Bro??

16 4 0
                                    

Vinnie sedih minta ampun. Melihat Marshal keluar dari kelasnya dengan teman-teman baru dan tampak akrab dengan seorang siswi membuat Vinnie cemberut brutal. Tapi Vinnie pasti akan lebih sakit hati lagi kalau sekelas dengan Marshal dan melihat semua itu.

Marshal enak, dia punya teman baru sedangkan Vinnie kesulitan untuk mendapatkan satu teman saja. Apakah dia harus menjadi orang lain agar disukai? tapi Vinnie tidak bisa kalau tidak menjadi dirinya sendiri, sangat tidak nyaman.

"Vinnie gak bisa sembunyiin eskpresi banget ya, kalo sedih cemberut banget, kalo marah jutek banget, kalo senang ceria banget. Tapi aneh, kamu gampang di baca tapi sulit dipahami" jelas Michael saat keduanya berada di parkiran sekolah. Vinnie hanya bisa menunduk masih dengan wajah cemberutnya.

"Ngapain ngajak gua kesini?" tanya Vinnie

"aku pengen aja ditemenin" jawab Michael.

"lu naik motor itu, pasti ada Marshal" tunjuk Vinnie ke motor merah yang sering Marshal gunakan.

"iya dia ada lah, kan tadi kamu liat sendiri. Kamu takut ya dia datang kesini? tenang aja Vinnie, Marshal hari ini ekskull. Btw, Mau pulang bareng?"

"yakali gua tinggalin motor gua disini"

"yagapapa, tinggal ambil besok"

"terus gua berangkat besok gimana?" tanya Vinnie.

"kan bisa gua jemput seng"

"ogah, bye"

"tunggu lah" Michael menarik tangan Vinnie dan membuat Vinnie berbalik kembali kearahnya.

"napa?"

"besok jalan? mau? oh mau! oke! aku jemput ya!" Vinnie benar-benar tidak diberikan kesempatan untuk merespon. Lucu sih tapi ngeselin juga.

"serah lu dah serah" Vinnie akhirnya dibiarkan pergi. Michael sendiri senang karena Vinnie sudah mulai bisa akrab dengannya, walaupun terkadang masih galak dan kasar, tapi setidaknya perlahan ada kemajuan.
.
.
.
.
.
.
Sesampainya di rumah, Vinnie malah dikagetkan dengan spam dari Michael dimana dia mengirim foto surat-surat yang dia dapatkan dari Vinnie. Vinnie malu setengah mati sampai mau melempar Handphonenya, kenapa coba harus sampai mengingatkan Vinnie dengan semua tulisan lebaynya.

'really happy you changed for me' kata diakhir semua foto-foto tersebut. Mungkin Michael benar, ada baiknya dia tidak menyia-nyiakan semua yang telah dia perjuangkan. Membaca lagi semua tulisan tersebut membuat Vinnie teringat kembali akan usaha dia yang bukan main hanya untuk mengungkapkan kekagumannya pada Michael.

'makasih' balas Vinnie, chatnya kemudian tidak dibalas lagi oleh Michael. Vinnie tidak tau apakah sudah di read atau tidak, soalnya Vinnie matiin terakhir dilihat.

Ternyata sampai malam baru dibalas oleh Michael dengan alasan 'sbb sibuk banget weh, bukan osis tapi disuruh mulu aku :(' 30 menit kemudian baru dibalas oleh Vinnie.

'semangat kak'

Michael sudah jelas melompat dari kasurnya ketika membaca pesan tersebut, Vinnie mah emang sengaja aja karna pengen tau respon Michael.

'skaisnakausnaj????? !!!!!'

Membaca itu, Vinnie hanya bisa tertawa kecil dan membalas lagi dengan pesan 'kenapa?'

'disemangatin Vinnie :((('

'lah salahnya dimana?'

'gak salah kok, bener malah, bener banget!! makasih ya Vinnieeeeeeeee'

'ok'

Vinnie membuang nafas kasar dan lanjut tidur karena dia sudah tidak punya apa-apa lagi untuk dilakukan. Sementara itu Michael malah tersenyum bahagia sambil menatap handphonenya. Marshal yang melihat tingkah aneh kokonya pun tentu curiga.

"kenapa?"

"gapapa....."

"......"

"......"

"......"

"Makanan kesukaan Vinnie apa?" sudah Marshal duga bahwa keanehan Michael tentu karena Vinnie. Marshal hanya bisa memutar bola mata bosan sambil berkata

"cari tau aja sendiri"

"halah bilang aja you masih mau sama Vinnie, kalau begitu mah kenapa gak ambil lagi"

"kayak Vinnie mau aja balikan sama gua"

"kayak pernah jadian aja" ejek Michael sambil tertawa.

"you gak tau apa-apa mending diem, Vinnie butuh yang lebih baik dari gua"

"then why did you left him?  Dia berubah banget semenjak you tinggalin dan you think that's good for him? adek lawak. Eh tapi...Kayaknya dia emang butuh orang yang lebih baik, yang gak bakalan tinggalin dia haha....Right person won't leave you know" 

"bacot" Marshal langsung masuk kedalam kamarnya dan membanting pintu sekuat tenaga agar seisi rumah tau bahwa dia sekesal itu. Siapa coba yang tidak kesal dengan kelakuan kakak sendiri yang belagunya minta ampun cuma gegara bisa nikung ade sendiri. Ya, Marshal ninggalin Vinnie, bukan berarti Michael bisa seenaknya ngerebut Vinnie pake ngejek segala.

Awalnya Marshal merasa tidak masalah karena pada akhirnya Vinnie tentu akan teringat kembali pada Michael, Marshal bisa melihat sendiri obsesi Vinnie pada Michael. Tapi, tingkah Michael benar-benar ngeselin to the core!

Which one [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang