XXIII. Pertempuran Besar

194 24 8
                                    

Halilintar dengan gesit melesat untuk menghindari serangan tebasan pedang yang dilontarkan oleh Ejojo, dengan pandangan tajam yang penuh dengan konsentrasi itu dia menatap Ejojo yang masih menatapnya remeh

Gempa berlari untuk mengikuti pergerakan Halilintar dan Ejojo yang sangat cepat itu, sedari awal kecepatan bukanlah keahlian Gempa, tetapi dia harus tetap mengcover kakaknya itu dan besiaga untuk membantunya jika dia terdesak

Sama halnya dengan Gempa, Taufan turut membantu untuk mengcover Halilintar yang berhadapan satu lawan satu dengan Ejojo, dia turut memberikan serangan dari udara dengan menembakan serangan bola bola Taufan miliknya

Ejojo tampak biasa saja walaupun dia melawan tiga orang sekaligus, dia tidak nampa terdesak sedikitpun membuat Halilintar berdecak kesal. Jika dia sangat tenang seperti itu pasti ada hal yang sudah dia rencanakan

Dan hal itu sudah berjalan sedari tadi.

---

Thorn dengan gesit mengibaskan tangannya, membuat akar akar berduri itu merambat melalui  lantai Tapops dan menerjang tiga robot petai yang menyerangnya dari belakang, akar akar itu langsung melilit robot-robot itu kuat hingga hancur

Menatap robot itu datar, Thorn langsung berlari ke arah robot-robot lain yang menembakan misil kearahnya, dengan cepat dia mengibaskan tangannya dan membuat sebuah pelindung dari akar-akar berduri yang menghalau misil itu untuk mengenai dirinya

Tanpa membuang masa Thorn langsung mengarahkan akar yang semula Melindunginya menjadi bergerak merambat dan menerjang robot-robot itu dan menusuk robot-robot itu hingga menembus kebagian belakang robot

'Tak ada habisnya, dan disaat seperti ini si reverse malah lost contact' batin Thorn dengan kesal

Thorn melirik kesampingnya tempat Solar yang tak jauh dari posisinya, remaja bervisor itu melayang dan menembaki robot-robot itu dengan lihai dan menghabisi robot itu dengan mudah, tak heran karena Solar adalah salah satu elemental terkuat

Jumlah robot petai yang menyerang semakin berkurang karena sedari Thorn, Solar dan anggota-anggota Tapops lainnya sudah menghalau dan menghabisi mereka

Thorn menajamkan pendengarannya lantaran dia mendengar langkah kaki seseorang yang dengan santainya berjalan ditengah tengah medan pertempuran seperti ini

Dengan pandangan tajam Thorn mendelik untuk melihat siapa orang itu melalui ekor matanya, tampak seorang Alien berwarna coklat biru dengan armor yang melekat ditubuhnya, tangan kanannya memegang sebuah katana yang mengkilat terkena cahaya

Thorn menolehkan kepalanya untuk menatap orang yang dengan angkuhnya menyeringai padanya

"Tak kusangka, aku akan langsung bertemu denganmu" Ucap Alien itu menyeringai menatap Thorn yang menatapnya tajam

Thorn mendecih "sungguh tidak beruntungnya aku karena bertemu denganmu, Retakka" Ujar Thorn sinis

"Aku jadi tak perlu repot-repot untuk mencarimu, aku akan langsung merebut kuasamu!" Ucap Retakka angkuh

Thorn memutarkan bola matanya malas, "dasar Alien tua, kau tak insaf sama sekali dasar Alien tamak" Sahut Thorn acuh

Retakka berhenti menyeringai setelah mendengar perkataan Thorn, dia menatap tajam bocah yang ada dihadapannya

 Happier [Slow Up]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang