Eps 4.

243 14 0
                                    

Di rumah blaze and ice.
Tidak terasa jam sudah menunjukkan pukul 04.10wib. Blaze sedang mandi sementara ice yang bangun lebih awal sedang sibuk di dapur memasak nasi goreng untuk sarapan. Setelah beberapa menit blaze selesai mandi dan memakai seragam lalu ke dapur untuk sarapan. "Bagaimana rasanya? Apakah keasinan? Atau kurang asin?" Tanya ice gugup pada blaze.
"Tidak. Ini sudah sempurna tidak perlu khawatir, duduk dan makanlah."
Jawab blaze menyakinkan ice.

Keduanya pun sarapan bersama. Tepat jam 06.00wib keduanya pun berangkat ke sekolah mengendarai motor aerox milik blaze. Mereka sampai ke sekolah hanya dalam waktu 20 menit. Saat memasuki gerbang sudah ramai sahaja penghuni sekolah yang berdatangan. Blaze dan ice pun langsung otw kelas. Baru saja blaze menginjakkan kakinya di pintu kelas tiba-tiba ia di terkam oleh manusia tidak tau ahlak sampai terjatuh bersama manusia yang menerkam nya. Untung ice tidak kena karna dia berada di belakang blaze. Ice mayan kaget dengan kejadian tersebut. Dalam hatinya mungkin ia berkata, masih pagi anjir.

"Aishhh, pala gwa babi. Tangan aja belum sembuh udah di terkam anakkan singa aja njing." Ucap blaze seraya lengan kanannya memegangi kepala bagian belakangnya yang tersantuk lantai cukup keras.
"SEMUA SALAH LU! PINGGANG GWA MATI RASA ANJING." Ucap anak singa dengan nada tinggi. Tentu saja kalian tau siapa anak singa yang di maksud.
"Ya lagian lu mau mau aja di ajak." Jawab blaze dengan santai lalu duduk di lantai dengan lengannya yang masih memegangi kepala nya. "ARGH SUMPAH DEMI APA!! D.A.M.N! Demi Allah Mau Nangis." Ucap taufan yang ngereok di lantai.

"Tau lah anjir. Banyak bacot aja lu kayak nyamuk nguu nguu nguu aja kerjanya, nyakitin telinga." Jawab blaze dengan nada mengejek khasnya lalu berdiri dengan rada puyeng akibat benturan di kepalanya. Taufan pun ikut berdiri dan dia baru menyadari ada ice yang dari tadi nyimak. "Eh? Ada ice toh." Ucap taufan dengan ling lung. "Jangan khawatirkan diriku." Jawab ice dengan singkat. Blaze dan ice pun berjalan ke kursi mereka masing-masing lalu duduk. "Sumpah gwa butuh bodrex satu pabrik." Ucap blaze yang sedari tadi memegangi kepalanya. "Yakin? Coba di lihat dulu kali aja berdarah." Ucap ice pada blaze.
"Yakali njir ampek berdarah." Gumam taufan dengan nada kesal bawaan amuk nya tadi.

"Lu nggak ingat apa? Lu juga pernah nyakar muka gwa ampek berdarah. Ampek masuk UKS jink." Jawab blaze dengan santai. Taufan yang mendengar hanya nyengir kayak orang ODGJ. Ice pun mengecek kepala blaze yang sedari tadi ia pegang. "Berdarah sih, tapi cuman dikit." Gumam ice dengan sedikit menyentuh luka di kepala blaze. "Itu tidak masalah, biarkan saja mengering. Darah keringnya bisa hilang saat diriku keramas." Jawab blaze dengan santai. Ketiganya pun duduk di bangku masing-masing. Jam sudah menunjukkan pukul 07.00wib. Bel masuk kelas terdengar sangat khas seperti ngajak tuli bareng. Semua siswa-siswi mulai masuk ke kelas masing-masing. Jam pelajaran pertama pun di mulai dengan suasana seperti biasa. Iya seperti biasa kayak kebun binatang.

Di tengah jam pelajaran ke dua tiba-tiba ada pengumuman dari kepala sekolah. Semua murid di sarankan diam untuk sementara. Pengumuman dari kepala sekolah terdengar seperti ia sedang ngemilin mik yang ia gunakan. Kelas 11B yang bukanya diam malah bertanya-tanya apa yang kepala sekolah katakan? Apakah ia keselek mik dan meminta tolong kepada kita?
Hanya itu yang ditanyakan para murid kelas 11B. Pengumuman pun selesai semua murid masih bertanya-tanya akhirnya guru yang sedang mengajar mereka berkata "Kepala sekolah bilang, minggu  depan ada lomba antar sekolah dengan SMA ***** Dan lomba yang di adakan adalah bola basket." Ucap sang guru kepada para muridnya.

Semua murid di kelas 11B sangat reok. Semua murid berbincang apakah SMA itu belum juga menyerah? Kan tahun lalu udah tapi kalah, bedanya tahun lalu bermain sepak bola. Sekarang nantang ulang main bola basket. Nggak ngasih SMA lain giliran kah? Yah itulah yang menjadi topik panas apa minggu ini. Sang guru hanya melanjutkan penjelasan materi pada murid-murid nya yang beberapa masih reok dan beberapa mulai diam dan memperhatikan materi. Setelah sekian lama sang penyelamat bumi pun datang. Bel istirahat terdengar ramah menyapa para murid yang mulai reok tidak tertolong apa lagi yang tadi pagi tidak sarapan.

Cinta Brudak SMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang