[1]

107 11 2
                                    

-----------------------------------------------------

"Drap.. Drap..!!"

Suara langkah kaki terdengar di sepanjang lorong yang gelap, Ice berlari tanpa arah dan tanpa tujuan. Intinya ia berlari tanpa henti berusaha menghindari sosok yang sedang mengejarnya ini dari belakang.

Ini adalah isi dari mimpi Ice.

Disekitar lorong yang menjadi tempat ia berlari terdapat banyak bercak darah dan bau amis yang mulai menusuk penciuman Ice. Ice sangat tak suka bau menyengat, apalagi bau darah.

Sejujurnya ia tak tau tujuan mahkluk itu mengejarnya, tapi ini terasa seperti nyata. Aroma darah yang amis yang bisa membuat siapa saja mual bahkan muntah, dan takut akan kekhawatiran yang akan menimpa dirinya, dan jangan lupakan udara dingin yang menelusuri baju hingga ke kulit nya. Sangat nyata.

... Apakah ini sebuah pertanda? Atau hanya mimpi..?

Ice menoleh kebelakang nya, terlihat sosok itu menggunakan jubah serba hitam yang tepat dibelakang Ice sambil mengeluarkan seringai kecil.

Seketika tubuh Ice terhentikan secara tiba-tiba seperti ada yang menahanya. Seluruh tubuhnya mati rasa dan sangat kaku sehingga sulit untuk digerakkan. Sosok itu mendekatkan dirinya kepada Ice sambil menunduk, hal itu membuat wajah nya tak terlihat karena terhalang oleh jubah-nya.

Semakin sosok itu mendekat, Ice semakin merasakan energi negatif dari sosok itu. Ice memejamkan matanya pasrah saat merasa sosok itu sudah berada di depannya.

Sosok itu menghembuskan nafasnya yang dingin tepat dihadapan Ice, hal itu semakin membuatnya bergidik ngeri. Seringai kecil mulai muncul dari sosok itu lagi. "Cepat atau lambat, teman mu akan mati satu-persatu. Dan mereka akan saling memusuhi dan menjauhi." Sosok itu berkata lirih tepat di telinganya, hal itu membuat ice semakin sulit meneguk saliva nya. Ia juga sedikit bingung, Apa maksud dari perkataannya?

Seringai lebar muncul diwajahnya tak kala melihat remaja di hadapannya ini mulai mengeluarkan keringat dingin. "Jika ingin tahu siapa aku, salah satu dari teman mu, adalah aku."

Ice sedikit membuka matanya dan melihat sosok itu mendongak tepat dihadapannya, dengan bola mata biru tua yang menyala sambil menunjukan senyuman creepy nya.

Ia sempat mikir bola mata itu hampir mirip dengan bola mata milik Taufan. Tapi ini sedikit lebih tua. Dan senyuman yang diberikannya tak semanis dengan Taufan. Mereka sangat berbeda jauh.

"LO MAU APA SAMA GUA BANGSAT!?" Bentak Ice yang berusaha melawannya tanpa menunjukan rasa takut, tapi semuanya nihil. Tubuhnya yang gemetar memberikan reaksi bahwa sekarang ia sangat-sangat ketakutan.

"Pfft- Lo bakal tau nanti." Sesudah sosok itu mengatakan kalimat nya, ia mencekek leher Ice dengan kuat sehingga pemuda dihadapannya itu sesak nafas. Ice berusaha memberontak, tapi tenaga nya terkuras banyak karena Ia berlari tadi. Ice sudah hampir kehabisan nafas, kuku tajam dan panjang yang di miliki sosok itu menusuk kulit nya hingga mengeluarkan darah secara perlahan. Ini sangat menyiksanya. Ia seperti akan dibunuh secara perlahan.

"GOOD BYE, ICE EIDLAN."



"AKHHH!!" Suara tersebut berhasil membuat seisi kamar bergema karena teriakannya.

Ice sudah bangun dari mimpi buruknya dengan keadaan yang berantakan. Wajah nya yang pucat, nafasnya yang tak beraturan, rambutnya yang berantakan, keringat yang bercucuran, dan pipinya yang basah karena ia juga menangis.

ONE OF US IS THE KILLER [ BBB ] || [OG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang