PAGE 4

192 32 70
                                    

Happy reading!


4. The Antagonis

"Berani juga lo ngejawab gue," Ucap Megan terkekeh remeh, matanya melirik tajam dengan gerakan naik turun menelisik penampilan siswi baru yang sok berani ini.

"Lo murid beasiswa, jangan belagu. Gue bisa aja ngeluarin lo didetik ini juga dari sekolah ini." Ujar Megan berusaha memprovokasi Aryn ditengah-tengah banyaknya orang.

'Dih belagu? elu kali yang belagu, dasar bebek menor!' Batin Aryn.

"Heh murid baru, beliin kita jajan dong disana." Ujar salah satu perempuan dari samping kiri Megan sambil melemparkan satu lembar uang diatas meja.

Megan bersedekap dada menatap jengkel pada gadis yang duduk dihadapannya ini karena sedari tadi hanya memandang nya tanpa ekspresi, "Heh kenapa lo ngeliatin gue kayak gitu! lo gak denger apa yang temen gue bilang? budek lo hah." Kesal Megan menoyor kepala Aryn.

PLAK!

Suasana menjadi hening sejenak banyak orang-orang yang tengah mencerna keadaan setelah kejadian yang berlangsung sangat cepat itu. Si murid baru itu dengan berani nya menyentak tangan Megan dengan kuat.

"Lancang banget tangan lo, udah bosen punya dua tangan kah." Sentak Aryn tajam dengan tangan yang mengepal erat berusaha menahan gejolak emosi nya saat ini.

'Tahan tahan, belum saatnya lo buat kerusuhan disini Mauryn, lo cantik lo sabar~' Kalimat kalimat yang terus ia ucapkan didalam hati agar tidak membuat masalah dihari pertama sekolah nya, Aryn memejamkan matanya sejenak lalu mengembuskan napas pelan.

Tidak tahu saja bahwa ucapan nya barusan berhasil mengintimidasi keempat teman Megan. Mereka sampai meneguk ludah sendiri karena merasa ucapan Aryn benar-benar sebuah ancaman.

Aryn melirik uang yang dilemparkan di atas meja tadi, ia mengambil uang itu lalu meremas nya dengan kuat dan melemparnya kembali pada gadis pemilik uang tersebut.

"Uang segitu bisa beli apa? modal dikit dong kalo mau nyuruh, orang kere banyak gaya." Remeh Aryn sembari melipat tangan nya di dada.

Wajah kelima gadis itu memerah akibat marah karena menerima perlakuan kurang ajar dari Aryn. Ini merupakan kejadian baru pertama kali yang terjadi terhadap mereka, seorang gadis yang dengan beraninya melawan mereka tanpa rasa takut sedikitpun walaupun sudah diintimidasi oleh lima orang sekaligus.

Aryn berdecak malas, "Gak cape berdiri terus?pergi sana muka lo semua merusak pemandangan tau gak. Bikin orang gak selera makan aja," Ucap Aryn yang acuh sambil mengangkat tangannya menyuruh pergi.

"Anjing! berani banget lo!" Sentak salah satu teman Megan emosi.

"Kere?" Ulang Megan terkekeh sinis, "Emang ada anak dari pendonatur sekolah jadi kere? yang ada lo yang miskin, murid beasiswa yang gak tau apa-apa. Mendin lo gak usah banyak tingkah dan turutin semua perintah gue dan temen-temen gue!" Sembur Megan terpancing emosi.

Aryn mengangkat sebelah alisnya, lalu kemudian ia berdiri dan berhadapan dengan keempat gadis yang sedari tadi sudah mengusiknya itu.

"Yang banyak tingkah itu lo, gue gak ada masalah sama lo semua, tapi tiba-tiba dateng buat ganggu gue sialan," Balas Aryn.

"Perintah? enak aja. Mau bapak lo donatur kek atau pemilik sekolah ini sekalian, lo semua tetap gak punya hak buat memerintah orang lain." Tekan Aryn dengan nada tegas.

"Dan satu lagi. Gue gak takut sama lo," Ucap Aryn dengan ekspresi datar di wajahnya sambil menekan dada Megan dengan jari telunjuk nya. "Jadi selagi gue gak buat masalah, jangan cari masalah sama gue. Lo bukan lawan gue Megan Dellavedova." Lanjut Aryn menunjukkan seringai lebar pada wajah cantiknya.

My Heart Filled With LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang