Rencana Pendakian [1]

24 2 4
                                    

"Niat mendaki untuk kembali dengan selamat dan menikmati setiap langkahnya, puncak itu bonus."
-Mahameru Rajas Sam Baskara.

Sebuah warung makan sederhana dipenuhi oleh beberapa mahasiswa ataupun mahasiswi yang sedang makan siang bersama, mereka semua terlihat sangat senang karena waktu sudah mendekati libur semester. Terlihat sekelompok mahasiswa sedang saling berbincang satu sama lain.

"Meru, maneh jadi mau naik gunung?" Tanya Kai.

"Jadi, kan saya mau ajak kalian" Jawab Meru tersenyum.

"Waduh, aing teu bisa ikut, mau keluar kota sama keluarga" Ucap Aksa.

"Iya, saya juga gabisa, mau ada acara keluarga" Ucap Tama.

"Yaudah atuh kalau kalian pada gabisa, saya solo hiking kalau begitu" Ucap Meru menatap sahabat-sahabatnya.

"Gak takut maneh? Nanti ketemu sama yang gitu-gitu." Tanya Aksa berniat menakuti Meru.

"Gak usah takut selama kita gak mengusik mereka, niat naik gunung untuk kembali dengan selamat dan menikmati setiap langkahnya, puncak itu bonus." Ucap Meru dengan tersenyum kearah sahabat-sahabatnya.

"Maneh mau naik gunung mana?" Tanya Kai sambil mengunyah gorengan yang ada di tangannya.

"Rencana, saya mau naik gunung Merbabu" Jawab Meru.

"Bukannya tinggi banget ya itu?" Tanya Tama kali ini.

"Saya mah kan udah sering" Jawab Meru dengan bangga.

"Okelah, intinya kalian liburan pada hati-hati, info info yee, selamat berlibur sahabat-sahabat aingg!!" Teriak heboh Aksa.

                            ☁️☁️☁️

Dua hari sebelum pendakian Merbabu di mulai, Meru mulai mengemas perlengkapan yang akan Ia bawa untuk disana nanti. Tak terasa waktu sudah 30 menit lebih, terdengar teriakkan dari lantai bawah rumah Meru.

"Meruu turunn, makan siang duluu!" Teriak Sarah, Ibunda Meru.

"Iyaa Meru turun Bundaa!" Teriak Meru sambil menuruni anak tangga rumahnya satu-persatu.

Kini terdengar obrolan-obrolan dari ruang makan rumah Meru.

"Meru, benar kamu mau naik gunung lagi?" Tanya Ibundanya.

"Iya Bun, tadi kan Meru abis kemasin perlengkapan yang nanti Meru bawa" Jawab Meru.

"Bunda khawatir kamu naik gunung" Ucap Ibundanya dengan raut wajah penuh ke-khawatiran.

"Aman kok Bun, Bunda gak perlu khawatir, Meru kan udah sering naik gunung" Jawab Meru berusaha menenangi Ibundanya.

"Kamu solo hiking lagi?" Tanya Ibundanya.

"Iya Bun, tapi tenang aja Meru pasti hati-hati kokk!" Jawab Meru sekali lagi meyakinkan Ibundanya.

Kini Jeanno alias Ayahnya mulai menatap wajah Meru dan mulai berbicara.

"Ayah sebenernya juga khawatir, karena kamu pasti tau kan orang tua mana yang tidak khawatir putra satu-satunya ingin pergi? Tapi ke-khawatiran Ayah sedikit berkurang mengingat kamu sudah sering mendaki, entah berkelompok ataupun solo hiking, intinya kamu harus selalu ingat pesan Ayah" Ucap Ayahnya.

"Iya Ayah, Meru ingat. Harus berhati-hati selama mendaki, membaca doa sebelum dan sesudah mendaki, gak perlu melakukan hal-hal yang tidak penting di gunung, kalau lelah istirahat gak usah paksa buat lanjut mendaki, dan selalu ingat kalau tujuan naik gunung untuk pulang dengan selamat dan menikmati setiap langkahnya, puncak itu bonus" Ucap Meru tersenyum.

"Pinter jagoannya Ayah!" Ucap Ayahnya memukul pelan bahu Meru.
♡✧˚ ༘ ⋆。♡˚‧₊˚♡✧˚ ༘ ⋆。♡˚‧₊˚♡✧˚ ༘ ⋆。♡˚‧₊˚
Gimanaa chapter 1 inii?? Maaf kalau banyak penulisan kata yang salah ataupun typo, dimaklumi ya hehe ♡

Oh iyaa terima kasihh kalian yang sudah mau bacaa, maaf kalau terkesan membosankan, tapi semoga kalian tetap enjoy yaa! <3

Sampaii jumpaa di chapter selanjutnyaa!! Jangan lupaa follow/ikuti aku kalau belumm, jangan lupa vote nya jugaa yaa, love you all 🫶🏻🫶🏻!!

Silahkan komentarr jugaa untuk menilai dan memberi masukkan!!=D

Terima Kasih!

-Araa (Pengagum alam & gunung)

Instagram : @fahiraalzhr
Tweet : @fahiraalzhr

MAHAMERU [Yang Bersama Alam]Where stories live. Discover now