keesokan harinya Felix merasa tubuhnya remuk, sekujur tubuhnya terasa begitu sakit apa lagi bawahnya
"ah sayang, rupanya kau sudah bangun"
"maaf, kemarin aku sudah kelewatan pada mu." ucap Zion menatap lekat pada seseorang didepannya
Felix hanya bisa menundukkan kepalanya, dadanya terasa begitu sesak, mata-matanya terlihat berkaca-kaca. saat itu juga Zion langsung memeluk Felix dengan erat
"maaf, aku minta maaf" Felix yang sudah sesenggukan kini kepala nya terasa begitu pusing
"hari ini kau tidak sekolah dulu, aku sudah izin pada guru mu"
Zion berusaha menenangkan Felix agar berhenti menangis, namun malah membuat nya semakin geram.
"akhh, kepala ku" ia merasakan sakit di bagian kepala. sungguh ini sangat berat
"kau sakit? kau demam" setelah menyentuh telapak tangannya pada kening Felix
ia membaringkan kembali tubuh Felix "tidur saja lagi, nanti akan ku bangun kan saat aku selesai "
cup
ia mengecup kening Felix dengan rasa sayang. ia langsung bergegas menuju dapur untuk membuat bubur untuk Felix makan nanti.
'aku merasa tidak tega dengan anak itu, apa aku sangat berlebihan?' monolog nya
beberapa menit kemudian Zion selesai membuatkan bubur untuk Felix
ia langsung bergegas menuju kamar Felix, saat ia memasuki kamar Felix ia mendapati Felix tertidur kembali "baby wake up, kau harus makan dulu" ucap nya dengan lembut
perlahan mata Felix terbuka dari tidurnya "aku tidak mau makan, mulutku terasa pahit Zion" keluh nya.
"tidak apa-apa, sehabis ini kita periksa" Felix mengangguk
ia menyuapi bubur yang dimasak nya tadi, ia takut rasa tidak enak untuk di makan "apa kau suka" Felix memberikan senyuman nya lalu mengangguk
"enak, aku suka"
ia sambil mengusap surai kepala Felix dengan lembut penuh kasih sayang. tatapan teduh nya membuat Felix begitu luluh dengan Zion
"sudah, aku kenyang"
ia meletakkan mangkok bubur itu pada nampan yang berada di nakas lalu memberikan segelas air.
"aku akan memanggil kan dokter untuk mu"
tak lama kemudian seorang pria separuh baya "permisi"
"masuk"
"kau bisa langsung memeriksa nya"
tanpa ba-bi-bu dokter itu langsung mengikuti perintah Zion, setelah beberapa menit dokter itu memeriksa keadaan Felix ia memberi tahu bahwa Felix terlalu kelelahan.
"sebaiknya ia harus lebih banyak beristirahat agar cepat pemulihan"
"ya, terimakasih"
"dan untuk demamnya, jika masih berkelanjutan kau bisa membawa nya kerumah sakit" Zion tak menggubris ucapan pria itu ia hanya mengangguk
"baik saya permisi dulu"
ia mengantar dokter itu sampai pintu.
(sumpah gua bingung banget)skipp
dimalam hari
tiba-tiba saja turun hujan dengan begitu deras, dan hawa dirumah semakin dingin. ia bisa merasakan tubuhnya kini menggigil
"z-zion" panggil nya
"kenapa sayang, kau butuh sesuatu?" ucap Zion sambil mengusap lembut kepala nya
"tubuh mu menggigil, demam mu semakin tinggi" ia mulai khawatir dengan keadaan ini
"Zion" panggil nya
"kenapa sayang?" Zion terus mengusap surai kepala nya dengan lembut, menatap nya lebih lekat
Felix hanya menatap kosong pada Zion "baby" panggil nya merasa khawatir
pandangan nya merasa buram, telinga nya mulai berdengung, kepala nya juga semakin sakit "Felix, kau masih bisa mendengar suara ku, sayang?" ia menepuk-nepuk pelan pipi nya
Tak lama kemudian Felix menangis, entah apa sebabnya. Ia semakin kasihan dan tak tega melihat nya, suhu demam nya semakin naik.
"tenang lah, aku ada disini untukmu", tidak cukup untuk menenangkan nya ia kembali mengeratkan pelukannya nya
Dirasa Felix sudah tidak menangis, Zion kembali membaringkan tubuhnya.
______________________________________
Udara malam ini cukup dingin, pastinya juga tidak baik untuk Felix "baby, kenapa kau diluar? angin malam tidak baik untuk mu"
Felix hanya menoleh sesaat dan tidak menggubris ucapan Zion "Zion duluan saja,aku masih ingin diluar"
Zion menghela nafas nya, ia tak tahu apa yang sedang terjadi pada kekasih nya ini. Jika ia memaksa untuk masuk pasti nya akan terjadi hal sama seperti kemarin.
Ia tak mau menyakiti nya untuk kedua kalinya, ia berjanji pada diri nya jika mengulangi kesalahan yang sama, ia tidak akan memaafkan diri nya sendiri
Ia berjalan mendekati Felix yang sedang terduduk di teras sambil memandangi langit malam yang indah, melingkar kan tangannya pada pinggang ramping milik Felix "bisa kau melepaskan tanganmu dari pinggang ku?" tanya nya
"why? kau sangat terganggu dengan ini?" Felix menjawab dengan anggukan, ia menyeringatkan alias nya
Bukan nya melepaskan ia malah semakin mengeratkan rangkulan pada pinggang ramping Felix "maaf kan aku atas kejadian hari itu sayang" bisik nya
Diam membisu tak ada jawaban, ia merasa dirinya sungguh bersalah. Ia merubah kekasih nya dengan satu kejadian
"Aku merindukan dirimu yang dulu sayang, kembalilah" tangan Felix menggenggam erat tangan Zion yang sedang melingkar kan tangannya
Tanpa ada jawaban dari sang empu dihadapan nya, Felix tiba-tiba saja berbalik badan lalu
cup
kecupan itu kembali, Felix menatap Zion sangat dalam begitu pun dengan Zion, keduanya memberikan senyuman tulus yang teramat dalam
"Terimakasih sudah kembali, aku sangat merindukanmu" ia memeluk tubuh yang mungil itu
"wangi ini, seperti"
"ngh" desahan kecil itu keluar ketika sang dominan menjilat area sensitifnya
"aku suka wangi mu, selalu manis dan harum"
"terimakasih"
"ahh-zionh" Zion dengan gencar memulai nya dari area leher membuat empunya mendongak memberikan celah
"boleh? aku akan hati-hati saat melakukan nya" hanya dengan senyuman Zion sudah faham
______________________________________
"angh" desahan itu memenuhi kamar yang bernuansa hitam abu
"kau terlihat sangat cantik, aku menyayangimu "
"a-ahh me too" tatapan sayu itulah yang paling Zion sukai
keduanya saling adu bercumbu, sang dominan lah yang memimpin nya. keduanya saling menikmati
"stop, hentikan Zion "
"tunggu baby"
“ i want to cum, Zion"
"bersama"
hai hai, huhuhuhu maaf ya baru up sekarang. Karna lagi sibuk banget dan lagi ujian juga bjir🥺 semoga yang lagi ujian/ulangan nilai bagus" semua yaaaaaaaaaa aamiin
segini dulu yaaa
babay
jangan lupa
vote
komen
KAMU SEDANG MEMBACA
kidnapper
Teen FictionFelix si anak manis yang terpisah dari genggaman sang ibu, ia mengunjungi supermarket untuk membeli beberapa bahan untuk membuat kue kesukaan. namun saat ia sedang menunggu ibunya ia malah mendapati seseorang dengan penawaran camilan kesukaan nya "...