Kanaya baru saja tiba di kelas dan ia langsung disambut lambaian tangan oleh Gibran, tumben sekali ia sudah datang, laki-laki itu jadi datang getap sekarang.
"Eh, gue denger-denger kelas kita bakal kedatangan murid baru," bisik salah satu siswi yang terdengar sampai telinga Kanaya dan Gibran.
"Hah? Ya kah? Wah keren itu, tapi tumben banget ya ada murid baru," sahut siswi lainnya.
"Lah, malah bagus pe'a, kelas kita makin rame! Semoga aja cewek, bisa diajak ngerumpi bareng," kata salah satu siswi kelas mereka.
Tidak lama guru wali kelas datang.
"Baik semuanya, kalian pasti sudah mendengar kabar kan?"
"Jadi bener ada murid baru Bu?" tanya siswi.
"Ya, nggak usah basa-basi lagi lah ya."
"Ya Bu, udah cepet suruh masuk aja," ucap salah siswi yang sudah tidak sabar.
"Oke, silahkan masuk kamu," ucap guru wali kelas, kemudian munculah sosok siswi yang merupakan teman baru mereka.
Kanaya dan Gibran seketika membulatkan matanya kala melihat murid baru yang akan menjadi teman baru mereka, keduanya sungguh tidak percaya dengan itu, bagaimana bisa?
"Halo, nama gue Bella Kristia Imanuel, panggil aja Bella."
"Woah anjir, cakep banget lah," kata murid laki-laki yang begitu terpana akan visual dari Bella.
"Baik Bella, kamu mau duduk di mana?" tanya guru wali kelas.
Bella mengerlingkan matanya dan seketika ia menangkap bangku yang tengah ditempati oleh dua sejoli yang sedang menatapnya dengan tatapan tidak percaya.
"Saya mau duduk dengan laki-laki itu," tunjuk Bella yang mengarah pada Gibran.
Guru wali kelas nampak bingung. "Tapi sudah ada Kanaya di sana, Bella."
"Saya mau di sana ya di sana! Jangan membantah saya atau nanti saya laporkan!"
"A-ah, baiklah. Kanaya kamu pindah ke meja yang kosong di sana ya," ujar guru wali kelas sembari menunjuk bangku yang dimaksud.
Sejujurnya Kanaya tidak mau, tapi yang ia hadapi sekarang adalah Bella, gadis yang begitu kekeuh untuk dituruti apa yang dia mau, jadi mau tidak mau ia harus mengalah dan berpindah tempat.
"Kanaya sudah pindah, kamu bisa ke bangku kamu, Bella."
****
Bel jam istirahat sudah berbunyi, lantas semua murid mulai keluar dari dalam kelas untuk menyerbu kantin, tetapi tidak bagi Kanaya, ia masih setia duduk di bangkunya.
"Ayo Gibran ajak gue muter-muter, setelah itu kita ke kantin, gue udah laper nih, tenang aja gue bayarin kok!"
Sedari tadi, Bella terus bergelayut manja dengan Gibran, walaupun sebenarnya laki-laki itu sangat terganggu dengan tingkahnya.
"Bisa diem nggak?!" sentak Gibran yang merasa emosi.
"Gibran, lo kok gitu?" tanya Bella yang terlihat begitu kecewa dengan reaksi Gibran.
"Lo bikin gue kesel tau nggak?!" Laki-laki itu lalu menghampiri kursi Kanaya dan duduk di sebelahnya, tidak mau ketinggalan, Bella pun mengikutinya juga. "Mau lo apa sih?!"
"Ajak gue keliling, Gibran, lo jangan ketus-ketus kenapa sih ke gue," ucap Bella.
"Nggak liat lo, gue lagi apa?"
"Kan bisa pulangnya nanti."
"Gue sibuk, lo cari aja temen terus minta ajak keliling sekolah sana!"
Bella lalu mengerutkan keningnya saat Gibran menggandeng Kanaya untuk berdiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kanaya dan Kehidupannya
Fiksi Remaja[ FOLLOW DULU SEBELUM BACA ] Sederhana, ini hanya kisah seorang gadis remaja yang harus melewati masa-masa sulitnya dengan sendirian, ditemani dengan kesepian dan kesunyian. Hingga suatu hari datanglah sosok laki-laki yang merupakan anak pindahan da...