Langit Seoul mulai berpendar kemerahan ketika Mingi menyusuri trotoar kota dengan langkah-langkah mantap namun penuh beban.
Ia sengaja meluangkan waktu untuk berjalan-jalan guna mendistraksi pikiran dari tekanan pekerjaan yang menumpuk dan perasaan kesepian yang kerap menghantuinya di malam hari. Kerumunan orang berlalu lalang di sekelilingnya, hiruk pikuk suara kota menjadi latar belakang pikirannya yang melayang jauh, mencoba mencari ketenangan di tengah keramaian.
Seseorang membagikan selebaran di sudut jalan, dengan tangan yang tak henti-hentinya menyodorkan kertas-kertas brosur pada para pejalan kaki yang melewatinya. Tenggelam dalam pikirannya sendiri, Mingi meraih selebaran itu tanpa menoleh, memasukkannya ke dalam saku mantel tebalnya dengan gerakan otomatis, nyaris tanpa kesadaran.
Matahari semakin rendah di cakrawala, memancarkan sinar terakhirnya sebelum tenggelam di balik gedung-gedung tinggi. Mingi terus berjalan, langkah-langkahnya membawa dirinya pulang ke apartemen mewah yang terasa kosong dan dingin.
Hari-hari berlalu, dan dalam kesibukan mengurus bisnis properti yang menumpuk, Mingi nyaris melupakan selebaran yang pernah ia terima.
Hingga suatu pagi di ruang cucinya yang modern, ia memeriksa saku-saku mantelnya sebelum mencuci. Tangannya menyentuh kertas yang terlipat di dalam saku, dan ia menariknya keluar, membuka lipatannya dengan rasa penasaran yang perlahan mengusik.
Flyer itu terbuka di tangannya, gambar beberapa pria tampan sekaligus manis mengenakan seragam maid yang berhiaskan telinga berbagai macam binatang menarik perhatiannya. Ada serigala, beruang, kucing, anjing, rubah, dan kelinci. Dua kalimat dengan tulisan tebal yang tercetak di bagian atas kertas putih itu mengundang tatapannya.
Hybrid Maid Service: Layanan maid khusus dengan pria hybrid roleplay yang menggemaskan. Memberikan kebersihan dan kehangatan di rumah Anda.
Mingi membaca setiap kata dengan saksama, matanya mengerjap perlahan. Sebuah senyum tipis muncul di sudut bibirnya, ada sesuatu dalam gagasan ini yang menarik hatinya, menggugah keinginan yang samar namun mendalam.
Dalam kesendirian pagi itu, di hadapan tumpukan cucian yang menggunung, Mingi memikirkan sesuatu yang berbeda. Kehadiran orang lain di rumahnya, seseorang yang bisa mengisi kekosongan yang selama ini dia rasakan, tampak seperti jawaban dari perasaan sunyi yang terus mengusiknya. Gagasan tentang layanan maid hybrid ini memberikan secercah harapan.
Ia mengambil ponsel, jari-jarinya mengetik nomor yang tertera di selebaran itu, dan dengan tenang namun penuh harap, ia menghubungi layanan itu.
“Selamat pagi, Hybrid Maid Service. Ada yang bisa kami bantu?” Suara lembut wanita di ujung sana terdengar sangat profesional.
“Aku ingin memesan layanan maid pribadi,” suara Mingi menggetarkan ruang tamu yang sepi, “yang ada di flyer ini, khususnya yang berkostum kelinci,” ungkapnya seakan dalam kata-kata itu, ia berharap menemukan kehangatan yang hilang dari hidupnya.
“Tentu, tuan. Kami memiliki beberapa pilihan, tapi jika kau menginginkan yang spesifik, kusarankan Yunho. Dia sangat populer di kalangan pelanggan kami yang memilih kelinci.”
Mingi mengangguk meski tahu wanita itu tidak bisa melihatnya. “Baik, aku pesan Yunho.”
Satu jam kemudian, bel pintu apartemennya berbunyi.
Saat pintu itu terbuka, di hadapannya berdiri sosok yang begitu mempesona hingga membuatnya terdiam sesaat.
Dengan penampilan yang nyaris surreal, Yunho tampak seperti sosok yang muncul dari dunia fantasi. Mata besar yang berkilauan—berkat lensa kontak yang memperbesar diameter bola matanya—menatap Mingi dengan tatapan lembut nan ramah. Make up natural yang dipakai Yunho menambah kesan manis dan polos pada wajahnya, seakan ia adalah boneka hidup yang begitu sempurna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bunny Maid Service 🐰 YunGi [⏹]
Fanfiction'Hybrid Maid Service: Layanan maid khusus dengan pria hybrid roleplay yang menggemaskan. Memberikan kebersihan dan kehangatan di rumah Anda.' "Ada yang bisa kami bantu?" "Aku ingin memesan layanan maid pribadi, khususnya yang berkostum kelinci," "ji...