1

1.3K 109 84
                                    

Ruangan temaram dengan cahaya lampu tidur di kamar yang begitu luas dari sepasang Uzumaki itu kini terasa begitu sunyi dan sendu, obrolan sebelum tidur yang biasanya penuh dengan canda tawa dan kemesraan, malam ini berubah menjadi begitu muram karena perasaan sang suami sedang gundah gulana.

"Sayang.. apa benar tidak apa-apa?" Naruto sungguh tidak enak hati untuk meninggalkan sang istri yang kini tengah hamil, perasaan ragu membaluti hati, sungguh berat rasa nya untuk pergi menjalankan misi yang akan di mulai nya besok malam, misi yang dirasa nya terlampau lama, yaitu satu bulan.

Bahkan ia telah berjanji pada diri sendiri untuk tak akan pulang larut, namun kini ia malah akan pergi selama satu bulan.

Ingin gila rasanya.

Pergi...
Tidak...
Pergi...
Tidak...

"Hhhh" Lelaki itu menghela nafas frustasi.

Satu bulan itu sangat-sangatlah lama! Apa kakashi sudah gila? namun tidak ada lagi pilihan... tidak ada satu pun rekan yang bisa menggantikan dirinya untuk misi kali ini.

Shikamaru sedang berada di desa Suna, lelaki nanas itu tengah sibuk mengurus istri nya yang juga sedang hamil muda, Chouji pun begitu, Shino sedang ada misi solo begitupun Lee, sementara Kiba ikut dengan tim 7 sebagai ninja pelacak.

Hinata menghela nafas, ia mengelus-elus punggung tangan sang suami, mencoba menenangkan kekhawatiran lelakinya "Oto-sama dan Hanabi akan menjaga ku, Naruto-kun tak perlu khawatir" ucap nya lembut lalu meraih tangan besar yang kini berada di perutnya itu untuk di cium.

"Bagaimana jika kau lapar di tengah malam?" Kebisaan Hinata yang selalu kelaparan saat tengah malam tak hilang-hilang, ini saja wanita itu baru mengantuk karena kekenyangan setelah memakan tiga mangkok ramen buatan-nya.

"Ada Hanabi, Kou, Natsu dan banyak pelayan lain, ayah pun ada" Hinata terus berupaya menenangkan sang suami yang begitu berat meninggalkan nya. Sebenarnya Hinata juga berat hati untuk melepaskan sang suami, sesungguh nya ia tak ingin berpisah barang sehari pun, namun ia tak ingin menjadi egois dan menghalangi pekerjaan Naruto dan membuat Hokage kewalahan.

Naruto menghela nafas berat "Aku akan menyelesaikan nya dengan cepat" ucap nya lesu, lalu bibir lelaki itu mengurva ke bawah, "aku akan sangat merindukan-mu mmm" tambah nya dengan sedikit merengek, semenjak menikah, ia tak pernah berpisah lama dengan sang istri.

Perpisahan terlama mereka ketika Hinata menerima misi untuk meneliti manusia buatan di lab Orochimaru, setelah itu Hinata hamil dan wanita itu tidak menerima misi lagi. Sementara Naruto hanya menerima misi dalam desa yang hanya pulang pergi, atau mengajar murid di akademi, ia tidak pernah menerima misi keluar desa karena alasan menjaga sang istri yang sedang hamil.

Sebenarnya ia sangat ingin menolak misi yang terlampau lama ini, namun Hinata melarangnya dan berkata akan kecewa jika dirinya menolak, membuat Naruto frustasi saja!

"Um, tidak boleh terluka" suara lembut itu... membuat Naruto tak sanggup untuk tidak mendengar nya selama satu bulan kedepan. Naruto menghela nafas berat lagi dan mengangguk sebagai jawaban, ia semakin merapatkan tubuh mereka dan menghirup aroma wangi dari rambut sang istri.

Keduanya kini tengah berbaring di ranjang, Naruto memeluk sang istri dari belakang, kehamilan nyonya Uzumaki itu telah memasuki bulan ke enam, perut wanita itu sudah membesar.

Hinata biasanya hanya bisa tertidur pulas jika Naruto mengusap-usap perut nya. Itu lah salah satu alasan yang membuat Naruto merasa frustasi dan bimbang, jika dirinya tidak ada, bagaimana wanitanya ini akan tidur?

Pernah satu kali ia pulang larut dan mendapati sang istri begitu lesu, Hinata tak bisa tidur karena mual dan pusing yang tiada henti, namun setelah ada Naruto dan lelaki itu mengelus perut sang istri, dengan ajaib, mual Hinata pun hilang dan wanita itu bisa tertidur pulas hingga pagi, Hinata hanya akan terbangun lagi bila Naruto melepaskan pelukan-nya,

True Love [AOTM S3] | CANON -NaruHina- ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang