"Kaa-san cepat! Nanti Naru kesiangan!"
Kushina hanya menggelengkan kepalanya sembari tersenyum mendengar gerutuan putranya. Memangnya salah siapa sampai Naruto kesiangan sekolah?
"Kaa-san sudah membangunkan mu dari tadi. Suruh siapa Naru tidur lagi? Ini akibatnya jika Naru tidak mendengarkan perkataan kaa-san"
Naruto mencebikkan bibirnya kesal. Ia sudah hampir kesiangan dan kaa-sannya malah menceramahi dirinya.
"Tapi tadi perasaan Naru sudah mandi deh. Malah sudah berangkat dengan Tou-san"
"Benar, dalam mimpimu!"
Minato menggelengkan kepalanya mendengar perdebatan antara ibu dan anak itu. Setiap pagi selalu sama, namun semua itulah yang membuat kehidupannya menjadi lebih berwarna. Putranya yang cerewet dan istrinya yang tak mau kalah, rasanya ada yang kurang jika tidak mendengar keributan dari keduanya.
"Ish, padahal Naru ingin berangkat sekolah dengan Sasu-Nii"
"Tidak usah. Kasihan Sasuke kalau harus menunggumu bangun. Bisa-bisa dia kesiangan bahkan bolos sekolah. Naru kan tidur sperti putri tidur, harus tunggu ada bom jatuh dulu baru bisa bangun sendiri"
"Ihhh! Kaa-san!"
Naruto yang kesal menghentakkan kakinya lalu berlari kearah Minato yang sedang sibuk sarapan. Naruto memeluk Minato dan bergelayut manja padanya. Ia memang lebih manja pada Minato ketimbang Kushina.
"Tou-san, kaa-san jahat!"
"Hahaha tapi yang kaa-san bilang benar kok. Naru itu kalau sudah memejamkan mata persis seperti princess"
Bukannya meredakan amarah putranya, Minato malah ikut menggodanya dan membuat Naruto semakin kesal.
"Tou-san!!! Naru itu prince, bukan princes!!"
Minato tergelak sementara Kushina membuang muka menyembunyikan raut wajahnya yang menahan tawa. Melihat kedua orang tuanya yang tertawa Naruto semakin cemberut.
"Nee, maafkan Tou-san. Jangan cemberut hm? Tou-san tidak suka melihat wajah anak Tou-san yang ditekuk"
"Habisnya kaa-san dan Tou-san menyebalkan. Naru kesal! Naru mau berangkat sekolah sendiri saja!!"
Naruto Yang ngambek lalu mengambil tas sekolahnya dan berlari keluar rumah. Melihat Naruto pergi begitu saja Minato segera berdiri dan pamit pada Kushina.
"Sayang, aku pamit dulu"
"Hati-hati dijalan"
Pagi itu berjalan seperti biasa. Kushina tak pernah menyangka bahwa hari itu adalah terakhir kalinya ia bisa melihat putra kesayangannya secara langsung. Seandainya Kushina tahu jika hal buruk akan menimpa putranya, Kushina tak akan pernah membiarkan Naruto pergi sekolah hari itu.
Sayangnya waktu tak bisa diputar dan apa yang sudah terjadi tak bisa diubah.
Setelah memiliki seorang putra yang begitu manis dan lucu hari-hari Minato terasa lebih sempurna. Putranya itu bukan hanya menjadi pelengkap keluarga kecilnya melainkan juga sebagai sumber kehidupannya.
"Masfkan Tou-san hm, jangan marah lagi pada Tou-san"
Sepanjang perjalanan menuju sekolah, Naruto enggan bercengkerama dengan Minato. Ia memilih duduk dipojok bangku penumpang dan membuang muka pada Minato.
Minato sejujurnya menahan diri agar tidak semakin membuat putranya tersinggung. Ia tahu Naruto memang mudah marah namun ia juga tahu kelemahan putranya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Missing Child
FanfictionBagi Sasuke, Naruto adalah Dunianya. Ketika Naruto menghilang tanpa jejak, tujuan Sasuke hanya satu. Mencarinya sampai titik darah penghabisan!