[4]

100 10 1
                                    

HAYOO HAYOOO 😈🍃🩸
-----------------------------------------------------------


Bel pulang sekolah telah berbunyi, hal yang paling dinanti-nantikan setiap para murid. Disisi lain, Taufan dan Thorn masih belum pulang. Dikarenakan mereka sedang mengerjakan piket kelas. Hari ini adalah hari jadwal piket mereka.

"Thorn, gue nungguin lo di ruang osis ya. Nanti lo kesana aja." Ucap Solar menitipkan pesan kepada Thorn sebelum dirinya pergi.

"OKE! Nanti aku kesana!.." Balasnya, sambil melambai-lambaikan tangannya mengucapkan dadah.

Solar terkekeh kecil melihat Thorn, lalu dilanjut dengan menatap Taufan yang berada disebelah Thorn. "Fan. Lo jagain Thorn. Jangan sampai dia lecet, sedikitpun." Ucapnya tegas dan penuh tekanan di akhir kata.

Taufan hanya mengiyakan Solar dengan wajah datar. Sebenarnya, ia tak terlalu peduli. Mau di jagain atau tidak, Thorn ga bakal kenapa-napa, pikirnya.

Solar pergi ke ruang osis bersama dengan hali dan gempa disana, sedangkan blaze dan ice sudah pulang duluan ke rumahnya masing-masing.

Tak berselang lama, kelas sudah sepi dan hanya tersisa mereka. Hanya tinggal mereka saja, tugas piket yang lain sudah pada selesai. jadi mereka sudah pulang duluan, hanya tinggal menyisakan Taufan dan Thorn.

Tugas Taufan dan Thorn hanya mengepel. mereka harus benar-benar mempastikan bahwa di setiap sudut-sudut kelas sudah bersih, dan tak ada satupun debu yang tersisa.

Di sela-sela mengepel, Thorn mencium aroma seperti bau... Bangkai ?
Thorn sempat menoleh ke kanan dan ke kiri untuk memeriksanya, tak ada satupun kotoran atau hewan. Setiap sisi kelas sudah lumayan bersih, tak ada apa-apa.

"Ufan, kamu nyium bau sesuatu ga??" Tanyanya kepada Taufan.

"Hah? Ga ada tuh" Balasnya yang agak heran, ia hanya mencium bau wangi dari pewangi lantai saja.

"Masa ga nyium sih? Padahal lumayan nyegat loh" ucapnya lagi, sambil menutup hidungnya menggunakan tangan kirinya.

"Perasaan kamu aja kali, mungkin kamu lagi kecapean. Udahlah, jangan mikir yang aneh-aneh" Ucapnya yang terdengar seperti tak terlalu peduli. Tapi percayalah, ia tak mau kalau sampai Thorn berfikiran yang macam-macam. Ia sangat tau kalau Thorn adalah tipe orang yang penakut.

"Mungkin? Kayaknya aku terlalu kecapean deh" Ucap Thorn mengiyakan ucapan Taufan.

Mereka melanjutkan tugasnya kembali masing-masing, dan Thorn juga mulai melupakan aroma itu sedikit demi sedikit.




🌪🍃

Mereka berjalan menuju ke kamar mandi untuk meletakan pel yang mereka pakai untuk membersihkan kelas tadi.

Saat sudah diletakan dengan benar di tempatnya, Thorn menoel-noel lengan Taufan pelan. "Fan.. Taufan..!" Ucapnya. Taufan menoleh ke arah Thorn. "Ada apa?.." Katanya.

"Tungguin aku dulu yaa.., aku pengen pipis" kata Thorn. Taufan menghela nafas lagi, ia ingin segera cepat-cepat pulang. Tapi mengapa ia harus dihadapkan dengan minyak telon yang berada di depannya ini?..

"Oke. tapi jangan lama-lama, ya?" Taufan pun dengan malas mengabulkan permintaan Thorn. "Ehee, oke!.." Thorn hanya menyengir mendengar perkataan Taufan.

Thorn melangkahkan kakinya berjalan menuju toilet yang paling pojok, karena itu adalah toilet ternyaman menurutnya. Sedangkan Taufan hanya mengikuti Thorn di belakangnya.

"Ufan tunggu di sini ya," ketus Thorn.

"Iya iya, jangan lama-lama!" Jawab Taufan.

Thorn masuk ke kamar mandi dan menutup pintunya dengan rapat. Sembari menunggu Thorn, Taufan mengeluarkan Hanphonenya dan memainkannya sebentar, agar menghilangkan rasa bosan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 30 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ONE OF US IS THE KILLER [ BBB ] || [OG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang