02

311 35 9
                                    

°°°

untuk kesekian kalinya, sanemi menghela nafas melihat keponakan yang dia pikir masih seorang anak paud atau SD ternyata adalah remaja SMA dengan wajah datar tanpa ekspresi

tuttt..tuttt

"kenapa bibi tidak mengangkat disaat seperti ini..?" sanemi kesal karena bibi nya sedari tadi tidak mengangkat panggilan telepon nya

"bunda tidak bisa di hubungi jika sedang sibuk, dia akan mematikan handphone nya..."

sanemi diam lalu duduk disofa ruang tamu disamping keponakan nya itu

"kau SMA kan?"

"iya paman.."

sanemi menutup matanya erat "...aku tidak percaya bibi itu mengirimkan putranya yang sudah dewasa untuk di urus oleh orang lain.."

"..sshhh" suara ringis kecil disampingnya membuat sanemi menatap kearah keponakan nya itu

dipikir-pikir sedari tadi dia terlalu sibuk pada urusan nya hingga melupakan keponakan nya yang terluka akibat pukulan pria mabuk di stasiun kereta tadi

"..kemarilah" kata sanemi dengan sabar

sanemi sedikit lega karena keponakan nya ini cukup penurut "...siapa nama mu?"

"paman tidak tau nama ku?"

"bibi tidak memberitahu ku.."

"umh..sakit, pelan-pelan" ringis yang lebih muda "..namaku giyuu" ujarnya pelan

"giyuu?" entah kenapa sanemi merasa tak asing tapi dia mengabaikannya

"kenapa kau ingin saja di titip kan pada orang asing? apa kau tidak sekolah?"

"sekolah ku libur sebulan tapi bunda meminta ijin pada sekolah agar memberikan ku cuti selama dia pergi ke luar negeri" jawab giyuu polos dan duduk tegap setelah sanemi memberikan obat pada lukanya

"apa itu diijinkan?"

"bunda yang punya sekolah..." katanya polos membuat semua kebingungan sanemi terjawab dengan jelas

"dasar wanita tua itu tidak pernah berubah...sudahlah, pergi lah ke kamar mu dilantai dua paling ujung..paman harus bekerja lagi"

"umnh.."

"Jika kau lapar, ada makanan di kulkas. panaskan saja"

"umnh.."

"paman pergi, jangan keluar rumah sendirian kau tidak tau tempat ini"

setelah nya sanemi pergi dari rumah, harap-harap tidak akan terjadi masalah selagi dia pergi bekerja walaupun dia cukup yakin karena keponakan nya itu yang tampak pendiam dan penurut.



jika sanemi berpikir dia bisa bekerja dengan tenang maka dia salah besar kali ini, karena baru saja dia pergi bekerja 3 jam yang lalu. tetangga nya rengoku meneleponnya

"Yo sanemi, ini rengoku...aku tidak tau harus berbicara apa..tapi dapur mu terbakar dan seorang remaja laki-laki terluka sedikit"

"HAH APA?!!"

Blu• [SaneGiyuu]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang