Tenang lah hati! Lagi pula apa yang dirindukan tidak akan kembali
***
Langkah kaki Zora terasa semakin berat saat berjalan menuju ke ruang kelas mereka. Jika sebelumnya ia menjadikan ruang kelas sebagai tempat yang menyenangkan karna ia bisa berada di ruangan yang sama dengan Juan, kini situasi tersebut sudah tidak berlaku lagi.
"Bisa agak cepetan gak sih kalau jalan!" tegur Juan yang berjalan dibelakang Zora, seperti biasa.
"Dih, ngatur. Tinggal jalan duluan kan bisa! Lagian siapa suruh lo jalan di belakang gue!" jawab Zora dengan sewot sebelum mempercepat langkah kakinya sesuai permintaan Juan.
Lagi-lagi Juan berusaha menahan senyum saat melihat Zora yang mulai merasa kesal. Setidaknya ia sudah mendapatkan asupan semangat dengan melihat Zora yang kesal.
Langkah kaki Juan seketika terhenti saat melihat Zora yang berada beberapa langkah di depannya tiba-tiba saja terjatuh karna tanpa sengaja menginjak tali sepatunya.
Juan yang melihatnya segera mengulurkan tangannya untuk membantu Zora bangun, namun yang terjadi Zora justru menepis tangan Juan dan memilih untuk bangkit sendiri.
"Gak usah lebay! Gue bisa sendiri!" ucap Zora dengan ketus sambil berjalan meninggalkan Juan.
Seketika Juan merasa perasaan yang tak nyaman saat Zora menolak bantuannya. 'gue bisa sendiri' adalah kalimat dari Zora yang sebenarnya sangat tidak Juan harapkan untuk ia dengar.
Ia sudah terbiasa dengan Zora yang selalu merengek, Zora yang selalu meminta bantuannya, dan juga Zora yang bergantung padanya.
***
Suasanan di dalam kelas seketika menjadi sunyi saat Zora Juan memasuki ruangan kelas tersebut. Seluruh pandangan mata kini tertuju pada mereka berdua. Keduanya yang merasa ditatap oleh teman satu kelasnya merasa tak nyaman.
"Kalian kenapa sih?" ucap Juan dengan nada jutek andalannya.
Tak ada yang menyahut ucapan Juan, para siswa di kelas lebih memilih untuk melanjutkan aktivitas mereka yang sempat tertunda daripada harus mencari masalah dengan manusia kulkas macam Juan.
Tanpa peduli dengan respon teman-temannya dalam kelas, Juan segera melangkah menuju bangku yang berada di barisan nomor dua dari belakang. Dengan kasar ia meletakkan tasnya tepat di samping seorang siswa bernama Deon yang berstatus sebagai ketua kelas.
"Abis putus bukannya tobat jadi baik malah makin brutal aja sikap lo. Kasian temen-temen makin takut ke lo," tegur Deon si ketua kelas yang menjadi teman sebangku Juan.
Juan sama sekali tak berminat untu menjawab ucapan Deon. Sementara Deon yang untuk kesekian kalinya diabaikan oleh Juan si manusia kulkas hanya mampu menggeleng kepala.
"Biarin aja dia berulah, maklumi aja dulu dia masih anak baru buat urusan patah hati," sahut seorang siswa bernama Harsa yang duduk sendirian tepat di belakang Deon dan Juan.
Deon yang mendengar cibiran Harsa pada Juan mulai sedikit panik, karna duo 'kutub' ini jika mudah sekali terpancing satu sama lain.
"Ada masalah lo?" tanya Juan dengan menatap Harsa dengan sinis.
Harsa tak memberikan jawaban atas pertanyaan yang dilontarkan oleh Juan. Cowok tampan, tinggi, berusuara berat, dan beraura dingin tersebut semakin berniat untuk memancing amarah Juan.
KAMU SEDANG MEMBACA
NOT SIBLINGS
RomanceZora dan Juan adalah sepasang kekasih. Mereka selama ini menyembunyikan hubungan mereka dari orang tua dan berencana untuk mengenalkan satu sama lain saat kelulusan. Namun sebelum hal tersebut terjadi, kedua orangtua mereka justru menikah dan hal te...