Kopi di pagi hari

26 2 0
                                    

"Kamu mau kemana, a'? " Suara lembut nan sopan menyapa gendang telinganya Ethan pagi itu.

"Hang out ma"

Papa yang sedari tadi sibuk membaca koran menoleh sekilas. "Engga ada hang out hang out, belajar"

Papa memang selalu seperti itu, ia selalu memaksa untuk terus belajar dan melarang anaknya melakukan kegiatan diluar pembelajaran.

"Aa butuh hiburan pa, aa muak dirumah" Kata Ethan, mencium tangan mama dan papa lalu berjalan melewati papa yang terlibat menahan emosinya.

"Sabar pa, aa mah emang susah diatur" Zat yang menyele tuk, adik laki-laki Ethan itu memang sedikit tidak suka dengan Ethan.

Mama yang mendengar hal itu hanya melirik, dan melanjutkan masaknya yang sempat terhenti.

Hari ini Ethan sengaja pergi dari rumah hanya untuk mencari udara segar, dan tentunya untuk menenangkan pikirannya. Laki-laki itu menyalakan motornya lalu pergi menyusuri jalanan ibu kota hingga ia menghampiri cafe yang berada di pinggir jalan.

Cafe terlihat sepi saat Ethan tiba disana. Tentu saja, siapa juga yang ingin berdiam diri di cafe pada jam 8 pagi? Setelah mengamati keadaan cafe, Ethan duduk dibangku kosong pada bagian pojok cafe. Ia sengaja mengambil tempat yang cukup tertutup itu, hanya karena ingin menyendiri.

Lantas, ia memesan 1 gelas americano dingin dan waffle untuk ia nikmati. Sembari menunggu ia memainkan gitar yang disediakan oleh cafe tersebut. Kini, gitar kayu itu sudah dalam pelukannya. Satu petikan gitar lantas terdengar, burung burung yang mendengar langsung menari dan bernyanyi mengikuti irama musik tersebut. Seakan-akan alunan musik itu memang dipersembahkan untuk mereka.

Setelah selesai, lantas ia kembali menuju rumahnya. Dengan kecepatan sedang, Ethan menyusurk jalanan ibu kota dengan motor kesayangannya. Jalanan terlihat begitu sepi hari ini, mungkin karena ini hari kerja. Ah rasanya Ethan ingin menyusuri keindahan ibu kota ini setiap hari, tidak mau ketinggalan seinci pun dari keindahan kota yang menjadi tempat lahir dan tempat ia dibesarkan.

Suara motor terdengar di pekarangan rumah, itu Ethan yang sedang memarkirkan motornya. Tibanya ia di rumah langsung disambut oleh papa, dengan gaya andalannya yaitu tangan berada dipinggang.
"Bagus, pagi pagi udah keluyuran"

Papa berdecak. Sudah muak sekali dengan anaknya yang satu ini, selalu saja sulit diatur. Padahal sang adik Zayyan, sangat amat menurut jika diatur. Entah bagaimana anak sulungnya ini begitu sulit untuk diatur. "Masuk kamar, belajar"

"Udah mau ujian, masih aja keluyuran ga jelas" Katanya.

"Ari kamu ga boleh gitu sama anak, kasian atuh pa" Mama menyeletuk, dan menggandeng tangan Ethan untuk masuk ke dalam rumah.

Papa memalingkan pandangannya, dan masuk ke dalam rumah meninggalkan ibu dan anak itu di pekarangan.

"Udah ga usah didengerin, aa istirahat ya? Dikit lagi ujian, aa yang semangat belajarnya"

"Iya ma, aa usahain buat dapetin hasil yang maksimal" Kata Ethan, lalu ia berlalu meninggalkan mama diruang tamu dan masuk ke dalam kamarnya.






to be continue

They're my homeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang