"Lu bisa ga sih kalau misal datang kaleman dikit napa? Nih ya, kalau satu kelas ini ada resiko gagal jantung mati semua mampus lu dihantui arwah mereka," ucap Laras karena Stella datang tiba-tiba menggebrak meja.
"Ya gua hantuin balik lah. Pakai orang-orangan sawah."
"Duduk."
Stella terkejut saat ada suara berat di samping kanan telinganya. Dikira hantu eh ternyata emang hantu. Bedanya nih hantunya cakep, putih, hidung mancung kek perosotan. Yap, dia si Azka.
"Sial. Lu ngagetin gua, Ka. Gua kira hantu."
"Dih mana ada hantu seganteng ini. Ya ga gess!" tanya Azka pada teman-teman kelas namun tak ada yang menjawabnya.
"Mampus didiemin hahah," ucap Stella kemudian mendorong kepala Azka ke samping dan membuat cowok satu itu hampir kejengkang. "Makanya jangan kepedean jadi cowok. Belagu banget," lanjutnya.
Entahlah ya, hari ini Stella lagi ga mode ngereog. Dia cuma datang gebrak meja saja habis itu dia diem terus sambil main hp sampai Pak Kim datang dengan tumpukan kertas tak beradab.
Perasaan Stella mendadak ga enak. Liat Pak Kim bawa tumpukan kertas putih yang panjang dan lebarnya kek baliho, canda baliho. Kalau sudah seperti itu, keknya bakalan ada tugas kelompok. Hampir tiga tahun Stella sekolah di SMA Bina Citra Mahakarya, dia paham betul watak dan kebiasaan para guru.
"Selamat pagi menjelang siang anak-anakku tercinta!" sapa Pak Kim.
Lah, kenapa tuh guru? Ini perasaan gua makin ga enak sih, batin Stella.
"Stt, Ell," panggil Laras.
"Aneh ga sih? Pak Kim sejak kapan jadi kek tadi?"
"Mana gua tau. Keknya ada yang ga beres sih."
"Hohoho, jadi hari ini kalian pulang awal yak! Guru-guru mau ada acara kondangan ke rumah Pak Park. Jadi kalian pulang lebih awal. Oh iya sama ini." Pak Kim mengambil selembar kertas yang tadi dia bawa. "Berhubung kalian seminggu ke depan libur karena kami para guru mau kondangan ke rumah Pak Park, jadi kerjakan soal matematika ini lengkap pakai caranya. Pertemuan nanti dikumpulkan. Bapak ga mau tau," lanjutnya.
"Kondangan macam apa, Pak? Yakali sampai seminggu gitu," tanya Azka.
"Nah itu dia Azka. Kami para guru dan staf sekalian mau liburan. Jadi kalian diliburkan seminggu."
"Dih mana bisa gitu, Pak. Bapak enak liburan sementara kita dikasih tugas kek gitu. Minimal lah ya kita diajak liburan gitu," ucap Azka tak terima.
"Nah betul tuh kata curut," ucap Stella.
"Gua Azka, woyy!"
Stella cuma lirik doang. Mager debat. "Masa kita ga liburan doang. Ga adil lah. Kere banget sampai murid ya kagak diajak," ucap Stella.
"No bacot-bacot ceunah. Udah gitu aja. Berhubung tugas mayan banyak nih, bapak kasih keringanan. Tugas ini boleh berkelompok. Untuk kelompoknya pilih suka-suka kalian aja. Sekian terima kasih. Bubar sana," ucap Pak Kim dan meninggalkan kelas lebih dulu.
"Sialan! Emang guru turunan dajjal ya gitu. Ah, males banget. Mana tugasnya pasti beranak nanti kalau pas jawab," ucap Stella kesal.
![](https://img.wattpad.com/cover/363387272-288-k673586.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Si Culun & Si Bar-Bar (On going)
Ficção Adolescente"Apa? Gua? Jadian ama cowok kek dia? Mimpi apa woy? Liatnya aja gua mau ke muntah!" ujar cewek bar-bar yang bernama Stella Cornelia Agatha Pricilla. Bagaimana rasanya jika menjadi bulan-bulanan semua siswa hanya karena ketidaksengajaan yang mereka l...