"Apa yang sebenarnya yang ingin disampaikan diri lainku itu?"
Gadis itu mati.
Gadis kecil yang bernama Ami itu mati. Ia adalah aku, aku adalah dia.
Dia telah mati... Dengan menyedihkan. Sesuatu terlintas di kepalaku.
...
"Orang bisa merasa kesepian di masyarakat yang tidak dapat dipahami ini"____Virginia Woolf pada bukunya yang berjudul ruang bagi perempuan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
(Wajah Sakuya)
Aku sibuk memperbaiki riasanku. Aku hari ini full menggunakan makeup, aku sudah terbiasa dengan makeup, jadi aku ahlinya makeup natural namun memesona.
"Sudah cantik, belum?" tanyaku pada Sakuya.
"Kak, jika kamu mengatakan hal seperti itu, itu terdengar seperti ejekan padaku," katanya.
"Lah." Kumelongo heran. "Bukan itu maksudku, aku hanya memastikan."
"Tahu, kok. Aku tahu kakak sangat cantik."
Aku menghela napas lelah dengan sikapnya. "Oke," jawabku datar.
SRETT!
Tiba-tiba pintu dan kaca di tutupi dinding besi. Membuat sedikit goncangan. Lengang sejenak. kami masih memproses apa yang sedang terjadi, sebelum ekspresi kengerian muncul di wajah kami.
Semuanya berser-seru panik, berteriak-teriak ngeri-ralat, maksudnya bukan 'semua' tapi Kaminari dan Mineta.
Bakugo mendengus kesal. "Bisa diam?!"
"Teman-teman, kita harus tenang." Lida bersuara dengan tegas. Akhirnya dengan kepemimpinan Lida, Kaminari dan Mineta diam.
"Hanya karena ditemukan bom, sistem keamanan darurat dihidupkan?" Melissa merasa ada yang janggal. Dan selanjutnya kami membahas kejanggalan ini.
"Semuanya. Mari kita ketempat pesta," ajak Midoriya.
"Kenapa?" tanya Lida.
"Bukankah akan berbahaya jika kita ke tempat pesta?" tanya Sakuya.
"Benar, aku rasa sebaiknya kita mencari jalan keluar alih-alih pergi ketempat pesta." Kirishima menyetujui Sakuya.
Midoriya mengangguk mengartikan dia juga tahu bahwa ada kemungkinan tempat pesta lebih berbahaya. "Aku tahu kekhawatiran kalian, tapi disitu ada All Might."
Mata Mineta berbinar-binar mendengarnya. "Ada all might! Berarti semua akan baik-baik saja." Mineta menghela napas lega.
Todoroki mengangguk setuju. "Aku rasa memang sebaiknya kita ke tempat pesta jika benar ada All Might."
Aku ikut bersuara. "Benar, All Might kan guru kita, ada baiknya kita meminta arahan All Might."
"Melissa, bagaimana cara agar kita dapat pergi ke pesta? " tanya Midoriya
"Kurasa kita bisa menggunakan tangga darurat." ucap melissa.
■ ■ ■ ■
Kami tiba di pesta. Midoriya dan Jirou menyelinap untuk mengetahui situasi. Akhirnya Midoriya dan Jirou kembali membawa pesan dari All Might.