Hai aku kembali again!!!
Gimana kabar kalian? Semoga baik ya_^
Mulai sekarang aku up seminggu dua kali, yeayyy!!
Happy reading~
****
Pertandingan basket antara SMA Mentari dan School Galaksi akan segera dimulai, seluruh siswi yang ingin menonton pun mulai memenuhi kursi penonton dan juga ada beberapa orang tua mereka.
Kanaya baru saja tiba, napasnya terengah-engah sembari mencari tempat duduk. Kursi begitu penuh karena para murid begitu excited untuk menyaksikan pertandingan ini, nampak para pemain mulai memasuki area lapangan.
Sementara di bawah sana, Gibran sudah siap di posisinya. Ia menatap satu-satu pemain dari School Galaksi, bukan hal yang tidak mungkin kalau dia tidak mengenali pemain dari School Galaksi karena mereka semua pernah satu tim dengan Gibran saat masih sekolah di School Galaksi.
"Cih, jadi lo pindah ke SMA yang nggak ada apa-apanya, Bran?"
"Gue yakin lo nggak akan menang Bran, ini School Galaksi yang lo lawan."
Sementara Gibran terkekeh mendengar penuturan siswa itu. "Lo lupa? Gue itu selalu banyak cetak skor!!"
Siswa itu terkekeh ringan. "Kita buktikan sekarang!"
Pertandingan kini di mulai, dengan gesit School Galaksi mulai mengambil alih bola basket itu untuk dimasukkan ke ring SMA Mentari, tetapi dengan cepat Gibran mengambilnya dan mulai berjalan ke arah ring School Galaksi dan memasukkan bola itu ke ring dengan sangat mudahnya.
Suara sorak-sorai penonton mulai terdengar saat lagi-lagi SMA Mentari terus mencetak skor, pertandingan basket berakhir begitu cepat saat SMA Mentari mencetak skor 5 sementara School Galaksi hanya mendapat 3 skor saja.
Tim basket SMA Mentari pun mulai menggendong tubuh Gibran karena memang nyatanya laki-laki itulah yang membuat SMA Mentari menjadi menang, bukan bermaksud sombong tetapi itu memang kenyataannya.
"Udah woy turunin gue, gue mau nyamperin seseorang!" pinta Gibran saat melihat Kanaya tidak ada di kursi penonton.
****
Di lain tempat terdapat Kanaya yang berjalan di koridor dengan tangan yang menggenggam botol mineral dingin, ia hendak memberikannya kepada Gibran.
Tadi ia keluar saat pertandingan masih berlanjut dan mungkin saja Kanaya tidak tau siapa pemenang dari permainan ini.
Saat sampai di pertigaan koridor, Kanaya melihat Gibran yang tengah berhenti dihadapan seorang siswi dari School Galaksi, nampak siswi itu mencium pipi Gibran sebentar.
Melihat itu, entah kenapa ada rasa aneh yang Kanaya rasakan, genggaman pada botol air mineral seketika mengencang kala melihat interaksi keduanya yang terlihat begitu dekat sekali. Dengan langkah lebar, Kanaya berbalik badan dan pergi dari sana.
Sementara di tempatnya, Gibran melihat kepergian perempuan itu, dengan segera ia menghempaskan tangan siswi dari School Galaksi dengan kasar.
"Bisa nggak sih lo itu nggak usah bersikap lebih ke gue?!" tanya Gibran kesal.
"Nggak bisa! Lo kok gitu sih, Bran?"
Gibran merotasikan kedua bola matanya. "mau lo apa sih? Ganggu orang aja kerjaannya, sifat lo itu yang bikin gue jengkel, tau nggak?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kanaya dan Kehidupannya
Teen Fiction[ FOLLOW DULU SEBELUM BACA ] Sederhana, ini hanya kisah seorang gadis remaja yang harus melewati masa-masa sulitnya dengan sendirian, ditemani dengan kesepian dan kesunyian. Hingga suatu hari datanglah sosok laki-laki yang merupakan anak pindahan da...