8 : Udang di Balik Batu

38 3 0
                                    

"Oh Seungkwan udah punya pacar?" tanya Momo.

"Ye udah dong. Gini gini juga, jodoh mah gacor eak. Namanya Umji" jawabnya.

"Eh iya cantiknya. Seumuran sama kamu?" tanya Momo.

"Iya, 26. Mbak Momo berapa?"

"Aku 28"

"Bang Jeonghan berapa bang Jeonghan? 30 ya? Pfft" Seungkwan menahan tawanya. Jeonghan yang sedang makan hanya menatapnya sinis.

"Anjing luh"

>.<

Bonding yang Momo lakukan bersama Jeonghan dan Seungkwan cukup membuahkan hasil kemarin. Ia senang dapat mengenal Jeonghan lebih dalam. Apa yang ia ceritakan kemarin dan yang Seungkwan ceritakan menurut sudut pandangnya sangat membantu. Ia merasa kalau Jeonghan tidak seburuk itu. Mulai dari keluarga, teman, hingga pengalaman pribadi yang pernah terjadi Momo ketahui kemarin. Meski ia tahu masih banyak informasi yang belum Jeonghan berikan. Namun, Momo juga tak segan-segan untuk menceritakan dirinya kepada mereka berdua. Momo ingin menunjukan kalau ia adalah orang yang worth it. Tak sedikit juga ia menceritakan tentang kehidupannya yang tak kalah seru.

Kali ini, kantor terasa hectic karena ini adalah awal bulan. Banyak pekerja yang sibuk dengan pekerjaan mereka yang sedang mengejar target awal bulan alias pekerjaan yang baru. Namun, itu tidak berpengaruh pada Momo. Tugas utamanya masih sama yaitu mini proyek yang sedang ia jalankan bersama Jeonghan dan timnya. Sehingga tugas-tugasnya yang lain tak cukup memberatkannya. Begitupun dengan Jeonghan yang kini terlihat malah asyik berpacaran dengan Momo.

"Yang, yang, yang! Kepung musuh!" rusuh Jeonghan.

"On my way!" jawab Momo. Saat ini, mereka sedang berada di Kafetaria kantor. Mereka hanya sedang bersantai setelah makan siang dan malah bermain game.

"Victory!"

Jeonghan langsung puas dan menaruh ponselnya di atas meja. Ia menggigit bibir bawahnya dengan kedua tangan yang diangkat ke atas. Momo juga menganga dan melayangkan high five kepada Jeonghan. Kedua telapak tangan itu bertepuk karena mereka berhasil memenangkan permainan.

"Gacor, gacor!" ungkapnya. Momo bersandar sambil mengadahkan kepalanya.

"Eh yang, beli jajanan di depan SD yuk!" ajak Momo tiba-tiba. Ia baru ingat kalau kantor mereka memang cukup berdekatan dengan sebuah Sekolah Dasar Negeri yang ramai oleh pedagang kaki lima yang berjualan bermacam-macam jajanan anak.

"Ayo, kamu yang bayar ya" Jeonghan menjawab sambil menyisir rambutnya menggunakan tangan.

"Ish" kerut Momo. Setelah bonding yang mereka lakukan kemarin, mereka memutuskan untuk menerima saran Seungkwan untuk mengganti pronoun satu sama lain. Aku-kamu adalah kata ganti yang mereka gunakan sekarang, membuang kebiasaan buruk menggunakan lo-gue yang terdengar lebih seperti ke sesama teman.

"Canda. Yaudah ayo" Jeonghan menerima ajakan Momo pada akhirnya.

Drrtt..

"Yang, bentar" tepat saat mereka hendak berdiri, seseorang menelepon Momo. Ia terpaksa harus menjawab teleponnya dulu.

"Nayeon. Ngapa ni anak?" monolognya saat melihat si penelepon.

"Halo" Momo menjawab teleponnya.

"Mo, lo mau berangkat jam berapa?"

Momo mengerutkan alisnya. "Berangkat? Berangkat ke mana?"

"Lah lo belom tau?"

"Tau apa anjir?"

momo han : this manTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang