O5. Senang

116 13 11
                                    

"Jadi... ini milikmu?"

Fredrinn bertanya disela-sela keheningan. Namun, tidak membuahkan jawaban sama sekali. Bagaimana dengan lawan bicaranya? membeku?

"SYUKURLAHH"

"Eh...?"

Xavier melompat dari sofa dan berlari kegirangan, seolah-olah tuhan masih menyayangi dirinya.

"JIL! TERIMAKASIH PAK FRED! TERIMAKASIH!"

Anak itu berlutut depan Fredrinn yang masih terpukau dengan perlakuan Xavier yang tiba-tiba. Tangannya mengulur kebawah agar menghentikan anak itu yang berkali-kali bersujud di hadapannya.

"Xavier, kumohon... berdirilah."

Pemilik nama yang Fredrinn sebutkan akhirnya menoleh. Alangkah terkejutnya Fredrinn dengan wajah Xavier. Separuh wajahnya tertutupi oleh helaian surai birunya. Bibirnya bergetar karena dipaksakan senyum agar bisa menutupi rasa sedihnya yang kini menjadi kebahagiaan yang tiada taranya. Biar ditutupi layaknya apapun, tangisnya tetap pecah ketika Fredrinn memeluknya dan mengusap punggung dingin itu.

"Xavier... maaf kalau aku membuatmu... sedih."

Xavier tidak menjawab. Matanya terus mengucurkan air mata, kepalanya mendalam pada dekapan Fredrinn.

Kini, kotak itu berada disebelah kaki Fredrinn. Kotak yang berisikan potongan kain dan seekor kucing yang menjadi penghuninya.

Fredrinn tidak yakin harus berbuat apa pada Xavier. Fredrinn sudah berkali-kali mendengar isak tangisnya malam ini. Mendengar isi hati yang pilu dari anak itu. Tidak bisa ia bayangkan bagaimana hal-hal buruk menimpanya dalam satu hari? tidakkah anak itu akan berfikir bahwa tuhan itu kejam? seharusnya itu tidak bila ia sendiri memiliki iman yang kuat, bukan?














𓈒  ۫ ꒰♡ ┈  ˚ . ⊹ ⪧ 🐾 ⪦ ⊹ .  ˚ ┈ ♡꒱ ۫  𓈒
✧ ─┄─┄─┄─┄─┄─┄─┄─ ✧
໑  ˖ ۫ ♡     ৫
{猫} Ailurophile  ;  'Fredvier' ! 𖥔
꒰꒰  O5    ֹ୬     ﹢۫ Senang?    ׅ   ⍰
໑  ˖ ۫ ♡     ৫
✧ ─┄─┄─┄─┄─┄─┄─┄─┄─┄─ ✧
◖ ⊹  ׂׅ┈┈┈┈┈  ࣪ ׅ୧ ❕ ୨⸼ ┈┈┈┈┈  ⊹ ◗
                L  y  a  a  r  e  ㅤ         
{   Happy reading:› ! }


















Matahari naik menyinari tirai rumah Fredrinn. Meski sudah ditutup, cahayanya tetap akan menembus kain itu, apalagi jika tirai itu memberi sedikit celah agar memudahkan cahaya yang masuk.

Fredrinn membuka matanya yang masih ngantuk. Tapi apa boleh buat? tubuhnya merasa sakit dan pegal juga matahari diluar sana yang usil membangungkan seorang Fredrinn.

Punggung Fredrinn sedikit naik untuk memperlihatkan apa yang terjadi pada tubuhnya yang sakit. Ketika jemarinya bergerak menerjang perutnya, tiba-tiba netra ungu itu terbelalak menatap benda yang terbaring diatas perutnya yang sempurna.

"X-xavier...?"

Xavier, anak itu terlelap dalam pelukan Fredrinn. Kakinya meringkuk kedinginan. Kulitnya sedikit pucat, tanda kelelahan yang memungkinkan.

Fredrinn tak berniat menganggu tidurnya. Namun, Fredrinn memiliki rasa yang tidak enakan membiarkan remaja itu tidur dalam keadaan menggigil.

Satu kaki Fredrinn turun dari sofa, perlahan-lahan Fredrinn mencoba untuk bangun sambil mengangkat tubuh remaja yang masih terlelap.

______________________

09:12


[𝗙𝗿𝗲𝗱𝗩𝗶𝗲𝗿] Ailurophile II BxB Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang