06. Para Serigala

192 46 14
                                    

"Hah?" Lino terperanjat kaget.

Mendengar ucapan Chan barusan tentu saja teman-temannya seketika memerhatikan pakaian Lino kini. Eric bahkan sampai melihat lagi postingan Felix sebulan lalu yang sempat ia simpan di dalam markah akun Social Path miliknya.

"Njir, bener! Dia orangnya!" pekik Eric seketika, lalu menunjukkan bukti berupa tangkapan layar dari laptop Felix yang menunjukan rekaman CCTv sekolah akan si oknum bersangkutan.

"Wah, sinting banget. Sebulan ini bikin gue penasaran aja sebenernya siapa, ternyata elo!" geram Chan.

"Eh! Bentar! Lo kan gak tau kenapa gue ngelakuin itu!" pekik Lino kencang.

Ah, benar. Tak ada satupun dari mereka yang tahu akan alasan perangai buruk Lino itu, dan jawabannya sukses membuat seluruh cowok tersebut melempar tatapan satu sama lain.

"Kenapa emang?" Eric bertanya lebih dulu.

"Ya itu kan gegara dia duluan yang ngelempar sampah ke muka gue!" sahut Lino sambil menunjuk Chan.

"Hah? Kapan?! Jangan fitnah lo!" kelit si kakak kelas.

"Gue gak fitnah! Emang bener kok! Lo ngelempar kepala gue pake kaleng minuman pas gue lagi jalan sendirian di Lonely, st! Dan lo gak minta maaf sama sekali!" cecar Lino dengan berani.

"Hah?" Sayangnya Chan tak ingat sama sekali.

Kendati demikian tiba-tiba Jacob merasa ada yang mengganjal, dan ia bertanya pada Calvin di sebelahnya. "Kok berasa kek deja vu, ya?"

"Hah? Apaan?" Dan Calvin bingung maksud kalimatnya.

"Lo inget gak yang waktu kita berdua balik dari Super Bowl Sorbet buat beli makanan? Pas itu di jalan ada yang ngelempar kaleng ke kepala gue," cecar Jacob.

"Ah! Iya, gue inget! Orangnya lari masuk ke dalem bus dan HEH!" Tiba-tiba kawannya itu memekik kencang. "IYA BENER!! GUE INGET, ORANGNYA PAKE TAS INI JUGA!"

"Kaaaaannn!!!" Jacob melotot seketika.

"BENTAR! BENTAR!" teriak Chan. "Lo! Bisa-bisanya ya lo nyoretin kaca mobil gue cuma gegara itu doang, tapi lo sendiri gak ngaca kalo lo ngelakuin hal yang sama ke orang lain?!" Ia berucap sambil mendekatkan wajahnya ke depan wajah Lino, hingga si adik kelas mundur selangkah.

"Ya kan gue gak sengaja waktu ngelempar kaleng itu, mana tau temen lo bakalan lewat!" kelit Lino dengan was-was

"Ya gue juga gak sengaja kalo lo lagi lewat pas buang sampah! Kalo lo ngerasa dirugiin sama gue gegara itu kenapa lo gak langsung ngomong aja ke gue? Kenapa lo main seenaknya ngerusak barang orang?! Lo pikir tuh mobil harganya berapa, hah?!" cecar Chan.

"Oh, jadi sekarang gue yang harus minta maaf gitu after kelakuan lo?!" sahut Lino tak kalah sengit.

"Lo bego apa gimana?! Masih berani nanya?!"

"Ya lo sendiri juga gak ada itikad baik buat minta maaf duluan! Yang lo bahas cuma mobil, mobil, mobil! Norak banget, orang lain juga punya mobil tapi gak dibahas terus kayak lo gini!" Lino maju selangkah dengan sedikit mendongakkan kepala.

"Oke, fine! Jadi lo gak mau minta maaf sama gue?!" tegas Chan.

"Harusnya gue yang ngomong kek gitu ke elo!"

"Elo tuh ben—"

"STOP!" teriak Chris tiba-tiba menghentikan adu argumen di antara keduanya, dan membuat si adik kelas serta saudara kembarnya itu spontan menoleh seketika.

"Lo berdua cuma buang-buang waktu buat ribut kek gitu, gak ada yang bakalan selesai!" cecarnya seketika.

Teman-temannya yang lain; Calvin, Jeje, Eric, Kevin dan Jacob yang semula terpaku menonton mereka pun sesaat berdehem. Calvin bahkan turun dari bangku reot tempatnya duduk mendekati Lino.

IDENTICAL LOVE [Banginho]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang