First mendengarkan saran yang diberikan oleh Gemini; untuk menggunakan jasa dokter psikolog lain. Sebagai seorang sekretaris, Gemini dengan cepat menghubungi satu-satunya nomor yang ada pada sebuah kartu nama berwarna biru muda; dikeluarkan dari dalam dompet khusus kartunya. Kartu nama itu didapatkan Gemini dari Bibinya, jadi dia tidak perlu repot-repot mencari nomor ponsel Singto secara online atau datang langsung ke tempat praktiknya.
Sayangnya dari telpon singkat yang dilakukan oleh Gemini, First tidak bisa mendapatkan waktu pertemuan pertama dengan Singto minggu ini, tetapi harus mengantri dan itu membutuhkan waktu hingga tiga bulan lamanya. Gemini merasa bahwa itu tidak masuk akal, bahkan Singto sendiri tidak mempedulikan latar belakang First dan tetap menawarkannya waktu untuk menunggu alih-alih mengubah jadwal pertemuan dengan pasien reguler lain. Tidak kehabisan akal, Gemini kini menghubungi Krist.
Meski pun Gemini dan Krist mengurus CEO yang berbeda, terkadang ke-duanya tetap melakukan kerja sama. Bahkan ketika Off tidak bisa datang pada sebuah acara pertemuan penting, Krist justru akan disandingkan bersama First dan Gemini. Bukan tanpa alasan, tetapi karena First sendiri merupakan satu-satunya pewaris sah Jumpol-Corporation di masa depan.
Ini sudah pukul 11.54 malam dan hampir menginjak angka 00.00, namun Krist tetap mengangkat panggilan Gemini dengan suara formal yang biasa. Seolah-olah Krist tengah menegaskan, bahwa dia sedang sibuk dan belum memiliki waktu untuk beristirahat hari ini. Karena pada jam rawan lelah Krist sangat sering memarahinya; dianggap mengganggu, Gemini buru-buru menjelaskan maksud dari panggilannya.
"Psikolog Singto Prachaya?" Krist mengulangi.
"Benar Phi,"
"Datang saja besok." ucap Krist santai, terkesan seolah-olah dirinya merupakan Singto, si pemilik praktik psikolog yang terkenal.
"Kamu sedang tidak bercandakan Phi?" suara Gemini terdengar sangat tidak percaya dari panggilan telepon.
"Datang saja. Aku akan menghubungi dokter psikolog Singto agar menyediakan waktu khusus untuk tuan muda First." suara Krist terdengar sedikit kesal. Krist tidak suka bercanda, terutama dalam urusan pekerjaan, tetapi Gemini baru saja menganggapnya tidak serius.
"Ba- baik Phi, aku akan segera mengosongkan jadwal pagi tuan muda First." suara Gemini terdengar sedikit bergetar. Jujur saja, Gemini menyadari perubahan suara Krist dan dia mulai merasa takut.
"Kamu akan kembali dihubungi oleh dokter psikolog itu lagi. Pastikan untuk mengangkatnya." setelah mengatakan kalimat terakhir itu, Krist segera mematikan panggilan ponsel.
First hanya diam memperhatikan Gemini yang sedang menghubungi Krist. Jujur saja, selain Gemini, First juga sedikit takut pada Krist. Sekretaris Off itu benar-benar terkenal galak di seluruh cabang perusahaan Jumpol-Corporation. Jika ingin membandingkan antara kekejaman Off dan sifat galak Krist, itu berada di level yang sama.
"Bagaimana?" tanya First penasaran.
Gemini menggaruk ujung hidungnya. "Kamu tahu, Phi Krist benar-benar sangat bisa diandalkan."
First terlihat bingung, "Dia yang akan mengurus janji temuku dan dokter Singto?"
Gemini menggeleng, "Tidak, tetapi Phi Krist yang menentukan waktunya sendiri."
Belum sempat First kembali bertanya, ponsel Gemini tiba-tiba berdering. Seseorang kini tengah menghubungi ponselnya. Namun seperti yang dikatakan oleh Krist sebelumnya, itu benar-benar Singto Prachaya.
Percakapan singkat kembali terjadi antara Gemini dan Singto. Tetapi tidak seperti sebelumnya, Singto mengatakan bahwa First dapat segera bertemu dengannya kapan pun. Gemini hanya perlu menghubungi ponselnya dan Singto akan segera meluangkan waktunya. Itu benar-benar terdengar seperti sebuah keajaiban besar. Tidak ingin menolak, Gemini segera menyebutkan jam pertemuan besok.
•
•
•
First tidak datang sendirian. Dia ditemani oleh Gemini atas keinginan Gemini sendiri. Jujur saja, Gemini merasa sangat penasaran dengan Singto dan hubungan yang dimilikinya bersama Krist. Bagaimana pun, kejadian tadi malam benar-benar membuatnya kebingungan. Juga merasa tidak memiliki potensi meyakinkan sebagai seorang sekretaris pribadi First.
Singto menyambut kedatangan First dan Gemini dengan hangat, kemudian meminta agar Gemini menunggu di luar ruangan praktik sementara First berbaring pada satu-satunya kasur di dalam ruangan. Itu bukan sebenar-benarnya kasur, tetapi kursi multifungsi yang sangat nyaman untuk digunakan sebagai tempat duduk juga alas tidur.
Singto menanyakan alasan kedatangan First hingga masalah insomnia yang sedang dialami oleh First. First bahkan tanpa ragu menceritakan mengenai mimpi laki-laki asing juga pertunangan yang batal. Singto mendengarkan semuanya, sampai dia meminta izin untuk melakukan hipnotis dasar pada First. First tidak menolak, dia segera menerimanya dengan mudah.
Sesi pengobatan First bersama Singto berjalan cukup lama. Menghabiskan waktu lebih dari dua jam. Meski begitu, hanya Gemini sendiri yang merasakannya. Sementara ketika Gemini mengintip dari celah pintu yang dibuat menggunakan kaca, First belum terlihat lelah atau bosan. Keduanya masih berbicara seperti sepasang teman lama yang tengah menceritakan hal-hal menarik. Saat sesi berakhir, First terlihat seperti hampir menemukan sesuatu mengenai sosok asing di dalam mimpinya.
Gemini mengendarai mobil pribadi First. Dalam perjalanan mereka kembali ke kantor, Gemini banyak bertanya pada First mengenai Singto. First mengatakan bahwa pengobatan Singto jauh lebih membantunya dibandingkan dengan dokter sebelumnya, Singto bahkan menawarkan sesi lanjutan satu minggu kemudian untuk memperjelas identitas sosok asing di dalam mimpi First.
Mendengar itu, Gemini merasa sedikit lebih lega. Setidaknya dia dan sahabatnya tidak perlu lagi menghabiskan waktu berlalu lama di perusahaan untuk bekerja. Sebagai seorang laki-laki dewasa dengan fisik yang sehat, seharusnya Gemini dan First menggunakan kesempatan itu untuk mencari pasangan baru juga bersenang-senang.
•
•
•
Perth duduk berhadapan dengan Khaotung. Saat ini ke-duanya sedang mengisi kebosanan di dalam salah satu klub malam langganan Khaotung. Perth juga Khaotung lebih memilih minuman beralkohol kalengan, dengan kadar alkohol paling rendah. Mereka tidak ingin cepat mabuk, terutama Perth; yang mengendarai motor.
"Apa kamu sudah berbaikan dengan Saint?" tanya Khaotung sembari memainkan ponselnya.
Perth mendengus. "Kami putus."
Mendengar itu, Khaotung buru-buru menaruh ponselnya di atas meja dan menatap wajah remang Perth rekat. "Kamu putus?"
Perth melempari Khaotung dengan bungkus kosong cemilan kuaci yang telah mereka makan isinya. Itu merupakan satu-satunya cemilan paling berbeda dari meja-meja lain. Tentu saja menu tersebut tidak berada dalam daftar yang dijual, tetapi Khaotung secara khusus memintanya pada karyawan yang bertugas dan di setujui langsung oleh manager klub malam tanpa berkomentar apa pun.
"Kamu benar-benar putus?" ulang Khaotung.
Perth ingin melempar kaleng di sekitar jangkauan tangan kanannya ke arah Khaotung, namun dia menahannya. Bagaimana pun juga Khaotung merupakan sahabat terbaiknya. Jadi sekali lagi, dia melempari Khaotung dengan bungkus kuaci kosong.
Khaotung menahan tangan Perth yang terangkat; bersiap-siap melemparinya dengan bungkus kuaci kosong. Meski cahaya di dalam klub malam tidak terang, namun suara Khaotung penuh dengan ketertarikan. Seolah-olah duka yang sedang dirasakan oleh Perth saat ini merupakan gosip panas yang bersifat hiburan. "Cepat ceritakan padaku sekarang!"
Perth menarik tangannya dari genggaman lemah Khaotung, membuat Khaotung hampir tersungkur ke depan. Namun karena Khaotung sudah hapal dengan sifat kasar Perth, dia dapat meminimalisir dampaknya dengan cepat. "Tidak bisakah kamu berpura-pura bersimpati padaku?"
Khaotung dengan cepat menggeleng. "Aku belum pernah berpacaran, belum pernah memiliki kekasih, bagaimana aku tahu cara bersimpati untuk hal-hal yang belum pernah aku alami?"
"Aku berharap kamu ditolak oleh fate mate-mu di masa depan dan aku akan melemparimu dengan pertanyaan yang sama seperti saat ini." ucap Perth asal.
Khaotung mengabaikan ucapan Perth. "Cepat ceritakan padaku! Cepat! Cepat! Cepat!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Chasing You, My Ideal Alpha
RomanceFirst kedatangan tamu asing di depan pintu apartemen mewahnya. Tamu itu tidak lain merupakan seorang remaja laki-laki yang terlihat lebih muda beberapa tahun dari First. Dia memperkenalkan diri sebagai Khaotung. Atas permintaan dari Ayah angkatnya...