Jadi seperti ya rasanya menjadi seonggok kepiting di saat dulu pernah menjadi lautnya?
***
Tepat sehari setelah resepsi pernikahan orang tua mereka berlangsung, kini Juan dan Zora resmi tinggal di rumah baru yang dibeli oleh Ayah Dar.
"Jadi, anak-anak, untuk kamar kalian berada di lantai dua yang saling berhadapan. Kami juga sudah mendekor kamar kalian sesuai dengan diri kalian kalian, yang kalau kata anak zaman sekarang pokoknya yang kamu banget. Jika ada yang tidak kalian inginkan atau kalian kurang puas, silahkan beritahu kami ya!" ucap Ayah Dar sambil tersenyum hangat menatap Zora dan Juan secara bergiliran.
Baik Zora ataupun Juan hanya mengangguk sekilas sebelum keduanya mulai menyeret koper mereka menuju kamar mereka masing-masing.
"Juan, tolong bantu Zora bawa kopernya ya!" tegur Bunda Dir pada Juan saat melihat Zora yang sedikit kesusahan membawa kopernya melewati tangga.
"Tidak perlu Tan,-" Zora seketika menjedah ucapannya saat melihat ekspresi wajah Ayah Dar yang mengandung sebuah 'teguran' karna dia nyaris memanggil Bunda Dir dengan sebutan tante, "Maksud saya tidak perlu, Bunda. Zora bisa bawa koper ini sendirian kok," sambung Zora sambil memberikan senyum manisnya.
"Dih, sok pick me lo," ucap Juan dengan sangat pelan saat mengambil alih koper Zara dan membawanya dengan mudah menuju lantai dua.
Zora yang tak terima dikatain pick me oleh Juan, berusaha menahan diri dan bersiap untuk merencanakan strategi balas dendam atas sikap menyebalkan Juan.
"Dulu aja waktu pacaran sok jadi si paling act of service, giliran udah jadi mantan gini kelihatan banget tabiat aslinya. Curiga kalau selama pacaran semua perbuatannya hanya sekedar pencitraan doang," ucap Zora yang mendumel pada dirinya sendiri dengan nada pelan, namun sayangnya Juan yang berada beberapa langkah di depannya masih sanggup untuk mendengarnya.
Tanpa Zora sadari, Juan tersenyum tipis setiap kali mendengar setiap omelan Zora.
"Nih, koper lo. Masih mau dibantu bawa sampai ke dalam kamar gak?" ucap Juan sambil menjatuhkan koper Zora tepat di depan pintu kamar yang memiliki sebuah hiasan dinding bertulis 'ZORA CANTIK AREA' dan kalimat tersebut sedikit banyak membuat Juan merasa geli, 'dasar si paling self love' pikir Juan sambil berusaha menahan senyuman.
"Ngapain lo masuk-masuk ke kamar orang. Inget ya, kita ini udah mantan!" jawab Zora dengan nada ketus andalannya.
"Berarti kalau gue bukan mantan, boleh gitu masuk kamar lo?" Juan masih berniat untuk mengganggu Zora.
"Dih, najis! Sejak kapan lo jadi manusia tak bermoral gini? Beneran curiga kalau selama ini sikap baik lo benar-benar sekedar pencitraan doang!" jawab Zora sambil menggeret kopernya dan langsung masuk ke dalam kamarnya.
Tak ketinggalan juga Zora melakukan adegan tutup pintu sekencang mungkin untuk memberi isyarat jika ia sedang dalam keadaan badmood.
Bukannya merasa bersalah karna sudah membuat Zora kesal, Juan justru terkekeh geli memandangi kamar baru Zora sebelum ia juga masuk ke dalam kamarnya sendiri.
***
Di dalam kamar, Zora sedikit terkagum dengan desain kamarnya. Kamar yang didominasi warna biru pastel ini, benar-benar seleranya. Selain itu Zora juga menemukan banyak sekali aksesoris dan benda yang berhubungan dengan 'dunia laut'.
Seperti hiasan kerang, lampu tidur yang berbentuk terumbu karang, selambu hias yang bermotif ikan-ikan kecil, dan juga beberapa boneka yang berbentuk hewan laut seperti ikan nemo, ikan lumba-lumba, dan jangan lupakan hewan kesukaan Zora yaitu kepiting.
KAMU SEDANG MEMBACA
NOT SIBLINGS
RomanceZora dan Juan adalah sepasang kekasih. Mereka selama ini menyembunyikan hubungan mereka dari orang tua dan berencana untuk mengenalkan satu sama lain saat kelulusan. Namun sebelum hal tersebut terjadi, kedua orangtua mereka justru menikah dan hal te...