Gerald masuk kedalam rumah, Arka menatap Gerald yang baru saja sampai dengan tatapan tajam. Gerald menatap Arka dengan bingung.
"Kenapa lu natap gua begitu?" tanya Gerald heran. Arka semakin menatap gerald marah.
"Maksud lo apa, ngasih nomor gua ke Malik?!" tanya Arka garang. Gerald mengangkat bahunya acuh, lalu berjalan pergi begitu saja. Arka meneriaki nama Gerald dengan kencang hingga nyaring di seluruh penjuru rumah.
Gerald terkekeh pelan, lalu memasuki kamar begitu saja, tidak lupa mengunci pintu agar adiknya tak bisa memasuki kamar.
Arka menghentakkan kaki kesal, lalu memasuki kamarnya sendiri. ia membanting dirinya ke atas kasur.
"Nyebelin nyebelin!" ujar Arka kesal, sembari memukuli bantal dengan emosi.
_
Di balkon kamar Malik memandangi pemandangan rumah sekitarnya, ia memegang bibirnya, lalu tersenyum kecil. Ia pastikan nanti kucing nakal itu akan menyukainya, lihat saja. Ia tidak akan menyerah begitu saja, apa yang ia inginkan harus menjadi miliknya.
Malik segera merogoh kantung celananya, mengambil satu puntung rokok, lalu ia apitkan di kedua belah bibirnya. Menyesap rokok dengan khidmat, rokok seperti surga duniawi baginya.
_
Ting!
Gerald menatap ponselnya, melihat siapa yang memberi pesan malam-malam begini. Ia menghela nafas kasar, bagimana bisa ia di sukai orang seperti, Azka. Mau sebanyak apapun ia menolak Azka, lelaki kecil itu tidak akan pernah berhenti.
Gerald bingung kenapa mental lelaki kecil itu sangat kuat, padahal ia sering sekali mengucapkan kata-kata kasar padanya, agar ia cepat menyerah, dan segera membenci dirinya.
Ia membuang ponselnya begitu saja ke kasur, segera ia memejamkan mata, baru saja memejamkan mata sejenak, ponselnya kembari berbunyi, kali ini panggilan telepon.
Gerald menatap ponselnya dengan tajam, segera ia mengangkat panggilan itu.
"Kenapa lagi?!" tanya Gerald datar.
"Gua ngga nyangka lo bakal jawab telepon gua." ujar Azka dari seberang telepon, terlihat dari nada bicara Azka sangat gembira. Azka sangat tidak menyangka Gerald akan menjawab telepon, padahal sebelumnya teleponnya selalu di abaikan oleh Gerald. Mungkin Gerald mau memberinya kesempatan, pikir Azka dengan percaya diri.
"Jangan bertele-tele, ada apa lo malam-malam hubungin gua?" tanya Gerald lagi-lagi dengan nada yang datar. Azka menghela nafas pelan, kenapa Gerald sangat membenci dirinya.
"Gua mau bilang terimakasih, sekaligus mau ngajakin lu besok ke cafe, sebagai tanda terima kasih aja." ucap Azka dengan nada sumringah. Ia berdoa dalam hati semoga kali ini Gerald tidak menolaknya dengan kasar.
"Gua sibuk!" Gerlad tetaplah Gerald, sampai kapanpun ia tidak akan menyukai Azka.
"Kali ini aja Ger, please jangan tolak ajakan gua." mohon Azka sendu. Gerald menghela nafas kasar, Azka sangat pantang menyerah, ia mengakui anak ini sangat keren.
"Jam?" tanya Gerald singkat.
"AAAA TERIMAKASIH, BESOK JAM 8 MALAM YA, SEE YOU." teriak Azka gembira. Gerald berdehem sebagai jawaban, lalu menutup telepon begitu saja. Tak di sangka Gerald tersenyum kecil mendengar nada bicara Azka yang begitu gembira.
_
Jam menunjukkan pukul 08.00 pagi, entah apa yang sedang Azka cari hingga ia begitu sibuk dengan lemari bajunya. Ibunda Azka menatap anaknya penuh keheranan.
"Adek, kamu cari apaan? sampai kamu bangun pagi-pagi begini, yang biasanya nggak pernah bangun pagi kalau bunda tidak bangunkan." Azka terkekeh kecil, sebagai jawaban.
"Ini lho bunda, adek mau jalan nanti sama Gerald tapi bingung adek mau pakai baju apa." ucap Azka prustasi. Bundanya hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala.
"Astaga anak ini, pakai saja baju yang ada, lagian bunda mah heran sama kamu dek, baju kanu banyak begitu segala bingung." ucap Ibunda.
"Ya, bunda kan tau Gerald kan spesial buat aku, jadi aku mau terlihat cantik di dekat Gerald pokoknya."
"Dasar anak muda." gumam Bunda, lalu melenggang pergi meninggalkan kamar sang anak. Daripada dirinya ikutan pusing, mending ia memasak di dapur. Biarkan saja itu urusan anak muda, ia tak mau ikut campur.
Tbc...
Ilustrasi balkon kamar
Halo para reader's, gimana nih harinya? semoga baik yaa! maaf jika aku terlambat untuk up cerita ini, banyak kesibukan yang aku jalanin, membuat aku gak ada waktu luang untuk menulis cerita ini. Semangat yaa, semoga kalian tetap suka, terimakasih
KAMU SEDANG MEMBACA
After That Night [Bxb]
Teen FictionKehadiran Malik membuat dunia Arka menjadi berbeda. ©2024