Selamat membaca!
ˏˋ°•*⁀➷
Hari ini Ryu dan Jeffrey akan berangkat ke Jakarta. Hari ini juga hari terakhirnya menempati kosan. Ia sudah mencicil memang seminggu ini untuk berbenah barang-barang apa saja yang perlu ia bawa. Gadis itu hanya membawa pakaian dan beberapa barang pribadi saja.
Rencananya Jeffrey akan menjemputnya jam 10 pagi karena flight mereka dilakukan jam 1 siang. Saat tengah berberes sambil memastikan bawaannya, pintu kamarnya diketuk dari luar.
"Udah mau berangkat?"
Levi tampak rapi dengan blouse biru muda serta celana levis nya. Nampaknya gadis itu akan bersiap ke kampus.
Ryu menganggukkan kepalanya, seraya menatap Levi yang masih berdiri di depan pintu. Gadis itu malas membuka sepatunya, "Nunggu Jeffrey jemput. Dia kesini jam 10"
Levi menghela nafas pelan, akhirnya gadis itu masuk ke dalam menggunakan sepatu. Perlahan memeluk Ryu yang kini nampak berkaca-kaca pula.
"Ahh lo mah..gue padahal gak mau nangis tahu. Ini malah jadi mewek lagi!"
Ryu membalas pelukan Levi tak kalah erat. Semalam setelah bertemu Harun, keduanya pun mengobrol bersama menghabiskan malam bersama sebelum Ryu berangkat. Namun rasanya masih kurang saja.
"Kan masih ketemu, Lev. Gue usahain pulang kalo liburan."
"Ya tapi beda lah. Gue gak bisa ketemu lo tiap hari kayak sekarang." ujar Levi sedih. "Duh harusnya gue gak boleh gini. Temen gue mau kuliah di Oxford! Keren banget! Gue bangga banget pokoknya sama lo!"
Ryu tersenyum mendengarnya, meremat bahu gadis itu pelan. "Lo inget pesan gue ya. Gak boleh bolos-bolos lagi pokoknya! Gak boleh alasan proker terus yaa!"
"Iya ah bawel lu. Udah kayak nyokap gue aja"
Keduanya tertawa bersamaan, sampai ponsel Ryu berbunyi tanda panggilan masuk. Jeffrey menelponnya. Nampaknya lelaki itu sudah sampai di depan kosan.
"Bentar ya gue buka gerbang dulu, Jeffrey udah di depan kayaknya."
Ryu berjalan keluar diikuti Levi. Tepat sekali, mobil Jeffrey baru saja terparkir. Lelaki itu keluar dengan memegang ponselnya.
"Udah siap sayang?" tanya Jeffrey seraya menatap Ryu
Gadis itu menganggukkan kepalanya, "Bantuin aku bawa koper ya, Jef." Lelaki itu mengangguk tanda setuju. Ryu berjalan duluan masuk ke dalam.
"Jef. Gue boleh ngomong bentar?"
"Sure." Balas Jeffrey.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mine.
FanfictionRyu selalu dianggap beruntung oleh orang lain. Memiliki kekasih tampan, baik hati, mapan, dan terkenal. Namun masihkan ia merasa beruntung ketika hidupnya terkekang? "Kamu harusnya tau peraturan kan?" "Come on! Aku gak mau ngehukum kamu, tapi kamu b...