🍁
Teruntuk Jiwa-Jiwa yang Bersedih
yang terjatuh dengan asa tertahan,
yang tenggelam pada teluk keresahan,
yang tereban dalam relung kekhawatiran.Dan, kepada daun yang jatuh
walau belum tiba waktu.
Inilah salam perpisahan dariku.⚠️ Tulisan di bawah ini bukan dimaksudkan untuk menginspirasi siap pun untuk melakukan tindakan serupa.
⚠️ Jika Anda merasa depresi, berpikir untuk bunuh diri, segera konsultasikan segala masalah Anda ke tenaga profesional seperti Psikolog, Psikiater, atau Klinik Kesehatan Mental, dan pihak lain yang dapat membantu Anda.
—
Entah apa yang membuatnya mengunjungi tempat itu kembali. Padahal, sore ini dirinya telah memiliki janji dengan keluarganya dan keluarga kekasihnya. Di mana, pertemuan tersebut akan dilakukan pada pukul lima. Namun kenyataannya, ia masih berada di sini.
Terhitung sudah dua pulu menit Moeza hanya diam di dalam mobilnya. Suara musik dan klakson mobil yang sesekali terdengar menemani keheningannya. Hingga hari sudah semakin petang dan sudah lama ia tenggelam dalam lamunannya. Maka, kini Moeza berpikir untuk pergi dari tempat itu.
Tetapi, saat Moeza ingin menyalakan mobilnya, ia justru melihat sebuah mobil terparkir di depannya dan siapa sangka jikalau laki-laki yang keluar dari mobil tersebut adalah Bionzy.
Sosok itu keluar sangat terburu-buru tanpa peduli dengan mobilnya yang sudah terkunci atau belum. Bahkan, langkahnya hampir terjatuh ketika dirinya tengah menekan tombol lift dan secara bersamaan sibuk menghubungi seseorang dari ponselnya.
Seketika, tebersit satu nama dalam pikiran Moeza.
Erza? Apakah Bionzy ingin menemui Erza? Apakah terjadi sesuatu pada Erza? Moeza bergegas keluar dan mengikuti sosok itu diam-diam. Walau, dering ponselnya sempat membuat langkahnya tertahan.
Sekarang, Moeza sudah berada di lantai dua puluh lima. Ia terus berjalan mengikuti sosok itu yang ia tahu arahnya akan kemana. Moeza melihat Bionzy menekan password apartemen Erza dan membuka dengan sangat tergesa-gesa. Dan, dalam hitungan detik, Moeza mendengar teriakan dari dalam sana.
Tidak.
Tidak mungkin.
Moeza ikut berlari menghampiri unit tersebut, dan betapa mengenaskannya ia melihat Bionzy tengah mendobrak pintu kamar Erza dengan kekuatannya.
Apa yang terjadi?
"Tolong—tolong gue." Ucap Bionzy setelah melihat kehadiran Moeza. Meski dirinya belum sepenuhnya paham dengan peristiwa tersebut tapi Moeza tetap membantunya. Ia ikut mendorong pintu itu hingga berhasil terbuka.
"Erza!"
"Kak Erza..."
Keduanya sontak menutup hidung saat menghirup aroma yang tidak menyenangkan. Aroma tersebut adalah gas beracun karbon monoksida.
Dan di sana, mereka melihat Erza tengah tertidur tanpa terganggu sedikit pun dengan bau dari gas yang terbakar dari lilin-lilin yang terletak di lantai kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
#MOERZA | Jika Kita Bertemu Kembali [MARKNO AU]
Fanfiction"Jika Kita Bertemu Kembali" SERIES III : MARKNO AU #MOERZA - Moeza dan Erza Sebermula adalah aku dan kamu yang berlabuh pada kata "kita" sebelum akhirnya hancur dan melebur. Semesta yang memaksa Erza melepas Moeza buat raganya hanya dipenuhi Lobus y...