eight ; disturbance

21 5 0
                                    

Berangkat ke Dubai dengan hanya membawa satu koper yang tidak terlalu besar memang tidak memberatkannya, hanya saja bagaimana bisa dia nantinya menahan rindu ketika tidak bertemu dengan Atherine dan Nala selama 4 hari

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Berangkat ke Dubai dengan hanya membawa satu koper yang tidak terlalu besar memang tidak memberatkannya, hanya saja bagaimana bisa dia nantinya menahan rindu ketika tidak bertemu dengan Atherine dan Nala selama 4 hari.

Sejak berkemas, Andra benar-benar dikelilingi oleh perasaan dilemma. Seharusnya dia berada disini saja dan tinggal bersama dengan orang-orang tersayang, tetapi ia sadar, ia tidak boleh egois hanya memikirkan keluarga sedangkan diluar sana ada perusahaan yang membutuhkan kehadirannya juga.

“Ayah,”

Langkah kaki Nala mendekati Andra yang sedang menyiapkan kopernya sebelum dibawa keluar. Gadis remaja itu membawa sebuah kotak di tangannya, Andra dengan sigap menerima.

“Kemarin bunda beli kue, katanya satu kotak buat ayah, nanti jangan lupa dimakan ya?”

Andra tersenyum, “Makasih, terus sekarang bundanya mana? Kok nggak diajak kesini?”

“Bunda lagi siap-siap, katanya mau ikut anter ayah ke bandara.”

“Terus kamu kok masih disini juga? Nggak sekolah?”

“Ayah ini hari Minggu,”

Andra menepuk keningnya sendiri. Bagaimana bisa dirinya lupa jika dia memang akan bepergian di akhir pekan.

“Oh iya ayah lupa, yaudah yuk ke depan, ayah udah ditungguin sama om Ale.”

Bertepatan dengan dirinya yang keluar dari apartemen, Atherine rupanya sudah berada disana menunggu dia. Mereka saling melempar tatapan lalu tersenyum sebelum Ale datang dan mengacaukan semuanya.

“Nanti kalau pulang dilanjut tatap-tatapannya, yuk berangkat sekarang!”

Uhm Ale, boleh nggak saya sama Nala ikut?”

Ale menoleh, “Iya boleh dong Rin, ayo!”

Senyum bahagia muncul di raut wajah Atherine. Wanita itu segera merangkul Nala, mengikuti Ale dan Andra yang sudah masuk ke dalam lift menuju basement. Mereka akan berangkat ke bandara menggunakan mobil milik Ale.

“Heh lo ngapain duduk disini?”

Andra mengernyitkan keningnya. Apa salahnya dengan dia duduk disamping kemudi? Bukankah sudah biasa dia melakukan itu?.

“Sana duduk di belakang sama Atherine, biar Nala aja yang di depan sama gue.”

Andra tersenyum, “Tumben banget lho baik. Pasti ada maunya nih,”

“Udah cepetan, sebelum gue berubah pikiran!”

Tentu saja kesempatan emas tidak akan disiakan oleh Andra. Sesuai dengan keinginan Ale, ia berpindah duduk di jok belakang, sedangkan Nala duduk di samping kemudi.

“Om jangan kenceng-kenceng bawa mobilnya, kita nggak lagi balapan!” Nala protes karena sejak tadi Ale mengemudi seperti supir bus, terlalu laju dan tidak mau mengalah dengan kendaraan lain.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 30 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

NEIGHBORWhere stories live. Discover now