bertemu kembali

269 9 0
                                    

Wanita berusia 37 tahun itu duduk di sebuah rumah bangku taman. Seusai berkunjung ke 'rumah' sang suami yang telah berpamit 10 tahun lalu.

"Kakak pulang aja dulu ya? Mama mau ketemu sama papa. Nanti Mama usahakan kita makan malam bareng ya?"

Shasa. Perempuan satu - satunya di dalam keluarga kecil ini. 10 tahun berlalu, gadis kecilnya bersama suaminya itu sudah beranjak dewasa sekarang.

"Iya ma, jangan larut ya? Kesehatan mama juga penting. Kakak pulang dulu ya, love you ma, take your time with papa." Gadis itu mencium pipi sang mama lembut, meninggalkan Salma yang seorang diri.

Bukan tanpa alasan, Shasa tahu kalau sang Papa merindukan sang Mama. Sama seperti dirinya. Ia akan memberikan waktu.

Pukul 17.45 tepatnya. Salma masih enggan untuk beranjak. Semilir angin petang itu tak sedingin biasanya, justru ini sangat hangat. Bagai dipeluk. Bagai diusap.

"Belum pulang?"

Sibuk dalam pikirannya, Salma tak sadar jika sejak tadi ada seorang yang ikut duduk disampingnya. Seseorang yang sangat merindukannya.

"Mas? Kok kamu disini?"

Yang ditanya hanya tersenyum, senyum hangat yang tak pernah berubah meski tahun telah beranjak. Senyum hangat yang hanya dimilki oleh satu orang kesayangannya. Senyum sehangat mentari milik Rony, suaminya.

"Hei, kok nangis? Kan sudah pernah aku bilang untuk jangan pernah menangis lagi, Salma."

Salma...

Panggilan itu, panggilan yang tak pernah lagi Salma dengar setelah 10 tahun lamanya.

Maka dengan itu bulir mata air dari kelopak jatuh, tanpa kata.

"Mas Rony..."

"Iya sayang, mas disini."

Bagai mata air yang baru saja di bongkar di telaga, air itu terus mengalir deras dari mata cantik milik Salma. Membuat Rony yang disebelahnya hanya bisa tersenyum tipis tanpa melakukan apa - apa.

"Gapapa sayang, gapapa." Hanya itu yang bisa Rony berikan.

"Kamu apa kabar?"

Pertanyaan itu dilontarkan oleh Rony, yang masih setia memandang mata cantik favoritnya.

Salma tersenyum, ia mengelap air matanya.

"Baik mas, sangat baik. Kamu ga perlu khawatir, shasa dan anak anak band kamu - masih perhatian sama aku."

"Ah, band aku masih jalan ya sampai sekarang?"

Rony mendekat, senyumannya kali ini amat sangat bahagia.

"Iya, kamu tahu. Vokalisnya sekarang si Paul. Temen kamu yang hobi ngelawak itu." Salma tertawa kecil.

"Yang bener kamu, masa Paul sih. Meski suaranya gak kalah bagus dari aku tetap aja, dia ngeselin." Kata Rony.

Salma tertawa atas pertanyaan suaminya. Wajah tampan itu cemberut, dengan tatapan yang dikepal di dada. Persis seperti anak kecil yang ngambek karena rak diberi sebungkus gula - gula.

"Kamu tuh selalu ya, meski sudah bertahun tetap aja bisa bikin aku senyum malu begini mas." Rony hanya tertawa.

Mentari petang itu telah hilang, digantikan dengan sinar rembulan yang menembus di pakaian putih miliknya dan Rony.

Salma kembali menoleh, hendak mengatakan.

"Oh iya mas, aku mau kenalin kamu sama seseorang. Kamu mau?"

Dengan menatap, Rony mengangguk.

Suaminya tidak pernah berubah, suaminya tetap Rony yang sama.

"Mas, Shasa sekarang sudah besar. Umurnya 17 tahun. Sebentar lagi dia lulus, gadis kecil kita cantik sekali mas. Cantik sekali."

Kisah Singkat Kita - EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang