Bab 57

1 0 0
                                    

Boom

Booom

Booom

Ledakan-ledakan kecil pada tubuh lawan mengiringi pergerakan Amar dan King yang terus turun menuju bumi.

Lawan yang memiliki kemiripan pada gaya identik, tubuh mereka terca - bik karena ledakan-ledakan itu. Bahkan, ada ta ngan dan ka ki nya terlepas, dari sekat ra ng ka tubuh mereka masing-masing. Amar tersenyum sinis melihat kejadian tersebut karena ia berhasil membuat daun kering yang ada di sekitar lawan menjadi pe -le -dak aktif.

"Ternyata, kamu berhasil mengembangkan teknik yang baru?" ucap King yang menyusul pergerakan cepat Amar yang terus turun.

Amar belum sempat menjawab komentar King, matanya sedang terbelalak tak percaya dengan apa yang ia lihat. Ta -ngan dan ka -ki lawan yang le ---pas kembali menyatu dengan begitu saja bagai ada tarikan magnet oleh tu --buh utama.

Luka pada tu --buh utama lawan kembali beregenerasi dalam waktu singkat. "Tidak mungkin!" rutuk Amar.

"Kenapa? Apa yang terjadi?" tanya King.

"Sepertiny makhluk-makhluk seperti Joker pada serial Batman itu bukan manusia biasa."

Amar dan King mengambang, mereka turun perlahan memperbaiki posisi kepala di atas dan turun menapaki bumi.

Plok

Plok

Plok

Tepukan tangan pun terdengar beriringan di antara manusia manusia yang mirip badut tersebut.

Mata Amar teralih pada gadis-gadis tak berdaya yang mundur pada sebuah pojokan sebuah lokasi di antara pepohonan di hutan tersebut.

"Sist, berikan pa kai -an kepada teman-temanku!"

[ Asyiiaaap Bro! ]

Dalam hitungan detik gadis gadis itu sudah tertutup oleh pa kai -an yang tebal.

"King, apa kamu bisa membantuku untuk membawa mereka menjauhi tempat ini?"

"Apa kamu yakin bisa melawan mereka sendirian?" tanya King.

"Ya, kamu tidak usah khawatir."

King menganggukkan kepala. "Baik lah, aku akan mengantarkan mereka. Namun, setelah ini aku akan membawa bantuan untukmu."

King melesat cepat mendekat pada gadis-gadis tadi. Namun, teman-teman Amar terlihat ketakutan karena kedatangan King yang secara tiba-tiba ini.

"Ja-jangan?" ringis salah satu dari mereka.

"Kalian jangan takut. Aku tidak akan me -nya -kiti kalian."

Wajah gadis gadis itu mulai terlihat mulai sedikit tenang.

"Aku adalah teman dari Amar. Katanya kalian adalah temannya. Ia memintaku untuk mengantarkan kalian pulang."

"Amar?" Mata mereka mulai aktif mencari teman kelas mereka yang sangat dikagumi satu antero sekolah itu.

Akhirnya mereka mendapati Amar berdiri di antara lawan yang lebih dari lima orang yang akan mungkin saja bisa me -nya -kiti mereka. "Tapi dia sendirian?" sesalnya, tak percaya.

"Kalian tenang saja. Aku yakin, ia bisa mengatasi ini."

Gadis-gadis itu mengangguk dan bangkit. "Baik lah, mohon bantuannya ya Om?"

Meski sedikit keberatan dipanggil 'Om' King tak bisa berkata-kata. Penampilan kasarnya pun memang layak dipanggil 'Om' karena memiliki kumis yang tebal.

"Kalian semua berpegangan satu sama lain! Jangan ada yang melepaskan pegangan!" ucap King.

Para gadis itu mengangguk dan mulai saling berpegangan dengan erat. Mereka membentuk posisi lingkaran. Posisi kosong diisi oleh King, memegang tangan dua gadis di sisi kiri kanannya.

Sistem Pengendali Waktu FizzoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang