⪻⪼
Lima sahabat Rayden datang ke rumah sakit untuk menjenguk sahabat mereka. Kavin, Rain, Adion, Liam, Kori, serta si kembar Arisya dan Arasya. Sejak dua bulan, komplotan mereka yang dulunya hanya berenam kini jadi berdelapan. Rista dan Rasya menjadi teman baik mereka.
“ Bandel kan lo?” Tuding Adion.
“ Apaan banget dah. Dateng-dateng malah nuding begitu.” Rayden mendengus.
“ Udah baikan belum? Kok bisa tiba-tiba pingsan kayak kemarin?” Tanya Rain setelah meletakkan bingkisannya.
“ Mana tau bisa sampai pingsan begitu, tadinya kan cuma mimisan tapi gak taunya darahnya keluar banyak, tiba-tiba aja gitu.” Sahut Rayden.
“ Ka Raden bilang kemarin lo nangis ya. Haha tumben gue denger manusia bebal kayak lo nangis. Biasanya juga habis pingsan masih bisa cengar-cengir.” Sahut Kori yang sudah cosplay duyung di lantai.
“ Den, istirahat sekarang. Katanya lo kecapekan karena lo terlalu sibuk belajar sampai lupa waktu.” Kavin yang dingin-dingin menghanyutkan.
“ Tapi belajar seru tau. Waktu gak kerasa.” Kavin mendengus, sejak kapan Rayden akan mengakui belajar itu hal yang menyenangkan.
“ Seru tapi gak harus sampai lupa waktu. Awas begini lagi, gue bakar buku mapel lo semuanya.” Rayden hanya mengangguk malas, bagaimana jika bukunya Rayden benar-benar dibakar.
“ Eh btw sepi nih? Tante sama Om Darren gak kesini atau nanti?” Tanya Liam.
“ Bunda beli sarapan sama Bang Raides, Ayah sore baru kesini. Bentar lagi juga Kak Jayden yang kesini.” Balas Ray dengan mengendikkan bahunya.
“ Waduh Kak Jay, bisa digiles gue sama dia. Dia kan sensian mulu liat gue.” Keluh Liam.
“ Kamu nakal kali?” Celetuk Rasya.
“ Dia mah emang turunan setan makanya Jayden sensian mulu liat lo. Lagian lo bego, masa gabisa bedain kalau Jayden suka ngejailin lo soalnya muka lo spek preman kampung.” Ujar Rain terang-terangan.
“ Jahat banget anjir omongannya, gini-gini gue juga ada turunan bulenya kali.” Balas Liam.
Tidak lama, pintu ruang rawat Rayden kembali dibuka. Empat orang berdiri dengan menenteng tas belanja masing-masing satu. Itu Risya bersama Raides, juga Jayden yang sudah datang bersama Raden.
“ Wih rame nih, ada komplotannya Ray. Udah lama?” Sapa Raden yang memang sudah akrab dengan kelima sahabat adiknya.
“ Eh ada siapa nih? Tumben-tumben Ray punya temen perempuan.” Risya hanya mengenal kelima teman Ray yang sudah bersama sejak kecil tidak dengan Risya maupun Rasya.
“ Halo tante, salam kenal, kita berdua temen sekelasnya Ray. Saya Risya terus ini adik kembar saya Rasya.” Ucap Risya dengan sopan.
“ Eh Risya? Nama kita samaan lho, panggilnya juga Tante Risya.” Balas Risya dengan kekehan kecil.
“ Kebetulan banget ya Tante!” Gadis itu tersenyum lagi.
“ Rasya, kita pernah ketemu pas event sekolah sebulan lalu kan?” Raden menunjuk Rasya, salah satu anak OSIS juga.
“ Inget ya Kak? Iya sebulan lalu aku ikut ngisi event sekolah. Kakak gak lupa toh sama aku.” Rasya membalas dengan senyuman kecil.
“ Gimana mau lupa, kamu juga kan yang jadi tontonan anak-anak lain karena jambak-jambakan sama Avianca perkara Avian ngelempar kamu pakai kolornya Jian.” Raden tertawa, merasa kejadian itu paling epic selama ia bersekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heather
Teen FictionTransmigrasi book 2 Ketika remaja yang berpenampilan urakan, barbar dan tidak kenal aturan dinyatakan meninggal sehabis tawuran, malah bangkit dengan jiwa berbeda. Kayden, seorang remaja yang meninggal karena bunuh diri, tiba-tiba terbangun dalam tu...