10# Now, now

57 4 1
                                    

"Jumpol Corporation?" Perth terlihat tidak percaya dengan informasi yang tercantum pada lembaran kertas di hadapannya. Meski keluarga Phiravich termasuk ke dalam deretan bangsawan tua terkemuka di Thailand, begitu pula dengan keluarga Pirapat, namun itu tidak jauh lebih tua dari keluarga bangsawan Jumpol dengan sejarah yang lebih panjang. Bahkan pengaruhnya di Thailand hampir tidak memiliki pesaing, meski pun ada, namun hanya dapat dihitung dengan jari.

"Apa kamu yakin bahwa laki-laki di dalam photo ini  benar-benar fate mate-mu?" tanya Perth pada Khaotung untuk memastikan, bahwa sahabatnya Khaotung tidak sedang berbohong atau salah dalam mengenali Alphanya.

Khaotung menatap Perth kesal. "Bagaimana mungkin aku bisa salah? Apa kamu pernah melihatku jatuh cinta atau tertarik dengan orang lain dengan mudah sebelumnya?"

Melihat Khaotung menjadi lebih sensitif, Perth buru-buru meralat perkataannya, "Maksudku, ini terlalu di luar nalar!"

Khaotung buru-buru mengambil lembaran yang sebelumnya dia baca bersama dengan Perth, begitu pula dengan photo First. Khaotung segera menyimpannya ke dalam tas, lalu berjalan keluar dari kelas. Dia ingin segera pulang ke rumah dan menghubungi Tay. Jika itu Jumpol Corporation, mungkin tidak akan sulit untuk Tawan Corporation memberikan Khaotung kesempatan bertemu dengan fate matenya sekali lagi.

"Khaotung! Apa kamu serius?" Perth menahan langkah kaki Khaotung dengan cara berdiri di hadapannya seperti sebuah tembok kokoh. Meski hanya dengan berlari kecil, cukup mudah untuk mengejar kepergian Khaotung. Tinggi antara Perth dan Khaotung tidak jauh berbeda, selain Perth sedikit lebih tinggi, Perth juga seorang Alpha.

Khaotung menatap Perth dengan tatapan yang sama seperti sebelumnya. "Jumpol Corporation atau apa pun, selama dia merupakan fate mate-ku, maka aku harus menemuinya."

Perth tidak dapat berkomentar lebih, jadi dia hanya mengangguk dengan cepat di hadapan Khaotung seolah-olah dirinya setuju. Berharap Khaotung berhenti merasa kesal pada Perth cepat atau lambat. Bermusuhan dengan Khaotung benar-benar tidak memiliki manfaat, kecuali menyadarkan Perth bahwa sahabatnya itu adalah pengisi kebosanan.

"Aku yang akan mengantarkanmu pulang, seperti biasa, oke?" ucap Perth.

Khaotung menatap wajah Perth. Itu tidak memiliki perbedaan apa pun, kecuali perasaan kesal yang semakin menumpuk di dalam hati Khaotung. Namun setelah menatap kedua mata Perth rekat, Khaotung hanya bisa mengangguk. "Oke."

Perth tersenyum. "Karena aku ikut membolos, kamu harus membiarkan aku tidur di rumahmu sampai jam pulang tiba."

Khaotung mengangguk. "Bukan masalah."

Tay cukup sulit untuk dihubungi. Dan sayangnya itu merupakan hal yang sangat wajar untuk orang dewasa yang sedang bekerja. Khaotung tidak bisa menyalahkan Tay, namun jauh di dalam hatinya, dia merasa sedikit kecewa.

"Bagaimana?" tanya Perth. Saat ini, dia tengah berbaring di atas tempat tidur Khaotung dengan sangat nyaman. Jika saja itu rumahnya sendiri, maka Perth sudah pasti akan dimarahi oleh Plan (Omega); Ibunya, sepanjang hari karena membolos. Tentu saja, sebagai seorang suami yang sangat loyal pada pasangan, Mean (Alpha); Ayah Perth, juga akan ikut-ikutan memarahinya.

Khaotung menggeleng. "Sedang sibuk."

Perth sedikit merasa iba pada Khaotung, jadi dia berinisiatif untuk memberikan saran. "Kamu tahu nomor sekretarisnya?"

Khaotung sekali lagi menggeleng. "Tidak."

"Kalau begitu, kirimi saja dia pesan singkat." tambah Perth sembari memejamkan ke-dua matanya. Dia mulai merasa sedikit mengantuk.

Chasing You, My Ideal AlphaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang