part 3

839 14 1
                                    

Sintya tersadar dari lamunannya saat mendengar dentingan lift yang menunjukkan dia sudah berada di lantai 15.

Entah kenapa dia selalu teringat masa lalunya, masa lalu yang sudah dipendamnya dari dulu.

Diapun berjalan sesuai apa yang dibilang Amelia tadi. Dia mengetuk ruangan yang berada di ujung tersebut.

Setelah beberapa ketukan terdengar suara yang menyuruhnya masuk. Sintyapun lantas masuk ke dalam. "permisi pak.." sapanya dengan sopan. Pak rio sedang mengerjakan sesuatu saat sintya menyapanya. "ya, silahkan du-duk" ujar pak rio tersendat saat dia melihat sintya. Ya, dia terpukau melihat wajah sintya yang di hiasi senyuman.

"kamu pasti sintya kan? Pegawai baru di perusahaan ini" ujar rio sambil berdiri dan menjulurkan tangannya dan di sambut dengan sopan oleh sintya "ya pak, sintya Christy" jawab sintya dengan senyum saat menyalami rio. "silahkan duduk sintya" ujar rio.

Sintyapun lantas duduk tepat di depan meja rio. "ya mulai hari ini kamu resmi bekerja di perusahaan ini sebagai staff pemasaran, selamat ya sintya" ujar rio.

"terima kasih pak" ujar sintya lagi. ""oke tidak usah berlama lama, mari saya tunjukan ruangan kamu sintya"ajak rio ramah. " begini pak, bapakkan sedang sibuk, lebih baik karyawan yang lain saja pak yang mengantar saya" tolak sintya sopan. Dia tahu bahwa rio sangat sibuk saat di masuk kedalam ruangan ini.

Sebenarnya memang rio sering menyuruh karyawan lain untuk mengantarkan misalnya ada pegawai baru tetapi entah kenapa dia merasa harus mengantar sintya langsung.

Rio menyadari dia sudah tertarik dengan wanita dihadapannya ini.

"tidak masalah tya.. lagian cuman mengantarkan karyawan baru apa susahnya. Eh maaf, bolehkan saya memanggilmu dengan tya?" ujar rio sambil tersenyum. Dia benar sudah terpikat dengan sintya, padahal baru beberapa menit dia bertemu dengan wanita ini. Hahaa, dasar kau ini rio ujarnya dalam hati menertawakan dirinya sendiri.

"makasih banyak kalau begitu pak, dan tidak apa-apa bapak memanggil saya tya" jawab sintya.

Merekapun berjalan beriringan sambil membicarakan sesuatu untuk saling mengenal. Ruangan sintya tepat dibawah ruangan rio yaitu lantai 14. Riopun berpamitan pada sintya dan sintya mengucapkan terima kasih lagi kepada rio saat sudah sampai di ruangannya. Orang-orang yang berada di ruangan sintya sedang sibuk jadi hanya memperhatikan sebentar lalu mengurus kembali pekerjaan masing - masing.

Sintyapun langsung memulai pekerjaannya saat dia sedang menyalakan computer dan mendapatkan email dari rio apa saja yang mesti dia kerjakan.

Sintya bersyukur dia tidak bertemu dengan laki-laki itu. Tapi pastinya lambat laun dia akan bertemu denganya, sosok yang sangan dihindarinya tetapi dia malah melangkah.. melangkah menuju sarang laki-laki tersebut.

Flashback

9 september 2010

Sintya pov

Malam ini aku akan bertemu calon dad ku. Rasanya senang sekali akhirnya aku akan merasakan lagi kehangatan seorang ayah. Aku sedang bersiap, merapikan rambutku dan memoleskan makeup tipis di wajahku saat mom memanggilku

"sintya sayaang.. sudah belum? Cepetan yuk, ntar terlambat lagi" ujar mom. Akupun menghampiri mom "iyaaa sabar dong momku sayaang, gak sabar banget ketemu gebetan, upss,hehe" ujarku iseng dan mompun menyentil hidungnya. "kamu tuh ya dasarr, yuk ah, udahkan? Cantik begini anak mom" puji mom. "iya dong mom, anak mom gitu,hehee, yuk mom".

Kamipun lantas pergi menaiki mobil momku. Ya, aku dan mom selalu kompak, jarang sekali aku melawan mom karena aku tahu sangat sulit menjadi single parent, kalau aku nakal mom pasti sangat kecewa dan sedih. Aku tidak mau melihat itu di wajah momku.

Kamipun sampai di sebuah restoran mewah. Aku dan mom jarang sekali ke restoran mewah seperti ini. Kami cuman keluarga sederhana tapi aku menikmatinya. Wahh mewah bangett, pasti calon dadku ini orang kaya ujarku dalam hati.

Kami duduk di tempat yang sudah dipesan calon dadku. Sambil menunggu karena calon dadku belum datang, aku memainkan games di handphoneku.

Setelah beberapa menit ada seseorang yang memanggil momku "Lidya.. sudah lama menunggu?"ujarnya sambil mencium pipi momku. Rasanya bahagia sekali melihat pemandangan ini.

"tidak kok, kami juga baru sampai, oh ini perkenalkan anakku.. sintya christy" ujar mamaku memperkenalkan aku dengan calon dadku.

Akupun mencium tangan beliau dan tersenyum saat beliau memujiku "wah, cantik sekali seperti ibunya, kamu bisa panggil saya devan sayang" kata om devan "oke deh om devan" ujarku sambil tersenyum.

Calon dad- maksudku om devan ini sangat ganteeeng. Sepertinya om devan ini indo deh, badannya tegap dan kekar. Pantas saja mom klepek-klepek hihii ujarku dalam hati.

"oh iya perkenalkan ini anakku, Gerald.. Gerald bagaskara". Tunggu, sepertinya aku pernah dengar nama itu. Akupun menengok ke belakang om devan, dan saat itu aku bertemu lagi..bertemu dengan mata hazel itu, mata hazel yang menatapku tajam. Yang aku sadari bahwa dia akan menjadi saudara tiriku.

Flashback end

***

8 Juli 2015

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 07, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Beloved StepbrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang