Bagian I

4.9K 223 6
                                    

Hai semua,
  Selamat datang di cerita pertama saya
Semoga suka ya sama ceritanya
Silahkan tinggalkan jejak dengan cara vote dan komen.

Warning
Terdapat umpatan dan juga kata kata kasar, di mohon untuk tidak ditiru.

Terimakasih atas perhatiannya.

*

*

*

Tandai typo ya

*

Happy reading guys.

...


“Lo yakin mau balapan?” Tanya Edo, ia merupakan salah satu teman dari Alvian.

“Astaga Edo, Lo udah nanya lima kali! Berapa kali lagi sih gue harus bilang kalo gue yang bakal turun malam ini!” Kesal Alvian.

“Perasaan gue tuh gak enak, Vian!” Ucap Edo mengutarakan apa yang dia rasakan.

“Udahlah Ed, Lo tau kan Vian ini kepala batu, percuma aja Lo ribut sama dia” ujar seorang pemuda yang sedari tadi memperhatikan perdebatan keduanya.

“Tapi perasaan gue gak enak, Lang” ucap Edo menatap pemuda yang tengah menghisap nikotin, pemuda itu Galang sepupu Edo sekaligus teman dari dirinya dan Alvian.

“Hah.. udahlah gak usah khawatir lagian Vian juga raja jalanan, kan!”  ucap Galang, pemuda itu sebenarnya juga setuju pendapat sepupunya, apalagi jika Edo sudah seperti ini.

“Nah Galang bener tuh! Gue kan raja jalanan pasti aman lah” ujar Alvian, ia memakan kacang yang berada di genggamannya.

“Terserah Lo aja deh Vian” ucap Edo, pemuda itu melangkah keluar dari gudang sekolah meninggalkan kedua pemuda yang kini menatapnya.

“Ada baiknya Lo pertimbangkan lagi Vian, Lo tau kan Edo paling sensitif soal beginian, Edo cuma gak mau Lo kenapa napa” ucap Galang, pemuda itu menginjak rokoknya yang sisa setengah setelah itu melangkah pergi dari gudang guna menyusul sepupu nya.

Alvian terdiam, jujur saja firasatnya juga tak nyaman namun ia menepis semua itu karena selama ini ia tak mengalami hal hal seperti itu.

###

Alvian mengendarai motornya secara ugal-ugalan, umpatan dari para penguna jalan tak dihiraukan olehnya.

Beberapa menit berlalu, Alvian kini sampai di sebuah gedung apartemen, ia memarkirkan kendaraannya di basment kemudian langsung melangkah ke dalam gedung bertingkat itu.

Alvian sampai di unit apartemennya yang ada di lantai tiga, dia segera melangkah ke kamar mandi guna membersihkan diri.

Alvian keluar dari kamar mandi dengan handuk kecil yang melilit pinggangnya, ia memakai bathrobe dan duduk di kursi meja belajar sembari mengeringkan rambutnya.

Matanya menangkap sebuah buku yang masih bersampul plastik. Ah ia ingat kemarin ia membeli novel yang merupakan rekomendasi dari teman sekelasnya.

“Waktunya menghilangkan stres” ucapnya dan mulai membaca novel itu.

Beberapa menit kemudian.

Brak

“Novel apaan ini anj*Ng!? Itu kenapa pada gobl*k semua dah!!” Marah Alvian setelah melempar novel itu hingga tergeletak di lantai.

Alvian |Slow Up|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang