2

980 41 0
                                    

Kini Javier dan bagas sedang di restoran dekat kantor bagas, ia selesai memakan makanan siangnya .

" Jadi alasan lo buat cari bodyguard itu karna lo mau jaga diri karna lo udah tua gitu " Bagas melihat Javier yang sedang minum

" Hmm, musuh gue banyak gue cari aman aja dulu gue masih kuat gelud sekarang tenaga gue gak kayak dulu " Javier menatap sekelilingnya

" Jadi kapan lu nikah " Bagas bertanya pertanyaan yang Javier hindari

" Gak tau, lu juga kapan mati " Ucap Javier tersenyum mengejek ke bagas

"Sialan lo, anak gue belum gede banget baru umur 18 tahun masak ko do'ain gue yang masih sehat bangget " Bagas mendengar itu sedikit kesal dengan temannya itu

" Masih kecil banget " Javier menatap bagas

" Mending sih dari pada elu kagak punya satupun " Diakhiri dengan bagas tertawa dengan raut senang karena berhasil membuat kawannya itu terdiam

" Ck... Terserah lo gue mau balik ke kantor dulu dari pada gue dibully sama lo " Javier beranjak dari meja di itu lalu keluar restoran itu sedang kan bagas memilih diam di retesto itu

____________________________________________
•★•★•★•★•★•★•★•★•★•★•★•★•★•★•★•★

Sekarang pukul 2:30 sore derren adfanda pramasta sedang menatap sekeliling kamar yang sudah ia tempati lebih dari 15 tahun itu sendiri SD kelas 5 ia ditutup kan disini oleh sang bibi karna keterbatasan ekonomi yang dimilik keluarga bibi nya itu membuat dirinya tinggal disini kedua orang tuanya sudah meninggal karna kecelakaan bus saat ingin pulang ke kampung halaman neneknya beruntung dirinya tidak ikut mereka karna harus mengikuti ujian kenaikan kelas.

Walaupun dirinya hidup dipanti kebutuhannya selalu tercukupi sampai dirinya sarjana, ia tak menyesal dan tak protes jika dirinya hidup seperti ini.

Tak lama setelah orang anak kecil datang

" Kak ren kata ibu viorada yang nyari kak " Anak itu berdiri diambang pintu membuat derren menatapnya

" Siap, yuk kita keluar " Derren membawa satu tas ransel berukuran sedang dan satu kardus, dirinya pun keluar dan menutup pintu kamar itu tak lupa menguncinya.

Sesampainya di ruang kepala yayasan ia melihat pria yang mungkin umurnya setengah abad itu

" Derren ayo duduk dahulu sebelum berangkat " Ucap kepala yayasan yaitu ibu vior

Derren pun mengangguk dan duduk disebelah ibu vior

" Derren mulai hari ini kamu sudah tidak tinggal disini, kamu mulai bekerja dengan mereka ibu harap kamu dapat menjaga diri dengan baik " Ucap Ibu vior mengusap punggung derren dengan lembut untuk menyalurkan rasa semangat

" Iya ibu, derren minta maaf belum bisa bikin ibu bahagia " Ucap derren dengan tulus kepada ibu vior yang menjaganya sendari ia kecil sampai seperti sekarang

" Ibu sudah cukup bahagia derren, sekarang saatnya kamu bahagia " Ibu vior memeluk derren dengan kasih sayang dirinya sedikit menetes kan air mata untuk seorang anak panti yang ia anggap seperti anaknya sendiri

" Kalau begitu derren berangkat bu, derren bakal sering kesini jika senggang " Derren mencium tangan ibu vior dan beranjak dari duduk nya diikuti oleh pria yang dari tadi hanya menyaksikan mereka berdua

" Jaga dirimu ren, ibu selalu mendoakan yang terbaik untukmu " Ibu vior melambaikan tangan didepan pintu ruang yayasan dan derren pun membalas lambaian tangan dan ia pun maduk kedalam mobil

____________________________________________
•★•★•★•★•★•★•★•★•★•★•★•★•★•★•★•★

Sampai didepan masion milik tuan nya itu derren terheran heran karna sangat sepi bahkan seperti rumah yang tidak berpengaruh huni, lalu ia dianaj oleh pak wawan supir yang menjemputnya tadi.

JAVIER(MXB) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang