2

7 3 0
                                    

"Laki laki hebat adalah bisa meratukan pasangannya, tanpa menomor duakan ibunya"

__ Rea __

....

Sudah berjam jam mereka melakukan vidio coll tanpa ada jeda dari dua jam yang lalu. Tapi keduanya berkutik pada buku masing masing.

Rea dan Revan sedang belajar bersama lewat vidio coll karena ini jadwal mereka belajar, tanpa harus melewatkan untuk pacaran Walaupun Atmosfer dingin.

"Bentar dulu yah, Re. Gue mau kasih obat nyokap gue dulu," kata Revan memecahkan keheningan mereka.

"Jangan Di matiin" larang Rea ketika ingin di matikan vidio coll nya oleh Revan.

Revan mengerutkan dahinya heran. "Kenapa?," tanya Revan.

"Boleh gak gue liat nyokap lo lewat vc?."

Revan menghembuskan nafas berat. Apakah Rea akan menerima kondisi bundanya yang sakit sakitan?. Ia membuang overthingking nya, bundanya pun harus tahu, ada seorang perempuan yang sudah bersanding singgah dengan bundanya dihatinya. "Iyah," jawab Revan.

Lelaki itu melangkah kakinya menuju kamar bundanya. Melihat bunda sedang duduk di atas kursi roda, sambil melihat arah luar jendela. "Bunda," panggil lembut Revan.

Rea sedikit tertegun mendengar panggilan lembut Revan kepada bundanya. Biasanya Lelaki itu akan berkata seperlunya dengan nada dingin.

"Bunda minum obat dulu yah," kata Revan.

Bunda hanya diam.

"bunda ada pacar Revan mau ngobrol sama bunda," kata Revan menyerahkan Iphone nya kepada bunda.

"Emang kamu gak malu kenalin bunda ke pacar kamu?," tanya bunda.

"Gak. Karena bunda spesial yang harus aku kenalin sama orang yang aku sayang," kata Revan.  Revan mengarahkan kamerannya kearah Bunda.

"Hallo bunda aku Rea!,"  sapa Rea dengan suara senang.  Bunda masih sama hanya diem. "Maaf yah tante, aku lancang manggil bunda," lirih Rea.

Seketika senyuman di bibir melati terbit. "Gapapak kok bunda seneng, di Panggil bunda sama kamu" kata melati lembut.

" Bunda pegang hp aku dulu yah. Aku mau nyiapin obat buat bunda," kata Revan. Hp Revan kini di pegang melati sedang VC dengan Rea.

"Bunda cepet sembuh yah! Kata Revan kalo mau cepet sembuh dari segala penyakit, obatnya paling ampuh cuma satu. Tenangin pikiran, jangan sampe pikiran merusak kesehatan kita,"  kata Rea.

Bibir pucat melati kini menampilkan senyuman lagi mendengar perkataan pacar anaknya ini. "Bunda Pasti sembuh sayang. Demi Ayah Revan, Revan dan Reva."

"Bunda taro dulu yah hapenya, bunda minum obat dulu," Revan mengambil hapenya dari bunda. Menaruh diatas nakas disamping kasur bunda.

Dengan telaten Revan menyuapi obat obatan masuk kedalam mulut Bundanya. Karena bundanya tidak suka menelan obat makannya di haluskan terlebih dahulu.

Setelah meminumkan obat bundanya Revan kembali mengembalikan hapenya kepada sang bunda. Lelaki itu pergi menaruh obat, gelas, dan sendok.

"Bunda, besok boleh gak aku ke rumah bunda, sama Revan?," tanya Rea.

"Boleh sayang."

Rea tersenyum kecil ketika dipanggil sayang oleh Seorang ibu. Semenjak kecil jangankan Di panggil sayang, orang tuanya pasti akan memanggilnya dengan menyematkan nama hewan.

"Bunda mau dibawain apa?"

"Bunda gak minta apa apa nak. Tapi bunda pengen kamu kesini pake bandana biru yah. Itu mengingatkan bunda pada masa remaja bunda yang selalu pake bandana biru," ujar bunda.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 28 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Rumah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang