—••°••—
Setibanya Renjun di Miami, dia langsung bergegas pergi ke hotel untuk bersiap menemui sekelompok orang yang akan menjadi tim dalam perjalanan serta petualangan mengasyikkan menuju pulau tak berpenghuni yang ada di daerah Amerika Utara. Renjun akan menaiki kapal nelayan yang telah dia sewa menuju segitiga bermuda. Kapal yang cukup besar dan berfasilitas lengkap, tidak mewah namun tidak sederhana. Sekelompok orang yang akan menjadi tim-nya merupakan tim arkeolog yang berasal dari berbagai negara, tiga berasal dari China, dua dari Jepang dan satu dari Korea Selatan. Mereka yang berasal dari luar China memang sedang datang untuk mendatangi tempat-tempat peninggalan kerajaan China dahulu. Mendapatkan kabar jikalau pewaris utama Huang sedang mencari tim arkeolog guna menyelidiki apa yang terjadi di segitiga Bermuda membuat mereka berenam menjadi tertantang dan mendaftarkan diri.
Tentu penyelidikan mereka di lakukan tanpa izin, namun selama uang berkuasa penuh maka semuanya akan selesai dalam sekejap.
Tujuan setelah dari hotel ialah pelabuhan. Hari itu juga mereka akan berlayar menuju segitiga bermuda berada, beranggotakan tujuh orang termasuk dengan dirinya; Huang Renjun (China), Lai Guanlin (China), Wen Junhui (China), Liu Yangyang (China), Nakamoto Yuta (Jepang), Watanabe Haruto (Jepang) dan Lee Taeyong (Korea Selatan). Keenam pria lainnya memang arkeolog muda, untuk Guanlin dan Yangyang sendiri mereka berada di semester akhir. Berasal dari universitas yang sama dan secara kebetulan mengambil cuti selama setahun untuk ikut serta dalam tim arkeolog.
Selain mereka berenam yang Renjun pilih ada juga lima penjaga lainnya, mereka berlima merupakan bodyguard yang di tugaskan untuk melindungi dirinya dan yang lain. Alam itu misteri, terlebih yang mereka datangi merupakan pulau tak berpenghuni yang hanya segelintir orang yang mengetahuinya.
“Hello everyone! I'm Renjun Huang, just call me, Renjun.” Sapa Renjun memperkenalkan diri dengan ramah dan sopan, ia membungkukkan tubuhnya, menatap hangat penuh binar menggemaskan. Taeyong Lee yang berasal dari Korea Selatan terkekeh, menepuk bahu Renjun dua kali dan berkata, “Bicara pakai bahasa mandarin juga tidak apa-apa, Renjun. Kami bisa berbahasa mandarin,”
“Zhēn de ma?” Beo nya, menatap dua pria Jepang yang mengangguk membenarkan perkataan Taeyong. “Saya pribadi bisa berbahasa mandarin sebab tinggal di Beijing sejak masuk sekolah menengah atas hingga saat ini, kalau Haruto dia bisa berbahasa mandarin karena kecintaannya pada China.” Jelasnya membuat Renjun mengangguk memahami.
“Memang benar jikalau tempat yang akan kita kunjungi ada benda berharga di sana?” Junhui membuka suara, menarik perhatian yang lain, turut menjatuhkan atensi pada Renjun yang telah mengumpulkan mereka di sini. Tuan muda Huang mengangguk tanpa keraguan, maniknya melirik sekitar, “Kita bicarakan ini di dalam kapal, jangan di sini. Ayo naik.” Renjun bergegas melangkah memasuki kapal bersama ransel hijau army di punggung, berukuran besar dan tampaknya berisi banyak barang. Kemudian tak lama para bodyguard datang menyusul bersama perlengkapan dan barang-barang, membuat Haruto berdecak tak percaya. “Anak itu mau berpetualang atau pindah? Banyak sekali barang bawaannya...”
Yangyang terkekeh, dia menatap punggung Renjun dengan senyuman. “Wajar, dia itu pewaris tunggal Huang. Lagipula ini adalah petualangan pertamanya,”
“Tampaknya kau dekat dengan tuan muda, Liu?” Guanlin menatap Yangyang penasaran sebab dia merasa jikalau pemuda Liu itu amat memahami Renjun. Yangyang memainkan bahunya, “Kebetulan kakeknya dan kakek ku memang dekat, mereka pernah menjadi teman satu tim. So yeah, begitulah.” Katanya, mengambil langkah menyusul Renjun untuk naik ke kapal meninggalkan Guanlin yang mengangguk paham.
KAMU SEDANG MEMBACA
Thrilling Adventure | NOREN
Ciencia FicciónSebuah kisah yang mempertemukan dua cinta dari sepasang laki-laki ketika tanpa sengaja bertemu di satu tempat yang sama. Huang Renjun yang berpetualang mengikuti catatan bekas peninggalan sang kakek sekaligus mencari jejak dimana terakhir kali sang...