(4) Slave and Personal Servant

127 14 0
                                    

"KRAAAK! KRAAAK!"

Seekor burung gagak mendadak masuk ke dalam kamar dan hinggap begitu saja dibahuku. Aku percaya tidak percaya dengan mitos burung gagak.

Karena aku sendiri pernah mengalami kejatuhan cicak yang berarti tanda akan ada orang meninggal disekitar kita dan benar saja, besoknya ada pengumuman orang meninggal. Orang yang meninggal itu adalah tetangga belakang rumahku.

"Aneh."

Aku terlonjak kaget mendengar suara berat yang tidak lain adalah suara Dionysus. Keningku mengernyit bingung, apa yang dia maksud aneh? Apakah aku yang aneh? Yah memang banyak yang mengataiku aneh sih dari dulu. Tapi dia juga aneh, maksudku namanya.

Bukankah Dionysus itu adalah nama dewa di mitologi Yunani? Dionysus yang dalam mitologi Yunani itu adalah dewa anggur, kegembiraan, dan pesta. Dewa itu sering dikaitkan dengan kegembiraan, kesenangan, pesta, dan kebebasan.

Dionysus juga dikenal sebagai dewa anggur, keberanian, dan inspirasi artistik. Dia merupakan salah satu dewa Olimpus dalam mitologi Yunani dan sering diidentifikasi dengan kekuatan alam dan siklus musim, khususnya musim semi dan musim gugur yang berhubungan dengan panen anggur.

Dalam kisah-kisah mitologi Yunani, Dionysus sering digambarkan sebagai dewa yang suka berpesta, memimpin pengikutnya dalam prosesi pesta anggur yang disebut "Dionysia." Dia juga sering diasosiasikan dengan ekstasi dan kesenangan yang berlebihan, serta dianggap sebagai pelindung bagi orang-orang yang merayakan kehidupan dengan penuh semangat dan kegembiraan.

Lalu dia sering dianggap sebagai dewa yang memfasilitasi transformasi dan pembebasan, serta mewakili aspek-aspek kehidupan yang tidak dapat dijelaskan dengan kata-kata atau konsep rasional.

"Apa yang kamu pikirkan?"

"Namamu Dionysus, bukankah itu nama dewa dalam mitologi Yunani? Tapi fisikmu bahkan buk--", aku sontak menutup mulutku yang tanpa sadar bicara sendiri. Sial, selalu seperti ini jika aku melihat laki-laki tampan. Aku sangat lupa jika dia pangeran!

Dionysus menatapku acuh tidak acuh. "Black, kemari."ucapnya kemudian yang dibalas seruan dari burung gagak dibahuku. Sepertinya burung gagak ini peliharaannya. Ia menatapku tajam. Kenapa sih? Huhu, aku ingin pulang ke rumah dan duniaku.

"Apa yang kamu berikan pada Black? Kenapa dia terus menempel padamu?!"

"Aku nggak, maksud saya..saya tidak memberikan dia apapun yang mulia pangeran. Burung gagak ini masuk begitu saja dan seperti yang anda lihat, dia berada di atas bahu saya."

Bisa ku dengar dia mendengus. "Mulai sekarang, kamu adalah budak dan pelayan pribadiku. Patuhi segala perintahku atau nyawamu itu akan melayang."ucapnya dingin sambil menatapku tajam.

Gini amat nasibku. Sudah terbawa ke dunia lain karena lubang portal sialan itu, lalu ditangkap dan dijual sebagai budak.

Sekarang aku harus melayani pangeran tampan yang sayangnya menyebalkan ini. Apa dia pangeran buangan? Kalau dia bukan pangeran buangan seharusnya kastil bagian luarnya dirawat kek.

"Baik, yang mulia pangeran. Kalau boleh saya tahu dimana anak laki-laki yang bersama saya tadi?"

"Apa hubunganmu dengannya?!"

"Tidak ada hubungan apapun, saya menganggapnya seperti adik saya sendiri. Terlebih dia yang membantu saya belajar bahasa di dunia ini."

"Kamu mengatakannya seolah kamu dari dunia lain."

"Memang benar, yang mulia pangeran. Ini bukanlah dunia asli saya seharusnya berada."

"Sudahlah. Kamu harus sadar posisimu yang hanya sebagai budak dan pelayan pribadiku. Jangan pernah berdekatan dengan anak itu karena dia adalah adikku."

🔥🔥🔥

"Lihatlah sisi baik dari setiap situasi."

(09 Juli 2024)

The Tyrant's SlaveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang