Bab 1

5 2 0
                                    

Disebuah kawasan pedesaan yang dipenuhi oleh perkebunan milik warga, mulai dari perkebunan kopi, teh, stroberi hingga kentang memenuhi setiap penjuru desa. Pedesaan itu masuk kedalam wilayah yang cukup jauh dari perkotaan, namun dekat dengan pegunungan yang dipenuhi oleh pohon-pohon menjulang tinggi puluhan meter, tak lupa dengan hewan-hewan yang tinggal di pegunungan tersebut. Salah satu hewan yang paling terkenal sekaligus membuat para warga enggan memasuki pegunungan ialah: harimau. Konon, hewan buas tersebut telah memangsa lebih dari puluhan orang berpuluh-puluh tahun yang lalu.

Itulah sebabnya sejak puluhan tahun yang lalu para warga memutuskan untuk membuat rumah yang letaknya lebih jauh dari pegunungan. Mereka sangat takut bila--bisa saja--tiba-tiba harimau turun ke pemukiman lantas memangsa mereka dalam sekejap tanpa aba-aba. Rumah-rumah itu terbuat dari kayu, dibuat berjajar hingga kawasan paling dekat dengan pegunungan.

Rumah yang paling dekat dengan gunung yakni paling ujung, sekaligus paling kecil dan tua itu ialah milik pasangan tua bersama seorang gadis remaja bernama Nayanika. Kehidupan mereka tampaknya paling memprihatinkan dibanding yang lainnya. Pasalnya, mereka seringkali tak makan karena sama sekali tak memiliki makanan. Sekalinya memiliki makanan, itu pasti pemberian tetangga atau makanan yang hampir basi.

Kakek, sebagai kepala keluarga bekerja sebagai buruh tani dengan gaji pas-pasan, istrinya (nenek) bekerja apa saja--seperti mencuci, menyetrika pakaian tetangga, sampai mengasuh anak bayi. Sementara Nayanika, merupakan murid sekolah SMA kelas 11. Beruntung, Nayanika mendapatkan beasiswa yang membuatnya dapat bersekolah secara gratis.

Nayanika merupakan gadis yang cerdas, ia beberapa kali memenangkan perlombaan dalam bidang bahasa. Itulah alasan mengapa ia mendapatkan beasiswa dari pemerintah setempat--dan tentunya karena kondisi keluarga Nayanika yang kurang mampu. Meskipun begitu, faktanya disekolah ia tak memiliki teman satupun. Orang-orang dikelasnya cenderung tak menyukai Nayanika dengan alasan bahwa Nayanika merupakan gadis miskin--yang bila berteman dengannya akan membuat malu saja.

Walau begitu, Nayanika tak pernah mempedulikannya. Sekalipun teman-temannya terang-terangan menghina Nayanika tentang kondisi ekonominya, ia tetap bersemangat seakan-akan perkataan menyakitkan itu tak pernah ia dengar. Ia hanya ingin impiannya terwujud, yakni: memberikan kehidupan yang lebih layak bagi kakek neneknya dimasa depan.

Pagi itu, Nayanika selesai bersiap berangkat ke sekolah SMA dikota--dengan menumpang truk pengangkut hasil perkebunan milik tetangga yang senantiasa pergi ke kota setiap pagi.

"Nenek, aku berangkat ya." Nayanika bergegas memakai sepatu yang sudah kekecilan dan kusam ke-kakinya--sepatu bekas anak tetangga. Susah payah ia memasangkannya, wajah putihnya memerah, melelahkan memakai sepatu kecil tersebut.

Nenek berjalan cepat menuju pintu, tersenyum melihat Nayanika. "Hati-hati, belajar yang rajin."

"Iya Nek," balas Nayanika, ia berpamitan sebentar lantas berjalan cepat menyusuri rumah-rumah yang berjajar panjang, menuju truk pengangkut untuk menumpang berangkat sekolah.

·𖥸· ─── ·

Suara ocehan para murid terdengar nyaring. Berisik. Guru mapel kali ini tak masuk untuk kesekian kalinya, hal itu dimanfaatkan para murid untuk mengobrol, bahkan bermain game.

Nayanika duduk paling pojok di belakang, dekat jendela. Alhasil ia dapat melihat lapangan sekolah sekaligus menikmati angin yang sesekali berembus menerpa wajahnya. Kali ini, seperti biasanya, ia sendirian. Untuk menghilangkan rasa kesepiannya, biasanya Nayanika akan menulis cerpen. Sepertinya, sudah puluhan cerpen yang ia tulis selama ini.

"Lihat, sendirian lagi. Kasihan ya?" Seorang perempuan dengan rambut panjang, seperti biasa menyindir Nayanika bersama teman-temannya. Ia duduk di atas meja yang letaknya tak jauh dari Nayanika.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 15 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Impian Si Gadis PemimpiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang