pamit

263 6 0
                                    

Rony kembali menatap mata cantik itu, mata yang selalu indah, seindah bagaimana sang empunya dengan sepenuh hati mencintainya.

"Maaf ya, kamu pasti kecewa sama aku." lirih rony.

"Aku gak pernah kecewa sama kamu, Mas," kata salma. "Gak pernah."

Salma menghapus air matanya yang jatuh satu tetes.

"Kamu kenapa? Kok tiba-tiba nangis?" tanya rony.

"Gak, gak kenapa-kenapa," kata salma.

"Mau peluk?"

Rony mendekat ke arah salma dan shasa. ikut

berbaring diantara keduanya. Dia lalu

menjulurkan tangannya. Mengusap kepala salma

dan shasa, namun anehnya tak bisa. Rony
mencoba mengusap lagi.

Kali ini dia sadar apa yang terjadi.

Tangannya tembus melewati kepala dan tubuh istri dan anaknya.

Bingung, rony melihat ke arah salma. Salma kembali menghapus satu butir air mata yang baru saja jatuh. Salma lalu berkata,

"Lima hari yang lalu, waktu perjalanan pulang dari event alumni SMA kamu. Mobil kamu tiba-tiba kebakaran di arah depan. Kamu dan temen kamu berhasil keluar, api semakin membesar dan kamu baru sadar kalo ada satu temanmu dari bandung ikutan nebeng ga ada, dan baru inget kalo dia duduk di depan, terjebak di dalam mobil"

Kamu tanpa pikir panjang nerobos buat masuk dan bantuin dia, tapi seatbelt yang dia pake nyangkut dan ga bisa dibuka. Temenmu yang diluar udah berusaha buat narik kamu, tapi kamu kekeh ga mau, dan bagai takdir yang ga bisa ngelak. Api semakin besar dan kamu ga kunjung keluar sari sana, sampai petugas datang." Suara salma bergetar seiring isakan yang terus keluar.

Rony meraba bagian tubuhnya, tak berbentuk, benyek. Hangat. Dia tidak berani melihat tangannya, karena dia tahu, ini pasti penuh luka bakar dan darah. Tangan kirinya terlihat tembus pandang di tubuh istrinya.

Rony melihat ke arah salma,

"Kenapa kamu gak bilang dari awal?"

"Karena aku mau membiarkan kamu pamit,"

ucap salma dengan tubuh rony yang perlahan menghilang,

Menjadi serpihan - serpihan debu.

Sebagai pamit termanis, sekaligus pamit paling miris.

'perpisahan itu biasa, tapi perpisahan tanpa kalimat selamat tinggal itu menyiksa, merugikan, dan menyusahkan.'

Kisah Singkat Kita - EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang