44. SP Lagi

3.3K 238 3
                                    


Happy reading guysss

-

-

"Lara. Jangan ngelamun."

Putaran es milo di tangan Lara terhenti. Ia mengerjap merapatkan bibir. Menoleh ke arah koridor untuk kesekian kalinya.

Avisena sedang disidang di ruang BK. Pastinya karena kerusuhan di sekolah tetangga tadi. Sudah beberapa menit lalu Avi tak kunjung keluar. Lara dan anak lain duduk di pos gerbang utama. Sekedar rehat dan menunggu kabar dari Avisena.

Karang di samping Lara bergerak menggenggam tangan dingin Lara. Mengelus pelan niat menghilangkan rasa takutnya.

Ting

Suara dering pesan berbunyi. Karang membuka ponselnya untuk melihat pesan.

Ayman : Pak David hampir sampai di rumah sebentar lagi. Kamu sekolahnya free kan? Ada yang ingin Tuan bicarakan sama kamu. Penting.

Membaca pesan itu jantung Karang terasa mencelos. Meneguk ludahnya susah payah. Ia dengan segera menyimpan ponsel tersebut.

"Lara. Aku harus pulang. Ada urusan. Kamu ngga papa aku tinggal?" tanya Karang. Ia nampak sangat buru-buru.

Lara menyatukan alis, genggaman tangannya pada Karang mengerat. Ia masih takut.

Merasa tangannya digenggam erat. Karang membalas genggamannya. Bergerak mengelus kepala Lara sebentar. "Ngga papa Lara. Semuanya bakal baik-baik aja," kata Karang menyempatkan untuk menenangkan gadis itu.

"Besok kamu temuin aku di bazar ya? Ada yang mau aku kasih ke kamu," kata Lara mengingatkan permintaannya.

Karang tersenyum tenang. Menganggukkan kepala memberikan jari kelingkingnya. "Aku janji."

"Janji," ucap Lara mengaitkan kelingkingnya. Sebelum pergi, Karang mengusak kecil rambut Lara. Menoleh Reksa yang ada di dekatnya. Menyerahkan kartu debitnya. "Nih, buat party rayain," katanya.

Reksa menerima itu kebingungan. "Gue cabut dulu. Titip Lara," ujar Karang pada mereka.

Setelahnya berbalik meninggalkan mereka. Tak lama kemudian Jihan dan Rosa berlari kecil kearah mereka. Dengan Selena yang berjalan tenang nampak diam.

"Avisena kena SP," ujar Jihan begitu di depan mereka.

"Ck, udah gue duga sih. Ini problemnya bukan di sekolah doang. Tapi nyampe sekolah sebelah. Korbannya juga dari sana." cletuk Bobi berdecak.

"Untung ngga di DO. Semester kemarin dia udah kena SP juga. Ini kedua kalinya. Prestasi akademik Avi bisa bantu ngasi keringanan," sambung Jihan.

"Avi dimana?" tanya Lara memajukan tubuhnya.

Rosa yang sedang mengotak-atik ponselnya menoleh. "Keluar tadi, katanya laper."

Reksa melengos. "Lah, sempet-sempetnya."

"Keluar lewat mana dah? Kok gua ngga liat di depan?" tanya Taka bingung.

"Loncat tembok belakang. Sengaja kali hindarin lo pada," sahut Jihan.

Rosa yang sibuk dengan ponselnya melebarkan matanya heboh. "Dih! Rame banget tau gara-gara tadi. Di base SMANSA terutama. Liat deh," kata Rosa memperlihatkan ponselnya.

Memutar video pertengkaran Avi dan Haydar. Bukan satu video saja melainkan banyak. Dari semua sisi angel ponsel pemilik video.

"Ih kaya fancam anjir," cletuk Reksa malah mengingat bahasa KPOPnya. Langsung ditabok kecil tengkuk kepalanya oleh Bobi.

Sea For Blue Whales [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang