[Àspodel 04]

1K 76 13
                                        

>> 𝙰𝚜𝚙𝚑𝚘𝚍𝚎𝚕 <<

"Aku harap kita bisa bersama hingga selamanya, entah apapun yang terjadi kedepannya. Aku akan selalu ada disebelahmu, memelukmu, dan melindungimu."

>>◇<<

"Happy Reading"

>>◇<<




"Maaf, aku terlambat menyelamatkanmu."

Hembusan angin menerpa taman bunga blue rose dengan tenang, terlihat seseorang sedang melangkah pada setapak jalan diantara taman bunga.

Jubah kekaisaran yang dipakainya tengah melayang dimainkan angin, rambutnya yang berantakan semakin teracak karena terpaan sang angin.

Rahangnya yang kokoh dengan wajah yang tirus mampu menyihir seluruh manusia, entah kaum hawa ataupun adam.

Tatapannya yang tajam dengan perpaduan manik merah dan biru yang langka, semakin meningkatkan poin tambahan untuk mebdeskripsikan dirinya adalah seorang bangsawan.

"Kedua kakimu masih sakit?" tanyanya lembut.

Ia mengeratkan pegangan lengannya pada tubuh yang sedang digendongnya, lengannya yang kekar merupakan hasil dari latihannya selama ini.

Cengiran jahilnya semakin merekah, ketika melihat beberapa pengawal ataupun pelayan meliriknya dengan malu - malu.

Lebih tepatnya, mereka semua merasa iri dengannya karena telah berhasil membawa seseorang yang sangat diminati oleh semua orang.

"Tak apa, biarkan Pangeran Mahkota Frostfire Zeleandro membawamu ke tahta Kaisar bersamaku, Tuan Putri Glacierelan Kielendra." ujarnya percaya diri.

Seseorang yang digendongnya adalah Pangeran ke-dua dari Kerajaan Earthstone, sekutu dari Kekaisaran Weistrone.

Pangeran Glacierelan Kielendra, seorang remaja laki - laki yang sangat dikagumi oleh semua orang karena bakat dan parasnya.

Sudah banyak desas - desus yang beredar diseluruh wilayah Kekaisaran Weistrone, tentang prestasi serta kekuatan yang dimilikinya.

Tak hanya Pangeran Glacier, Kedua Pangeran Kerajaan Earthstone lainnya juga memiliki pesonanya masing - masing.

"Jangan menghayal terlalu tinggi, Frosty."

Glacier menjitak dahi temannya dengan kuat, otak temannya mulai menghayal jika dirinya adalah seorang Pangeran Mahkota.

Latar belakang taman bunga beserta pakaian kerajaan pun mulai menghilang, tegantikan dengan lorong sekolah yang ramai.

"Tch, baru saja aku akan naik tahta menjadi Kaisar," decih Frostfire.

Glacier menggulingkan kedua matanya dengan malas, sudah lelah dengan kelakuan Frostfire.

Mentang - mentang dirinya sedang digendong olehnya, kebiasaan menghayal tentang dunia fantasi selalu muncul.

"Turunkan Cicy, Frosty," pinta Glacier pelan.

Dahi Frostfire mengkerut, ia menghentikan langkahnya secara tiba - tiba. Untungnya tidak ada orang dibelakang mereka.

Ia mendekatkan wajahnya, menempelkan dahinya dengan dahi Glacier. Tatapannya terfokus pada manik warna Glacier yang indah.

"A-apa?!" tanya Glacier tergagap.

Degup jantungnya semakin berdebar kencang, bukan karena suka tetapi ia terkejut melihat wajah Frostfire yang terlalu dekat dengan wajahnya.

Àsphodel Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang