▪part 4▪

308 50 8
                                    

Dokter bilang jika Nini terkena demam dan flu karena salju. Kalau di ingat, ini salju pertama diawal musim dingin. Belum lagi tubuhnya yang berubah menjadi balita mudah terkena demam.

"Sudah tidur?" Tanya Lisa berbisik.

"Hm, Jisoo juga flu dan suhu Chaeng sedikit hangat."

Seulgi membaringkan tubuhnya disebelah Nini, setelah diberi obat dia jauh lebih baik.

"Omong-omong bagaimana dengan jadwalmu unnie?"

"Kamu tidak mungkin bisa mengurus mereka bertiga sendirian, sedang sakit pula. Jadi besok aku akan ke agensi untuk meminta libur," jelas Seulgi.

"Apa tidak masalah? Kau harus memikirkan member lain."

"Jangan di pikirkan, kita fokus saja pada kesembuhan mereka." Kata Seulgi, "mari tidur."

Setelah itu tidak ada yang bersuara diantara mereka, tapi Lisa pikir dia baru saja memejamkan matanya. Dan terpaksa harus kembali terbuka saat mendengar suara tangis.

Masih jam sepuluh malam, benarkan dia baru tigapuluh menit tertidur. Lisa membuka pintu yang terhubung ke kamarnya. Jisoo tidur sambil menangis, Lisa menghela napasnya lalu mencoba menenangkan balita itu.

"Shh.. sayang,"

"Maa.." saat membuka mata dan melihat Lisa, Jisoo langsung merentangkan tangannya.

Lisa menggendong Jisoo, menimangnya agar berhenti menangis. "Sepertinya kamu juga demam,"

Sesaat setelah Jisoo kembali tertidur, Chaeng justru terbangun dengan suara tangis yang kencang. Tentu hal itu mengagetkan Jisoo, hingga dia jadi ikut menangis.

"Haduh.."

"Sayang, hei.. ini mama." Chaeng meringsut mendekati Lisa yang berdiri disamping tempat tidur.

Jadilah perempuan itu menggendong keduanya. Lisa masuk ke kamarnya, Seulgi dan Nini masih tidur. Tak ingin mengganggu keduanya, dia memilih kembali ke kamar sebelah.

Jisoo ada di sisi kanannya, sementara Chaeng di kiri. Ketiganya kembali tidur, Lisa menghela napasnya. Sejak ketiga kakaknya berubah menjadi balita, jam tidur Lisa sangat terganggu. Hampir setiap saat dia terbangun karena rengekkan mereka.

Tepat pukul satu malam, tangian Nini terdengar. Lisa tahu Seulgi berusaha menenangkannya, ingin menghampiri mereka pun tidak bisa, tubuhnya dikunci oleh Jisoo dan Chaeng. Lisa takut jika dia bergerak akan membangunkan keduanya.

"Li?" Seulgi membawa Nini pada Lisa.

"Sudah diberi susu? Chaeng juga belum lama tidur."

"Sudah, Nini tidak mau. Suhunya sangat tinggi," jelas Seulgi.

Dengan susah payah, Lisa berusaha melepaskan pelukkan Jisoo. Setelahnya dia mengambil termometer untuk mengukur suhu tubuh Nini.

"39° unnie," kata Lisa begitu selesai mengukur suhu tubuh Nini.

"Mengapa semakin tinggi? Kita kerumah sakit saja Li," Seulgi masih berusaha menenangkan bayi itu.

"Kita tunggu sampai besok, jika besok pagi suhunya tidak turun maka kita kerumah sakit. Berikan Nini padaku, unnie tolong ambilkan air hangat dan handuk." Lisa memangku Jennie, "jangan menangis nanti Jisoo dan Chaeng bangun."

Tak lama Seulgi datang, dia duduk disebelah Lisa. Lalu menaruh handuk hangat di kening Nini, dia juga melakukan hal yang sama pada Chaeng dan Jisoo.

"Kepalaku pusing." Kata Lisa.

"Li? Jangan sekarang, aku tidak bisa mengurus empat bayi sekaligus."

"Yakk!"

"Ayo tidur, semoga besok demam mereka turun."

"Unnie tidur dimana?" Tanya Lisa setelah dia memposisikan tubuhnya di atas kasur.

"Ini cukup untuk kita berlima, mereka kecil." Katanya, lalu berbaring disamping Chaeng. Seulgi dan Lisa berada dipinggir, sementara bayi-bayi itu ditengah.

👶🏻👶👶🏼

Harapan mereka pupus, nyatanya ketiga bayi itu masih demam. Setelah sarapan, mereka pergi ke dokter. Beruntung tidak harus dirawat inap dan sekarang, mereka sedang menonton film.

"Uyyu Mama.." Jisoo menarik baju Lisa, berharap bisa bergantian dengan Chaeng.

"Sebentar ya, Chaeng belum selesai. Unnie tolong buatkan susu," Seulgi segera kedapur untuk membuat susu.

"No no.. uyyu Mama,"

"Iya, Chaeng bergantian ya." Begitu Chaeng turun dari pangkuan Lisa, Jisoo segera mengambil alih tempat itu. Dia mengulum puting Lisa sambil menonton film.

"Ini susunya," botol yang dibawa Seulgi langsung dirampas oleh Chaeng. Bocah itu duduk disamping Nini yang juga sedang menyusu dari botol.

"Astaga, kasar sekali."

Lisa tertawa, "mungkin haus."

Setelah mereka kembali tenang, kelimanya fokus menonton. Hanya setengah jam ketiga bayi itu tenang, kini mereka merengek tidak jelas.

"Kalian lapar? Ingin apa?" Tanya Seulgi.

"Tolong ambilkan biskuit mereka unnie," Lisa menggendong Jisoo yang sedari tadi memeluk kakinya. "Ingin tidur ya sayang? Tubuh kalian panas, pasti tidak nyaman."

Seulgi datang lalu memberikan satu keping biskuit pada Chaeng, namun bocah itu menepisnya. Daripada memarahi tindakan Chaeng, Seulgi justru menggendongnya sambil di timang.

Mereka terus mengucapkan kata sayang agar kedunya tenang. Berbeda dengan itu, Nini yang merasa di abaikan pun melempar benda-benda yang ada disekitarnya.

"Astaga Nini, jangan sayang." Lisa menahan tangan yang hendak melempar remote tv, dia meraih tubuh kecil Nini hingga berada digendongannya juga.

"Maaf ya sayang, Nini ingin digendong juga, hm?"

Hingga beberapa saatpun, ketiganya masih menangis. Seulgi yang melihat Lisa kesusahan pun merasa kasihan, tidak bisa dibayangkan jika Lisa hanya diam memendam masalah ini sendirian.

"Kemari, biar Nini denganku. Kau pasti berat menggendong keduanya,"

"Nooo.. Nini ingin Mama," kata Nini berusaha memeluk erat leher Lisa.

"Tidak apa-apa unnie,"

"Kalau begitu Jisoo kemari,"

"Tidak mau Mama.." sama seperti Nini, Jisoo pun tak kalah erat memeluk leher Lisa.

"Hei, kalian tidak kasihan pada Mama. Pasti berat menggendong kalian berdua," kata Seulgi.

"Sudahlah unnie.. sulit bernegosiasi dengan mereka."

"Dengar unn?" Tanya Lisa.

"Dengar apa?"

"Seperti pintu yang dibuka."

"Tidak-"

"JENNIE, IRENE UNNIE DISIN-" Irene berdiri tidak jauh dari mereka, dia begitu terkejut melihat pemandangan didepannya. "APA-APAAN KALIAN?!"

"Unnie, ini tidak seperti yang kau bayangkan." Kata Seulgi.

"Ya Tuhan, kalian?"

"Tidak unnie!" Lisa menyela.

"Astaga, tubuhku lemas. Kalian memiliki hubungan? Dan- mereka anak kalian, iya kan?!" Irene terduduk, "ya Tuhan. Dosa apa aku memiliki adik seperti kalian," katanya sambil meremas baju bagian dadanya.

"TIDAK UNNIE!" Teriak Lisa dan Seulgi bersamaan, hingga ketiga bayi itu terkejut lalu menangis.

👶🏻👶👶🏼

Haiiii

See u

seora<3

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 22 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Baby SittingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang