Bagian IV

2.4K 178 6
                                    

Hola, i'm back

Sorry ya guys, kemarin Lia drop jadi gak bisa up.
Ntar kalo kondisi Lia udah sembuh Lia bakal double up deh.
Makasih ya buat kalian yang mau nyempetin baca cerita Lia.
Lia senang deh baca komentar kalian yang minta up, tapi maaf karena kesibukan di reel life sekaligus kondisi Lia yang lagi drop jadi buat kalian nunggu.

Ya udah ya, jangan lupa jaga kesehatan kalian.

Love you more guys.

Selamat membaca.

🌹🌹🌹

.

.

.

Alvian kini berada di kelasnya, ia duduk di kursi belakang dan menghiraukan tatapan heran dari teman sekelasnya.

Pikirannya berkecamuk sekarang, perkataan Kevin di parkiran tadi masih terngiang di benaknya. Sebenarnya apa yang terjadi dengan bocah ini? Kenapa hidupnya begitu rumit!

Dia, dibenci keluarga karena berniat mencelakai kembarannya dan sekarang dia dituduh sebagai pembunuh?

“Cakra, hidup Lo terlalu rumit buat gue yang mager'an

Seorang guru masuk kedalam kelas membuat atensi seluruh siswa (-alvian) beralih ke guru tersebut.

“Selamat pagi, anak anak. Hari ini kalian kedatangan teman baru. Ayo perkenalkan dirimu.”

“Hei semua, kenalin nama gue Gio Fransisco Mahesa.”

Deg

Jantung Alvian berdetak dua kali lebih cepat.

Dia langsung mengalihkan pandangan kearah pemuda yang kini berdiri di depan kelas dengan senyum menawan di wajahnya.

“Anjing, baru gue mau rusak alurnya. Ini kepala malaikat maut gue yang datang?”

“Alamak, mati muda ini mah.”

“Nggak, gue gak mau mati konyol kali ini, gue harus hindari dia” batin Alvian.

“Gue pindahan dari kota A. Semoga kita bisa berteman ya” ujar Gio dengan senyum manis yang mendapat pekikan dari para siswi.

“Baiklah, apa ada yang ingin kalian tanyakan?”

“Saya Bu” ucap seorang gadis mengangkat tangannya.

“Iya, Yuna?”

“Gio, Lo udah punya pacar belum?”

“Kiw, ganteng 08 berapa nih?”

“Godain gue dong.”

“Ekhm, jika tidak ada yang penting kita akhiri saja.”

“Oh ya Gio kamu bisa duduk di sebelah Alvian.”

Alvian ingin mengumpat rasanya, ia memikirkan bagaimana caranya menghindar dari Gio, eh sang guru malah menyuruh duduk di sebelahnya.

“Terimakasih Bu” ucap Gio, ia melangkah menuju meja yang ada di paling pojok.

“Hai kenalin gue Gio” sapanya begitu berada di samping Alvian.

“Hmm, Alvian” acuhnya ia mengambil buku dan mulai fokus ke pembelajaran.

“Sabar Gio, sabar” batin Gio mengelus dada

Alvian |Slow Up|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang