galih. Lalu Aku menidurinya. Aku gesek - gesekan kontolku di atas perutnya, maju-mundur.. Maju-mundur..
Badan Galih terus meronta karena geli sekali. Aku terus menggeseknya dan membekap mulutnya.
"Hmmpphhh..."
Sekitar 5 menit, Aku tak mampu menahan lagi. Aku buka sebagian sorban hitam yg menutupi wajah Galih, lalu ku paksa dengan kedua tanganku agar mulutnya membuka. Langsung saja ku masukkan kontolku dan ku paksa Dia menelannya. Aku tahan kepalanya, agar Ia melahap semua pejuhku.
Lega sekali dan sangat enak. Namun siapa sangka, sedang enak - enaknya, tiba - tiba ada lampu senter menyorot. Aku sangat panik. Ku lepas kontolku dan berusaha kabur.
"WOI" ucap satpam itu.
Dengan segap Ia menangkapku, dan memborgol tanganku. Aku sangat ketakutan.
"Ilham?" ucap Mas Iwan saat melihat mukaku. Ia tak menyangka orang sepertiku melakukan seperti itu. Aku pun menyesal, takut, dan rasanya ingin menangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Penculikan Santri di Pesantren
Novela JuvenilWARNING! Cerita ini mengandung unsur lgbt dan bdsm. Seluruh cerita adalah fiktif, murni fantasi penulis dan tidak ditujukan untuk mengarah ke suatu instansi apapun. Ilham, seorang santri yang sangat tertarik dengan kegiatan bdsm (soft). Ia terobsesi...