shasa

341 15 0
                                    

"salma aku pulang sayang"

Namun rony tak melihat keberadaan salma -istri- manisnya itu.

"Sal? Salma? Aku pulang!"

Sambil memanggil istrinya itu, Rony berjalan ke arah kamar. Mana tau istrinya itu tengah tidur, mengingat ini sudah hampir tengah malam.

Ketika sampai di depan pintu kamar, Rony melihat Salma sedang mengusap pucuk kepala 'shasa' -anak semata wayang yang dimiliki oleh rony dan salma-

Rony tersenyum. Mendekat kearah salma, berniat untuk menggendong Shasa karena rasanya ia rindu sekali kepada anak kesayangannya itu.

"Loh mas? Udah pulang?"

Rony hanya mengangguk sambil tersenyum kepada salma, kemudian dia mendekat untuk menggendong shasa.

"Kamu mau ngapain? Shasa masih tidur, jangan di bangunin"

Cegah Salma sebelum suaminya itu hendak menggendong anak mereka.

"Kenapa sih aku gak boleh peluk anakku sendiri?" tanya Rony, kesal.

Salma beranjak dari sisi sang anak lalu duduk di kursi, yang berada di ujung kamar melihat ke arah Rony.

Rony ada di dekat jendela kamar mereka, berdiri dekat kasur, masih memandangi wajah putrinya yang sedang tertidur pulas.

Salma berkata lagi, "Kasihan, Shasa baru tidur. Nanti terbangun."

Kalau sudah begini, Rony pasti mengalah. Salma itu tahu apa yang terbaik untuk anaknya. Apalagi Shasa, anak satu-satunya.

Cahaya bulan yang redup masuk dari sela-sela jendela, jatuh tepat di kemeja berwarna cokelat karamel yang rony pakai.

Rony masih tidak rela, hanya bisa melihat anaknya tidur, dengan mulut setengah terbuka: tanda tidurnya terlalu pulas. Gigi yang mengintip di bawah bibir, seperti kelinci. mirip sekali mamanya.

"Lagian, kalau anaknya udah dipeluk mau kamu apain mas?" tanya Salma.

"Diliatin aja, gitu?" Lanjutnya.

"Diliatin aja, gitu?" Lanjutnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku mau cium keningnya. Setiap pulang kerja atau balik nge-band, cuma kening Shasa yang bisa ngilangin rasa capek yang terkumpul. Aneh lho, ajaib bisa lenyap, gak bersisa."

Terus, aku lihat mukanya. Aku mau minta maaf. Sambil bisikin ke Shasa. Aku mau bilang,

'Maaf ya Shasa sayangnya Papa dan Mama, Papa masih belum bisa beliin mainan kesukaan kamu waktu itu pas kita ke pasar malem.'

"Papa ga hati hati waktu terima tawaran - manggung yang ternyata papa dan temen band papa ditipu sama penyelenggara eventnya, dan kita ga dibayar. Karena papa, shasa dan mama jadi ikutan susah. Papa juga jadi jarang main sama Shasa."

Lalu aku mau bilang,

"Shasa harus percaya, Papa lagi usaha untuk cari uang yang banyak, supaya kita ga susah lagi dan kamu bisa ikut main boneka sama temen - temen kamu biar ga rebutan lagi. Maaf, Papa berusaha kok, doain biar jadwal manggung papa tambah banyak, terus papa juga bisa dapet kerja sampingan."

Salma masih mendengarkan. Duduknya belum berubah semenjak suaminya bicara dari tadi.

Rony melanjutkan,

"Aku mau elus rambutnya, san aku taruh dia lagi ke tempat tidurnya. Bentar kan? Ga lama kok. Boleh ya aku peluk dia?"

Kali ini dengan nada manja yang sudah lama tak salma dengar.

Salma melihat ke arah rony, bukannya menjawab, dia bertanya balik,

"Kok istrinya ini gak pernah dicium lagi dahinya?" Ucap Salma pura - pura merajuk.

Kisah Singkat Kita - EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang