26. Tujuan

1.6K 238 23
                                    


Setelah hari itu keadaan kastil nampak tegang. Berita bahwa duchess bersedih bahkan tidak keluar dari kamar membuat semua orang khawatir. Pelayan yang mengurus duchess pada hari kejadian melihat bagaimana duchess terpuruk karena istirahat pesta yang berlangsung cukup lama. Mereka berpikir bahwa duchess begitu menyayangi tuan muda hingga membuatnya sakit, terbaring tak berdaya di ranjang dengan mata yang bengkak. Siapapun bisa mengetahuinya begitu hebatnya duchess menyayangi tuan muda.

Di kamarnya shun melamun. Dia pikir sudah waktunya dia serius dalam tujuannya. Pada awalnya dia tidak peduli dengan yang namanya kekuatan maupun kekuasaan. Sebab dia tidak punya tujuan yang membuatnya berambisi. Tapi, kini dia punya ibu. Ibu yang menyayanginya, yang memberinya cinta selama beberapa bulan. Hatinya sakit sekali mendapati sang ibu membelanya di tengah hinaan yang menyakitkan. Dia membutuhkan pegangan. Kekuatan dan kekuasaan untuk melindungi ibunya.

Dahulu saat dia dibawa ke akademi, ayahnya berkata bahwa dia hanya perlu lulus. Tidak peduli dengan nilainya yang anjlok, dia hanya perlu memiliki pendidikan agar bisa menjadi penerus uchiha. Sejauh ini dia melakukan yang terbaik, tapi belum cukup untuk menjadi seseorang yang berkuasa.

Kini dia sadar, manusia memang tidak akan berubah bila tidak memiliki tujuan yang pasti.

Selama lima tahun, dia hidup sendirian. Tidak ada seseorang yang memperhatikannya. Dia terbiasa melakukan apa saja sendiri. Bertahan hidup agar tidak mati. Semua telah berubah. Wanita itu adalah ibunya. Ibu yang merawatnya dengan sangat baik.

Saat ini dia punya guru baru, namanya Nara Shikamaru, salah satu tangan kanan ayahnya setelah Shimura Sai. Ayahnya mengiyakan permintaan ibu untuk menjadikan pria hebat itu menjadi gurunya, shikamaru adalah pria dewasa dengan kecerdasan diatas rata-rata. Dia tidak pernah berpikir bahwa ayahnya akan memberinya kepercayaan sebesar itu pada ibunya. Inilah bukti memiliki sebuah keluarga. Ayah percaya pada ibu, ibu percaya pada ayah. Dan kedua orangtuanya percaya pada dirinya.

Shun bangkit dari kursinya. Dia tau apa yang harus dia lakukan. Dia perlu membangun kekuatannya. Dia akan menyelesaikan pendidikannya di akademi secepat mungkin. Dia harus belajar mengangkat pedang seperti ayah.

Kaki kecilnya berjalan akun menuju ruang kerja sang ayah. Dia mengetuk pintu ruang kerja ayahnya setelah pengawal memperbolehkannya. Di balik pintu muncul kakashi yang mempersilahkannya masuk. Dia sedikit gugup, dia mengepalkan tangannya. Dia akan bekerja lebih keras sekarang. Untuk ibunya.

"Ada apa?"

"Aku akan kembali ke akademi."

Sasuke meletakkan kertas ke dalam tumpukan dokumen yang menggunung di sampingnya sebelum bersandar bak penguasa.

"Jatah liburanmu masih 7 hari lagi."

"Aku ingin mempersiapkan semester baru."

Sasuke menghela nafas. Bukan untuk menekan anaknya untuk menjadi hebat, dia berpikir bahwa berita itu tidak akan menyenanngkan untuk istrinya. Meskipun begitu, disatu sisi dia senang bahwa anaknya akan segera pergi dari rumah. Dia memang pecundang yang ingin memonopoli istrinya untuk dirinya sendiri.

"Aku tidak menekan nilaimu. Kau hanya perlu lulus dan kursi ini milikmu."

"Tidak ayah. Aku hanya ingin mempersiapkan diri untuk menjadi kesatria. Aku ingin belajar berpedang."

Sasuke menarik sudut bibirnya. "Kenapa begitu mendadak? Kau tidak perlu melakukan hal merepotkan seperti itu."

"Aku ingin melindungi ibu. Aku akan berusaha sendiri. Untuk mengatasi masalah seperti hari itu. Ayah, aku punya satu permintaan."

"Katakan saja."

"Aku ingin sir shikamaru ikut denganku."

"Secara harfiah sekarang kau adalah tuannya, dia harus ikut kemanapun tuannya berpijak."

Contract MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang