Proklamasi: dengan waktu yang sesingkat-singkatnya kami menjadi saudara dengan masa lalu yang indah!
***
"Akhirnya Pak Darwin sudah berhasil menemukan tambatan hatinya. Semoga selalu dilimpahkan berkah dalam kehidupan rumah tangga Pak Darwin."
Senyum Pak Darwin terus terpancar setiap kali mendengar untaian doa baik yang diucapkan oleh tamu undangan pernikahannya.
Sesekali Pak Darwin tertangkap basah mencuri pandang ke arah Bu Dira, sosok wanita cantik, anggun, dan lemah lembut yang kini telah menyandang status sebagai istri sahnya. Keduanya benar-benar terlihat sebagai sepasang manusia yang paling berbahagia saat ini.
Lain cerita dengan sepasang bocah SMA yang tampak menepi di sudut aula hotel tempat diadakannya resepsi pernikahan Pak Darwin dan Bu Dira.
"Lo kalau mau ngambek ntar dulu bisa gak sih? Wajah lo kelihatan banget kalau lagi badmood," ucap sosok bocah lelaki yang bernama Juan pada Zora, gadis yang berada tepat disampingnya.
Lirikan tajam langsung Zora berikan sebagai respon atas ucapan yang dilontarkan oleh Juan.
"Ngomong sama kaca!" jawab Zora dengan nada sewot.
"Dih, sewot!"
Diem lo!"
"JUAN! ZORA! BURUAN KE SINI NAK! AYO FOTO!" teriak Pak Darwin sambil tersenyum cerah saat memanggil Juan dan Zora agar segera bergabung dengan mereka.
Bagaikan aktor profesional, Juan dan Zora segera memberikan senyum terbaik mereka saat berjalan menuju ke tempat orang tua mereka berada.
"Dari tadi bunda lihat kalian berdua ini barengan terus. Bunda sangat senang kalau kalian ternyata bisa mulai dekat satu sama lain," ucap Bunda Dira sambil memberikan pelukan kepada Juan dan Zora secara bergiliran.
"Mereka memang sudah ditakdirkan untuk menjadi keluarga," sambung Pak Darwin.
Ditakdirkan untuk menjadi keluarga.
Mendengar ucapan yang dilontarkan oleh Pak Darwin, seketika membuat Juan dan Zora bertatapan satu sama lain. Dari tatapan kedua mata mereka, terlihat jika keduanya sedang memikirkan suatu hal yang sama.
Takdir?
***
-Kilas balik-
Dua bulan sebelum resepsi pernikahan orang tua mereka berlangsung.
"Kita mau jalan ke mana lagi sih?" keluh Zora pada Juan yang terus saja berjalan tanpa bicara sepatah katapun.
"Juan! Kalau kamu gak jawab, kita putus aja nih!"
Langkah kaki Juan seketika terhenti saat mendengar template ancaman yang selalu saja dilontarkan oleh Zora setiap kali kesal dengannya.
Juan langsung mengulurkan tangannya dan meraih telapak tangan Zora untuk dia genggam. Jika sudah merajuk seperti ini, maka langkah pertama yang harus Juan lakukan adalah segera menggenggam tangan mungil Zora.
Langkah kedua, Juan diwajibkan untuk langsung tersenyum sambil memberikan tatapan hangat pada Zora. Jika hal tersebut tidak ia lakukan, maka siap-siap saja Zora akan mengeluarkan ultimatum adalannya 'Kamu bete ya sama aku?'. Entahlah Juan tak paham dengan teori 'yang ngambek siapa, yang dituduh bete siapa'. Terlalu rumit.
Langkah ketiga, Juan harus segera mengeluarkan jawaban dari mulutnya. Tak peduli jika itu jawaban yang memuaskan atau tidak, yang terpenting jawab aja dulu sebelum mood Zora berubah naik level ke tahap 'siaga'.
KAMU SEDANG MEMBACA
NOT SIBLINGS
RomanceZora dan Juan adalah sepasang kekasih. Mereka selama ini menyembunyikan hubungan mereka dari orang tua dan berencana untuk mengenalkan satu sama lain saat kelulusan. Namun sebelum hal tersebut terjadi, kedua orangtua mereka justru menikah dan hal te...