3.

1.5K 93 3
                                    

Hyein tersentak ketika mendengar suara yang suami yang terdengar membentak hingga membuat matanya membulat

"Kamu bentak aku mas?" Tanya nya tak percaya

"Aku ga bentak kamu, tapi kamu yang keterlaluan, kamu ga liat yoonji kesakitan" ujar yoongi menatap hyein marah

"Ini pertama kalinya kamu bentak aku mas" perihnya menatap lekat tepat di kedua bola mata yoongi

"Berlebihan kamu, sini yoonji biar sama ku" yoongi merebut anaknya dengan lembut dari gendongan sang istri, dan Jimin hanya menjadi penonton seolah si cantik tak terlihat

"Keterlaluan kamu mas, kamu ga ngerti perasaan ku kaya gimana" teriaknya

"Pelankan suaramu di depan yoonji park hyein" desis yoongi

"Mas" Jimin menengahi

"Ini semua gara-gara kamu Jimin, semua gara-gara kamu masuk ke rumah ini mas yoongi jadi berani bentak aku" marah Hyein

"Apa maksud kaka, kenapa Kaka nyalahin aku" tanya Jimin tak terima

"Kamu, kamu yang bikin aku sama mas yoongi berantem, semenjak kamu datang ke rumah ini aku sama mas yoongi jadi sering berantem" marahnya

"Cukup Hyein, kamu ga sadar sama kesalahan kamu sendiri sekarang kamu nyalahin adik kamu yang gatau apa-apa, kekanak-kanakan sekali kamu" yoongi berbicara dengan tatapan tajam nya membuat air mata sang istri luruh begitu saja

"Ke kanak-kanakan kamu bilang, haha mas kamu ga salah ngomong kaya gitu sama aku" tawanya tak percaya "kamu ngerti perasaan ku ga sih mas, aku cemburu, aku sakit hati, aku iri lihat kamu ketawa lebar sama Jimin dan yoonji lebih seneng Deket sama Jimin di bandingkan aku sedangkan aku, aku apa, kamu sama aku ga pernah ketawa se lepas itu mas dan yoonji, bahkan yoonji ga pernah manja sama aku" ujarnya meluapkan emosi nya, dengan tangis yang tak berhenti

"Jimin tolong bawa yoonji ke kamarnya" yoongi meminta lembut pada Jimin sembari ia menyerahkan sang anak pada adik iparnya itu dan semua itu tak luput dari pandangan hyein

"Lihat, bahkan kamu berbicara dengan begitu lembutnya sama Jimin sedangkan aku? Aku, pernah kamu berbicara selembut itu sama aku mas?" Tanya nya lagi tak percaya, emosi nya meluap.

"Harusnya kamu introspeksi diri sebelum menyalahkan pada orang lain, sudahkah kamu mengurus suami dan anakmu dengan baik? Pernah kah kamu sebagai istri melayani suami layaknya istri yang baik, aku berkali-kali minta kamu untuk fokus mengurus yoonji tapi apa jawaban mu? Kamu selalu mementingkan karir di bandingkan anak dan suami, kamu ga pernah mau sedetikpun belajar untuk melayani suami mu dengan baik bahkan di saat aku lapar, aku harus membuatnya sendiri sedangkan kamu sendiri tau aku tak suka jika membeli makanan di luar park hyein" yoongi sama marahnya, meluapkan segala amarah yang selama ini terpendam

"Dan sekarang kamu marah ketika melihat anak kamu lebih dekat sama Jimin, kamu tau Jimin lebih pintar mengambil hati yoonji di bandingkan kamu, Jimin tidak pernah kasar pada anakku, sedangkan kamu? Di saat yoonji ingin bermain dengan ibunya kamu selalu beralasan cape, bagaimana yoonji bisa dekat dengan kamu jika kamu sendiri menjauhi anakmu hyein, jangan membuatku tertawa dengan semua pertanyaan mu itu yang seolah kamu begitu terbuang, itu semua karna kesalahan mu bukan aku, yoonji ataupun Jimin dan jangan pernah meleparkan kesalahan pada orang lain" lanjutnya, cukup membuat hyein terbungkam, dengan isakan yang cukup nyaring

"Perbaiki dirimu sebelum melemparkan amarah pada orang lain hyein" yoongi meninggalkan hyein yang ambruk dengan Isak tangisnya yang begitu kencang dan nyaring memenuhi dapur.

"Hiksh, sakit hikshh hatiku sakit mas, aku minta maaf hikss" racaunya dalam isakan

"Aku minta maaf hikss, jangan marah, jangan ninggalin aku hikss" isakan semakin kencang namun tak ada yang perduli, sedangkan yoongi kini tengah berada di ambang pintu kamar sang anak, menatap interaksi Jimin dan hyein, tanpa sadar senyum lembut terpatri di wajah tampannya.

Hatinya menghangat melihat bagaimana yoonji yang begitu nyaman berada di dekat Jimin, bahkan tanpa segan anak itu tertawa lepas hanya karna gurauan kecil dari sang adik ipar

"Anak papa sedang apa" yoongi berjalan mendekati keduanya

"Papa" teriak yoonji senang merentangkan tangan nya yang mungil

"Asik sekali, sampai papa datang pun kalian ga sadar" kekehnya

"Hihi, onty Jimin lucu papa" adunya, membuat yoongi tertawa

"Jimin maaf ya, lagi-lagi kamu liat mas bertengkar sama kakakmu" ujarnya sesal

"Gapapa mas, mungkin kak hyein lagi banyak fikiran jadi emosinya ga ke kontrol" balas Jimin

"Andai hyein berfikiran dewasa seperti kamu" Gumam yoongi pelan, namun masih bisa di dengar jelas oleh Jimin
"Oh ya, makasih udah jagain yoonji" lanjutnya

"Gapapa mas, aku seneng ko jagain yoonji, dia lucu ga rewel juga, iya kan cantik" ujar Jimin menggelitik tubuh mungil yoonji yang berada di dalam gendongan yoongi

"Awhh hihi, ah hahah onty sudah hahah sudah hihi itu geli onty" tawa nya lepas.

"Haha, salah sendiri kenapa bikin gemas sekali" kekeh Jimin menjawil pipi tembam yoonji, dan pemandangan itu tak lepas dari dua netra yoongi, benar-benar menghangatkan hati fikirnya

Ketiganya melupakan hyein yang masih menangis di dapur.

"Mas ga ke kantor?" Tanya Jimin, memulai obrolan setelah selesai menggoda yoonji

"Astaga mas lupa, sayang kamu sama onty Jimin dulu oke papa mau bersiap ke kantor" ujarnya pada sang anak

"Oke papa" balas yoonji

"Jimin mas titip yoonji ya" ujarnya

"Mas tenang aja, yoonji aman sama aku" ujar Jimin

"Makasih ji, mas siap-siap dulu" pamitnya

"Heum, byee papa" tangan mungil yoonji melambai pada sang ayah yang sudah keluar dari kamarnya .

Skip

Yoongi sudah siap dengan pakaian kantornya dan kini berjalan terburu

"Mas sarapan nya" teriak Jimin ketika melihat yoongi yang berjalan melewatinya begitu saja

"Mas ga sempat ji" teriak yoongi

"Tunggu mas, mas bisa makan di jalan aku udah siapin sekalian sama makan siang" cegah Jimin sembari menyerahkan kantung makanan

"Makasih ya ji, mas udah telat banget, bye"

"Bye mas hati-hati" teriak Jimin, tak lama mobil yang di kendarai yoongi semakin tak terlihat dan ia berniat untuk masuk kembali kedalam namun di ambang pintu Jimin melihat sang kakak yang tengah menatapnya dengan tajam

Jimin hanya mengendikkan bahu, dan berjalan begitu saja, namun tangannya di tahan oleh sang kakak.

Tbc

adik adalah maut(?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang